Oleh : Reni Asmara
(Pemerhati Generasi)
Muslimahtimes – Untuk memperbaiki roda perekonomian yang lumpuh selama pandemi, pemerintah mengeluarkan kebijakan new normal life. Masyarakat dapat kembali beraktivitas. Mulai dari bekerja, berbelanja, berwisata dsb, bahkan wacananya mulai bersekolah. Berhubung kondisi virus masih tersebar luas, penularannya mudah dan cepat sementara belum ditemukan vaksin, maka pada masa adaptasi dan pelaksanaan new normal life harus sesuai protokol kesehatan. Memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan tidak boleh berkerumun.
Pelanggaran terhadap protokol kesehatan di masa adaptasi masih sering dijumpai. Masih banyak warga yang tidak memakai masker dan berkerumun. Terutama dari kalangan generasi milenial. Dilansir dari hasil survey BPS generasi milenial yang berusia dikisaran 10 hingga 22 tahun paling sulit mengikuti protokol kesehatan pencegahan covid-19 dengan benar. Hal ini diduga karena tingkat kekhawatiran mereka terhadap dampak pandemi lebih rendah dibanding generasi yang lebih tua.
Masa adaptasi new normal life lebih mengedepankan edukasi, persuasif dan simpatik. Karena itu Satpol PP Kabupaten Sumedang akan memberikan sanksi push up bagi generasi milenial pelanggar protokol kesehatan sebagai efek jera (Detiknews.com, 11/6/2020).
Untuk membangun kesadaran generasi milenial akan kebersihan dan kesehatannya agar mematuhi protokol kesehatan saat pandemi.
Push up merupakan aktivitas olah raga yang menyenangkan dan mudah dilakukan. Sering dijadikan sanksi bagi generasi milenial ketika mereka melanggar tata tertib sekolah. Namun, mereka fun melakukannya. Sedikitpun tak membuat mereka jera. Jadi, sanksi push up tidak efektif diterapkan di masa pandemi dengan tujuan untuk membangun kesadaran akan kebersihan dan kesehatan generasi milenial. Berhubung masih mengganasnya virus di luar sana.
Kesadaran akan kebersihan dan kesehatan adalah sesuatu yang dibentuk oleh sistem. Faktanya, sistem yang diterapkan sekarang telah membentuk mayoritas masyarakat tak peduli akan kebersihan dan kesehatan. Data riset Kementerian kesehatan menyatakan hanya 20 persen dari total masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Berarti dari 262 juta jiwa hanya 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan.
Kesadaran generasi milenial akan kebersihan dan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, fasilitas dan akses sanitasi yang memadai. Jamban dan fasilitas sanitasi lain sesuai standard kesehatan serta tersedianya air bersih.
Kedua, perilaku dan kebiasaan masyarakat terkait kebersihan, seperti : membuang sampah pada tempatnya hingga rajin mencuci tangan yang diajarkan sejak kecil di lingkungan keluarga dan sekolah.
Ketiga, budaya masyarakat yang melibatkan pemangku kebijakan pemegang regulasi, akademisi pelaksana hingga masyarakat itu sendiri.
Islam adalah pelopor negara dan masyarakat yang hidup bersih dan sehat.
Hanya Islam yang mampu mewujudkan ketiga faktor yang membangun kesadaran generasi milenial secara sinergis. Dikutip dari kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al Ghazali, Aisyah ra menyebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Bersucilah kalian, karena Islam itu bersih.”
Pada tataran individu Islam mengajarkan thaharah (bersuci membersihkan diri). Islam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan.
Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS Al-Baqarah : 222).
Rasulullah Saw menganjurkan para sahabat dan umatnya untuk bersuci. Seperti mencuci tangan saat wudhu, sebelum makan, sesudah makan hingga sesudah bangun tidur dan kapanpun saat ragu apakah ada najis yang menempel ditangan. Menjaga kebersihan mulut dengan bersiwak atau menggosok gigi, dan mandi yang merupakan cara efektif membersihkan diri. Nabi bersabda :”Barang siapa bersuci dirumahnya, kemudian berjalan kesalah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim).
Kebersihan akan meningkatkan keimanan. Rasulullah Saw bersabda :” Kesucian itu separuh dari iman.” (HR. Tirmidzi).
Yang akan berkorelasi dengan kesehatan. Sedungguhnya Allah menyukai orang yang sehat (kuat). Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda : “ “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah Swt daripada yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan.”
Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah kepada Allah dalam segala urusanmu, dan janganlah sekali-kali engkau merasa lemah.
Di masyarakat, dibangun budaya amar ma’ruf ketika melihat orang yang mengotori, buang sampah sembarangan dan merusak lingkungan. Allah berfirman :” Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Imran : 104).
Maka dalam Islam, sejak dini di keluarga maupun di sekolah diajarkan tentang menjaga kebersihan. Karena merupakan perbuatan yang ma’ruf. Ketika ada yang tidak menjaganya, diajarkan harus berani beramar ma’ruf. Supaya tidak menyebabkan dharar bagi pelaku dan masyarakat lainnya.
Dalam tataran negara, pemerintah harus memberikan jaminan pelayanan dan fasilitas kesehatan. Seorang pemimpin yang mengelola negara harus mejamin fasilitas dan akses sanitasi, air bersih, jamban, pengelolaan sampah dsb. Harus amanah dalam meriayah umat karena akan dimintai tanggung jawabnya. Rasulullah Saw bersabda : “Setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR.Bukhari Muslim).
Ketaatan terhadap perintah Allah Swt dan Rasulullah Saw merupakan implementasi dari sistem Islam. Yang mampu membangun dan menjaga kesadaran akan kebersihan dan kesehatan terutama bagi generasi milenial. Generasi milenial yang paham Islam tentu akan menjadi pelopor untuk menjaga kesehatan, taat protokol kesehatan. Karena itu semua merupakan bagian dari syariat (hukum thaharah mencegah dharar bagi diri sendiri dan orang lain).
Perubahan sistem secara sistemik sangat diperlukan. Karena sistem yang selama ini dianut tidak mampu membangun dan menjaga kesadaran akan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Hanya sistem Islam satu-satunya yang mampu membangun negara berlandaskan riayah dalam berbagai bidang. Fokus mengurus urusan umat. Termasuk membangun dan menjaga kesadaran akan kebersihan masyarakat terutama generasi milenial. Dengan menegakan dan menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah. Wallahu’alam.