Oleh: Dina Wachid
#MuslimahTimes — Tak bisa dipungkiri bahwa diskursus tentang khilafah kini makin menggema. Hadirnya film Jejak Khilafah beberapa waktu lalu memberi efek yang cukup dahsyat. Pro kontra terjadi di tengah masyarakat terkait ada tidaknya hubungan nusantara dengan kekhilafahan.
Mereka yang benci dengan khilafah dan kebetulan tengah berkuasa, melakukan berbagai upaya untuk menghadang laju kebangkitan khilafah. Para pembenci khilafah berusaha untuk mengaburkan fakta sejarah dan menghentikan pembicaraan tentang khilafah di tengah masyarakat.
Mereka mencoba menggencarkan kembali isu bahwa khilafah sebagai paham terlarang di Indonesia. Termasuk juga menyeret HTI, yang katanya sudah dibubarkan (menurut versi mereka) sebagai organisasi terlarang karena menyebarkan khilafah di negeri ini.
Upaya persekusi dan kriminalisasi khilafah dan para pejuangnya semakin menjadi. Begitu resah dan takutnya mereka melihat wacana khilafah yang makin terbuka.
Pelaporan ustadz Ismail Yusanto sebagai jubir HTI, oleh mereka yang gerah terhadap dakwah khilafah dengan tuduhan yang absurd, makin memperlihatkan wajah buruk mereka. Ini menunjukkan ketakutan dan kekalahan intelektual mereka dalam menghadapi dakwah khilafah. Tak mampu berargumen dengan kuat, akhirnya menggunakan kekuasaan untuk membungkam khilafah dan para pengembannya.
Begitulah, bagi para hatterskhilafah, apapun yang berkaitan dengan khilafah akan dibenci dan diserang. Hatters gonna hate. Ketakutan dan kebencian mereka mengalahkan akal sehat dan mematikan logika. Sehingga apapun kebaikan yang disampaikan tentang khilafah, sama sekali tak dipedulikan.
Khilafah Makin Menggema
Tak bisa dipungkiri bahwa gaung khilafah makin membahana dari waktu ke waktu. Meski sejarahnya berusaha dikubur dan ditutup sedemikian rupa, namun itu hanyalah sia-sia. Justru makin disembunyikan, makin nampak jejaknya. Semakin khilafah dicitrakan buruk, semakin mengundang penasaran orang untuk mencari tahu. Semakin sering pula diskursus tentang khilafah mengemuka di berbagai media dan ruang diskusi publik.
Hadirnya film jejak khilafah, persekusi dan kriminalisasi khilafah dan para pejuangnya, semakin membuat dakwah khilafah terangkat ke permukaan. Upaya para hattersuntuk memadamkan api dakwah khilafah justru berbalik menyerang mereka sendiri. Menampakkan wajah buruk mereka, sedangkan khilafah malah makin popular dan banyak pendukungnya.
Wacana tentang khilafah kini benar-benar makin intens. Jika dulu khilafah sangatlah asing di tengah masyarakat. Sekarang hampir setiap sudut rumah membahasnya. Meski tak semua setuju dengannya, namun itu hanyalah soal waktu. Selama hati mau terbuka dan fikiran mampu dijernihkan, maka tak akan ada penolakan terhadap khilafah.
Mereka yang saat ini masih menolak khilafah bisa jadi dikarenakan belum kenal dan belum paham. Dengan diskusi yang terus-menerus dan pemberian pemahaman yang benar tentang khilafah, niscaya khilafah akan bisa diterima dengan lapang dada. Kecuali jika manusia itu memang senang dengan kehidupan yang bebas tanpa aturan Allah dan hatinya telah tertutup, maka sulit kebenaran itu akan masuk.
Berbagai penghadangan dan tantangan dakwah khilafah, apapun bentuknya, merupakan bagian dari proses yang harus dilalui dalam perjuangan menegakkan khilafah kembali. Proses ini merupakan penempaan yang akan menguatkan dakwah Islam beserta para pengembannya. Ke depan, semua itu akan semakin keras lagi seiring menguatnya dakwah khilafah dari waktu ke waktu.
Dengan terus bergulirnya wacana syariah dan khilafah di tengah umat akan memungkinkan terjadinya pergesekan, bahkan pertarungan pemikiran antara Islam dengan yang lainnya. Umat akan mengikutinya, melihat dan belajar memilah mana yang benar-benar dari Islam dengan dipandu oleh para pengembannya. Umat akan semakin cerdas dalam melihat fakta.
Proses pengkristalan pemikiran Islam yang hakiki akan terjadi dalam diri umat. Pemisahan antara yang haq dan yang bathil akan terjadi. Hingga akhirnya pertarungan pemikiran itu akan dimenangkan oleh Islam karena pemikiran selain Islam adalah lemah, cacat dan rusak. Umat akan terbersihkan dari segala pemikiran yang kotor yang tak sesuai dengan Islam.
Dengan pemikiran yang terjernihkan oleh Islam, umat akan menyatu. Mereka merasa memiliki pemikiran, perasaan dan aturan yang satu, yaitu Islam. Sampai kemudian, umat memiliki satu visi perjuangan yang sama dan memilih Islam sebagai jalan menuju kebangkitan. Berjuang bersama-sama menegakkan kembali khilafah yang telah dijanjikan oleh ALLAH SWT dan menjadi kabar gembira dari Rasulullah SAW.
Masa Depan Bersama Khilafah
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796)).
Apa yang dijanjikan oleh Allah itu pasti terjadi. Tidak ada keraguan sama sekali. Pertama, karena kembalinya Khilafah telah dinyatakan oleh wahyu, baik al-Quran maupun as-Sunnah.
Kedua, Khilafah adalah fakta sejarah dan peradaban umat Islam yang agung. Umat Islam pernah mempunyai sejarah dengan Khilafah yang terbentang lama. Sejarah Khilafah yang agung ini terukir dengan tintas emas, maka mengulang sejarah agung yang pernah ada, bukanlah hal yang mustahil.
Ketiga, adanya umat Islam dengan akidah Islamnya, merupakan umat terbaik. Dengan menyadari ini, tentu umat akan berjuang bersama-sama untuk menegakkan kembali khilafah yang menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik dengan menerapkan hukum-hukum Allah.
Keempat, adanya kelompok Islam yang serius memperjuangkan Khilafah. Kelompok ini telah berhasil mendiagnosa problematika umat Islam, memahaminya dan memiliki solusi yang dibutuhkan. Kemudian bersungguh-sungguh mendidik dan menyiapkan mereka untuk menjadi umat terbaik.
Kelima, adanya berbagai krisis yang ditimbulkan oleh ideologi dan sistem kufur terhadap kehidupan mereka di seluruh dunia, berhasil membangunkan dan menyadarkan umat. Ini yang kemudian mendorong untuk berupaya mencari jalan keluar terbaik atas semua permasalahan kehidupan.
Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam yang wajib untuk diterapkan. Ia tak cukup hanya diajarkan, tetapi juga wajib ditegakkan. Karena tanpa adanya khilafah, sulit, bahkan mustahil hukum-hukum Allah bisa diterapkan secara totalitas.
Khilafah sebagai sebuah institusi negara bertugas menegakkan aturan Allah dalam kehidupan. Seluruh lini kehidupan hanya diatur sesuai tuntunan syariah. Mulai dari ranah pribadi hingga urusan publik, semua dijalankan menurut hukum Allah semata. Dengan begitu, maka kehidupan manusia menjadi tertata.
Kegemilangan peradaban khilafah di masa lampau selama 1300 tahun bukanlah cerita khayalan. Ia juga bukan dongeng atau isapan jempol, melainkan fakta yang benar terjadi. Sejarah panjang keagungan peradaban Islam dengan khilafahnya tercatat begitu indahnya. Kemajuan peradabannya mampu menyinari seluruh dunia. Bukan hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi juga diakui oleh mereka yang non muslim.
Paul Kennedy, seorang sejarawan Inggris, menulis, ”Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, Dunia Islam telah jauh melampaui Eropa dalam bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya demikian luas, rakyatnya terpelajar, perairannya sangat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universitas-universitas dan perpustakaan yang lengkap dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi, pengobatan dan aspek-aspek lain dari sains dan industri, kaum Muslim selalu berada di depan.”(Paul Kennedy; The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000 )
Jejak sejarah kegemilangan Islam tak bisa dan tak mungkin untuk ditutupi, apalagi dihapuskan. Jejaknya terlampau besar untuk coba disembunyikan. Di sisi lain, akan selalu ada orang-orang yang bekerja untuk membuka kembali jejak sejarah itu. Karena kebenaran akan selalu menemukan jalannya.
Memperjuangkan tegaknya kembali khilafah bukan sekedar romantisme sejarah ataupun utopis, melainkan demi menyambut dan memenuhi janji Allah dan kabar gembira Rasulullah. Menepati sebuah kewajiban agung yang akan membawa kehidupan penuh berkah.
Maka yakinlah, kembalinya Khilafah hanyalah soal waktu. Khilafah pasti tegak kembali. Kita bergabung dalam perjuangan penegakkannya ataukah tidak, ia tetap akan berdiri. Sekarang tinggal kita mau memilih yang mana, menjadi pejuang, penonton atau penentang yang berakhir jadi pecundang?
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, sedangkan dia diajak kepada agama Islam ? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Mereka ingin hendak memadamkan cahaya(agama) Allah dengan mulut(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci. (QS Ash-Shaff : 78-9).
Menghadang dan menentang dakwah khilafah akan berhadapan langsung dengan sang pemilik ajaran mulia, yaitu Allah SWT. Semua upaya itu hanya akan mendatangkan kesia-sian dan kehancuran bagi mereka yang berani melakukannya.
Menghalangi bangkitnya khilafah adalah seperti mencegah datangnya musim semi. Tak ada sesiapapun yang mampu menghentikan berjalannya waktu. Cepat atau lambat, saat itu pasti akan tiba. Esok adalah pasti, bersama dengan tegaknya kembali khilafah.
Wallahu ‘alam bish-shawab.
*******