Oleh. Rut Sri Wahyuningsih
(Institut Literasi dan Peradaban)
Muslimahtimes – Kaum kafir benar-benar serius menyerang dan melecehkan kaum Muslim, agama, simbol dan ajarannya. Hanya kaum Muslim, bukan agama lain. Di Indonesia kegaduhan masih belum berhenti dari Good Looking VS Got Looking, merembet meme cari menantu atau suami yang Good Looking dari mak-mak shalihah. Sementara itu, di luar negeri, puluhan ribu orang di seluruh Pakistan melakukan aksi protes mengecam pencetakan ulang kartun Nabi Muhammad oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo.
Charlie Hebdo melakukannya untuk menandai dimulainya persidangan terhadap para tersangka serangan di kantor majalah itu pada Januari 2015. Yang menewaskan 12 orang, “Kami tidak akan pernah tengkurap. Kami tidak akan pernah menyerah,” tulis editor Charlie Hebdo, Riss Sourisseau (Gelora.co, 5/9/2020).
Kartunis Charlie Hebdo pun membela langkah tersebut, mengatakan bahwa “kami didukung, bahwa kebebasan berekspresi, sekularisme, dan hak penistaan bukanlah nilai-nilai usang, dan bahwa mereka didukung oleh publik Prancis yang memilih untuk membeli masalah tersebut,” ujar nama pena ‘Juin’ kepada AFP. Indonesia, Iran, Turki dan Pakistan. (liputan6.com, 6/9/2020)
Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, mengatakan Pakistan percaya pada kebebasan berekspresi tetapi kebebasan semacam itu tidak berarti izin menyinggung sentimen agama. Menurutnya, pemerintah Perancis seperti menjadikan pelecehan ini ritual tahunan.
Aksi protes itu digagas oleh partai Islam garis keras Pakistan, Tehreek-e-Laibak Pakistan (TLP) dan tak hanya terjadi di Karachi, kota terbesar di negara itu, aksi serupa juga berlangsung di Rawalpindi, Peshawar, Lahore dan Dera Ismail Khan.
Para demonstran membawa poster yang bertuliskan kecaman terhadap pembuatan ulang kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo serta meneriakkan “Matilah Prancis”. Bahkan terdapat tulisan di salah satu poster mereka,”Pemenggalan adalah hukuman bagi para penghujat,”
“Pencetakan ulang kartun (Nabi Muhammad) sama dengan terorisme besar, mereka mengulangi tindakan penistaan seperti itu terhadap Nabi Muhammad setiap beberapa tahun. Ini harus dihentikan,” kata Ruzni Hussani, pemipin TLP di Karachi dikutip dari Reuters, Sabtu (5/9/2020).
Charlie Hebdo bukan Charlie Chaplin (1889-1977) tokoh film pantomim hitam putih, yang tenar di eranya dengan gerakan pantomim. Ia sengaja memoles wajahnya agar tampak konyol, untuk sebuah pertunjukkan. Sedangkan. Charlie Hebdo adalah corong suara demokratis penyanjung kebebasan.
Namun, kebebasan itu hanya bagi yang percaya bahwa ada kewajiban menjamin kebebasan bagi manusia untuk menghambat keserakahan agama mengatur seluruh lini kehidupan masyarakat. Maka orang-orang yang sudah rusak akal ini semakin arogan menentang siapapun yang mengatasnamakan agama, Islam lah sasarannya, sebab agama lain sama sekali tak memiliki peraturan yang sempurna untuk mengatur hidup mereka. Sehingga tak terlalu menimbulkan pergesekan.
Dan selama kaum Muslim tak memiliki junnah, pelecehan ini akan terus berulang. Sebab begitulah watak dari sistem demokrasi, sangat diskriminatif. Terutama kebenciannya terhadap Islam begitu hebat. Hingga tak menyentuh nurani para pemimpin Islam di dunia.
Kaum Muslim bak buih di lautan, meskipun sejumlah negara dan organisasi dunia mengecam tindakan Charlie Hebdo, namun tak kuasa menyelesaikan permasalahan tersebut secara tuntas. Tidak ada perlawanan yang muncul dari negara. Maka, menjadi urgensitas bagi seluruh kaum Muslimin untuk mengembalikan junnah itu agar kaum yang semena-mena itu tahu siapa penguasa sebenarnya.
Sebagaimana yang Rasulullah ucapkan setelah berhasil secara damai Fathuh Mekkah: “Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah. Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?”
Mereka pun menjawab, “Saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.” Beliau bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: “Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!” (as-Sirah an-Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam, 5/74).
Rasulullah Saw memaafkan banyak orang yang telah menyakiti beliau, kecuali 9 orang tokoh mereka. Beliau memerintahkan agar kesembilan orang tersebut dihukum mati apabila ditemukan, walaupun mereka berlindung di balik tirai Ka’bah. Kebatilan akan mendapatkan balasannya berikut kebaikan, hanya jika Islam diterapkan secara sempurna. Wallahu a’ lam bish showab.