Oleh : Nayla Shofy Arina (Mahasiswi)
#MuslimahTimes — Ditengah kondisi wabah pandemi Covid-19 mengancam kehidupan masyarakat yang tak menentu kapan usainya, kini ancaman teror fisik pun kembali mengincar umat Islam dan para tokoh agama. Minggu, 13 September 2020 beredar video di sosial media bahwa Syekh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal saat mengisi acara wisuda Tahfidz sekaligus acara Tahun baru Muharram di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Ahad (13/9/2020) sore.
Dalam unggahan video amatir tersebut nampak pelaku penusukan melakukan aksi brutalnya langsung menyerang Syekh Ali Jaber menggunakan pisau hingga menancap dibagian lengan. Dengan sigap jamaah pun menangkap pelaku. Aksi tersebut tentu menuai kecaman tegas dari kalangan masyarakat yang menyaksikan langsung maupun dari kalangan pengguna media sosial. Terlebih lagi ketika saat penangkapan, pelaku dikatakan orang yang gila, hal itu yang membuat masyarakat yang menyaksikan geram atas dugaan tak masuk akal tersebut.
           Pasalnya, jika kembali menelusuri berbagai peristiwa yang hampir sama dengan kejadian demikian, adalah kasus sekitar dua bulan lalu sebelum penusukan terhadap Syekh Ali Jaber, penyerangan juga terjadi di Pekanbaru, Riau. Korbannya adalah Imam Masjid Al-Falah Darul Muttaqin, Ustadz Yazid. Ia ditusuk oleh jamaahnya menggunakan pisau saat memimpin doa usai shalat Isya berjamaah, Kamis (23/7/2020) malam. Pelaku berinisial IM merupakan salah seorang warga yang sering di rukyah oleh Ustadz Yazid. Pelaku menikam korban sebanyak dua kali dengan pisau, beruntung Ustadz Yazid selamat dari insiden tersebut. Jamaah melihat aksi penikaman tersebut langsung mengejar pelaku Saat diringkus pihak kepolisian, pelaku diduga merupakan orang gila sebab sering diruqyah. (Suarajatim.id, Rabu, 16 September 2020)
           Tidak sampai disitu, sederet kasus yang semacam ini sebelumnya telah terjadi, ditahun 2018 silam kejahatan dengan motif percobaan pembunuhan, penyerangan, pengroyokan, dan teror terhadap para tokoh agama mulai makin marak. Pelakunya sama, orang di beri label hilang akal alias orang gila.
           Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD angkat bicara terkait penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber. ‘’Pemerintah menjamin kebebasan ulama untuk terus berdakwah amar makruf nahi munkar. Dan saya menginstruksikan agar semua aparat menjamin keamanan kepada para ulama yang berdakwah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan di era Covid-19,’’katanya. (Viva.co.id, Minggu 13 September 2020)
           Namun faktanya, dari beberapa kejadian ini cukup menjadi bukti bahwa negara saat ini yang menerapkan sistem kapitalisme sekuler menggaungkan kebebasan, tidak adanya kepastian jaminan keselamatan dan perlindungan sebagai buah dari pemisahan agama dari kehidupan. Sehingga kasus yang demikian dapat diidentifikasi motif dibalik kejahatan terhadap tokoh agama, pelaku dapat bersembunyi dan terbebas dari hukum karena adanya dugaan mengalami gangguan jiwa. Pada akhirnya kasus semacam ini akan pudar dan hilang tanpa penyelesaian yang pasti.
Ulama Pewaris Nabi
           Dalam Islam, para ulama sangatlah dihormati sebab kedudukannya lebih istimewa dibandingkan manusia lainnya. Ulama adalah wali Allah yang sangat dimuliakan, kemurnian ilmu agama-Nya terjaga olehnya. Tugas yang mereka emban untuk kemaslahatan umat Islam.
           Abu Muslim Al-Khaulani rahimahullah mengatakan : ‘’Ulama di muka bumi ini bagaikan bintang-bintang di langit. Apabila muncul, manusia akan diterangi jalannya dan bila gelap manusia akan mengalami kebingungan.’’ (Tadzkiratus Sami’).
Maka sangat disayangkan, kejadian yang sangat menyayat hati umat Islam ketika para pewaris Nabi diperlakukan layaknya musuh. Bahkan tidak sedikit umat yang mulai menjauhi ulama untuk meminta fatwa, solusi dari hukum syariat ketika menghadapi suatu problem, dan faktanya kini umat lebih tertarik pada solusi yang ditawarkan sistem lemah buatan manusia.
Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah. pernah menyampaikan bahwa salah satu kejadian yang kelak akan terjadi pada umat Islam, terkait dengan kondisi dimana umat berusaha menjauh dan menghindarkan diri dari ulama. Beliau bersabda: Akan datang suatu masa akan menimpa umatku, mereka lari dari ulama dan ahli fiqih, maka Allah akan menurunkan 3 macam bencana kepada mereka: Pertama, Allah akan mengangkat berkah dari apa yang diusahakan.
Hasil usaha yang tidak mendapat berkah dari Allah, kedua ialah Allah akan memberikan para penguasa yang dzolim. Yang terakhir yaitu meraka keluar dari dunia (mati) dalam keadaan tidak membawa iman, dengan kata lain Su’ul khotimah. Sehingga segala amal yang mereka lakukan di dunia menjadi sia-sia. Hal inilah yang paling menakutkan.
Islam Menjamin Perlindungan
           Ancaman teror fisik, penghinaan, pelecehan dan berbagai kasus kriminalisasi yang terus menerpa umat Islam adalah sebuah keniscayaan apabila umat belum benar-benar sadar bahwa sistem yang diterapkan saat ini nyatanya membuahkan permasalahan tumpang tindih yang tak ada kejelasan titik terang dari sekian banyaknya problematika. Terlebih ketika umat mulai mencampakkan hukum-hukum Islam dan lebih memihak pada sistem kufur untuk mengontrol kehidupan.
           Sejatinya, bukan cerita ilusi bahwa Islam yang pernah berjaya pada masanya terbukti menjaga kehormatan, jiwa raga tiap individu muslim maupun non muslim, khususnya pada ulama-ulama. Ulama akan dijamin oleh negara memperoleh keamanan, perlindungan, dihormati dan dimuliakan . Namun, semua itu hanya dapat dilaksanakan oleh institusi yang menerapkan syariah dalam sistem pemerintahan Khilafah. Sebab dalam negara sistem khilafah memahami peran ulama sangatlah penting untuk menjaga keutuhan negara demi kemaslahatan umat.
           Maka dari itu, tindakan untuk menkriminalisasi ulama adalah kesalahan yang fatal, sebab ulama ada dalam penjagaan Allah karena kemuliaannya disisi Allah Ta’ala.
Mengenai ancaman keras kepada siapa pun yang memusuhi mereka, itu disebutkan dalam hadits Qudsi Rasulullah saw bersabda : Bahwa Allah Swt berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku umumkan perang kepadanya.” (HR al-Bukhari).
          Â