Oleh. Tari Ummu Hamzah
MuslimahTimes– Kalau ngomongin soal hallyu emang ngga ada habisnya, Sob. Bikin yang lagi bete jadi up lagi. Yang lagi sedih jadi ceria. Yang banyak hutang jadi lupa tuh hutangnya. Ups! Jangan ya Sob, hutang kudu dibayar. Intinya mah kalau ngomongin k-pop atau k-drama, bawaanya pada semangat empat lima. Why? Karena wajah-wajah artis dan penyanyinya bikin klepek-klepek. Suara penyanyinya bagus. Musiknya bagus. Setting dramanya bagus. Bajunya cantik. Apa lagi ya? Pokoknya segudang hal-hal yang cakep-cakep deh ditampilin k-pop sama k-drama. Jangankan para remaja, emak-emak yang kerjanya liat sinetron sama nguplek dapur aja, putar haluan jadi marathon drama Korea. Pada ngga kuat menahan viralnya drama-drama Korea. Alias susah Sob buat nahan diri buat ngga ngikutin drakor sama k-pop.
Wapres aja juga ikutan komentar soal k-pop sama k-drama. Kata beliau k-pop dan k-drama bisa jadi panutan buat ajang kreasi dah inspirasi. Padahal gelombang hallyu ini adalah infansi budaya asing. Nah loh apaan tuh infansi budaya. Dah cari aja sob di google!
Aku terusin ya. Nah kalau budaya asing udah mendominasi kehidupan sosial sebuah masyarakat atau bangsa, efeknya bisa menimbulkan perubahan tatanan sosial. Padahal masyarakat kita ini adalah mayoritas beragama Islam. Kalau masyarakat muslim terpengaruh sama budaya asing efeknya bisa mengikis kepribadian Muslim.
Padahal Sob, menjadi seorang Muslim tuh punya kepribadian yang khas. Yang ngga jauh-jauh dari Al-Quran dan As-Sunnah. Ditambah lagi teladannya adalah Rasulullah dan para sahabat. Orang-orang yang dijamin masuk surgaNya Allah. Lah kalau artis dan penyayi Korea apa bener mereka patut dijadikan teladan? Ngga ada yang jamin mereka masuk syurga lo…
So kenapa kita ngga jadikan Islam sebagai inspirasi kita? Emangnya ada ya kak, orang-orang yang berhasil menjadikan Rasulullah dan para sahabat sebagai teladan? Sampai mereka punya karya gitu?
Ada donk Sob. Ribuan malah! Nah ngomongin soal karya, karya-karya para ilmuwan muslim itu banyak terinspirasi dari Al-Quran. Sebut saja para astronom muslim. Karya-karya mereka itu adalah buah inspirasi dari Al-Quran. Al-Qur’an bukan hanya sebagai kitab suci yang isinya berupa larangan halal dan haram sob, tapi juga banyak ayat-ayat tentang betapa mana esa-nya Allah dalam menciptakan alam semesta, planet, bintang, bukan, langit dsb.
Inilah yang menjadikan astronom Muslim untuk mengamati benda-benda langit. Selain itu penentuan waktu sholat, arah kiblat, hilal, jumlah hari dalam satu tahun, bukan hasil dari ilmu kira-kira, tapi ada perhitungan lewat ilmu astronomi. Pada era kegemilangan Islam, ilmu astronmi sangat maju di jamannya. Bahkan mampu mengkoreksi kesalahan yang dilakukan oleh ilmuwan dari bangsa Yunani yang terkenal juga dengan tokoh astronomnya. Saat Islam berjaya, para khalifah memerintahkan para astronom dan ilmuwan lainnya untuk menggali isi alquran. Ini bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin dalam memecahkan permasalahan seputar astronomi.
Sebut saja Al-Battani (858-929M). Sejumlah karya tentang astronomi terlahir dari buah pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah Al-Zij Al-Sabi. Ia berhasil menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan mengoreksi hasil kerja Ptolemeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu.
Kalau hari ini kita semua mengenal alat yang bernama jam, maka kita kudu berterima kasih sama Ibnu Yunus (950-1009M). Ibnu Yunus diyakini para sejarawan sebagai orang pertama yang menggunakan bandul untuk mengukur waktu pada abad ke-10 M. Ia menggunakan bandul untuk memastikan akurasi dan ketepatan waktu. Dengan begitu, Ibnu Yunus sebenarnya penemu pertama bandul waktu, bukan Edward Bernard dari Inggris, seperti yang diklaim masyarakat Barat.
Nah karya-karya mereka itu sob menjadi rujukan bangsa barat sampai berabad-abad. Kalau ngga ada para astronom muslim, maka dunia ngga akan kenal teknik navigasi pelayaran, ilmu perbintangan untuk menentukan perkiraan musim, mengukur waktu, menentukan hilal, kalender Hijriyah dsb.
Tapi Sob itu semua jelas ngga akan terwujud tanpa adanya dukungan penuh dari penguasanya. Kalau di telusuri dari jejak sejarah, cuma era kepemimpinan Islam yang mampu melahirkan generasi Muslim yang kreasi dan karya-karyanya itu melegenda hingga berabad-abad. Bahkan bangsa-bangsa barat itu ngakui kalau dunia saat ini harus berterima kasih sama kegemilangan peradaban Islam. Sebab generasi gemilang itulah yang mampu menegakkan pondasi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi hari ini.
Itulah hebatnya Islam, Sob. Al-Quran lah yang jadi inspirasi sejati, yang mampu melahirkan generasi berprestasi. So dari sini kalian bisa menilai Sob, generasi mana yang mampu mempertahankan prestasi yang legendaris dan mana generasi yang cuma bisa narsis.