Oleh. Helmiyatul Hidayati
(Blogger Profesional, Content Creator, Redaktur dan Pemerhati Media Sosial)
#MuslimahTimes — Hal yang menimbulkan kontroversi di negeri ini sudah biasa terjadi. Apalagi bila itu tentang menyudutkan ajaran Islam. Baru-baru ini akun twitter @dw_indonesia mengunggah video dengan judul “Anak-anak dan Hijabnya”. Bunyi caption-nya adalah “Apakah anak-anak yang dipakaikan jilbab itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan?”
Video ini menampilkan tentang anak-anak perempuan yang sudah dibiasakan atau diajarkan menutup aurat atau memakai jilbab sedari kecil oleh orang tuanya. Tapi komentar tokoh yang merupakan psikolog dan feminis liberal menimbulkan kontroversi, sehingga dibalas dan dimentahkan oleh para netizen, terutama emak-emak.
Dalam video tersebut, DW memberikan komentar bahwa pemakaian jilbab sejak dini membuat anak-anak tersebut akan menjadi ekslusif dan ditakutkan mengalami kebingungan ketika bergaul saat dewasa dengan masyarakat yang lebih beragam.
Video ini menuai kontroversi karena mengandung sentiment Islamophobia. Mantan wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon dalam cuitannya di twitter mengatakan, “Liputan ini menunjukkan sentiment Islamophobia agak memalukan untuk kelas @dwnews”. Beberapa jam kemudian diketahui bahwa video ini telah menghilang dari peredaran di jagat dunia maya.
Pendapat pakar dalam video tersebut adalah pendapat sepihak dan tidak berimbang karena hanya memakai standar sendiri dan mengesampingkan standar Islam yang dipakai oleh para orang tua yang memilih mengajarkan ajaran Islam sejak dini.
Seorang muslim, bila telah menjadi orang tua maka ia memiliki kewajiban mendidik dan mengurus anaknya sebagaimana tujuan asal mereka diciptakan dan dititipkan pada orang tuanya masing-masing, yakni menjadi Abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah di muka bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah QS. Adz-Dzariyat ayat 56 dan QS. Al-Baqarah ayat 30.
Orang beriman juga meyakini bahwasanya setiap manusia itu terlahir fitrah seperti yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang berbunyi, “Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim).
Dalam QS. Ar-Rumm ayat 30 Allah SWT berfirman, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
dalam tafsir ibu Katsir menjelaskan ayat ini : “Maksudnya adalah tegakkan wajahmu dan teruslah berpegang pada apa yang disyariatkan Allah kepadamu, yaitu berupa agama Nabi Ibrahim yang hanif, yang merupakan pedoman hidup bagimu. Yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan puncak kesempurnaan. Dengan itu berarti engkau masih berada pada fitrahmu yang salimah(lurus dan benar). Sebagaimana ketika Allah ciptakan para makhluk dalam keadaan itu. Yaitu Allah menciptakan para makhluk dalam keaadan mengenal-Nya, mentauhidkan-Nya dan mengakui tidak ada yang berhak disembah selain Allah”
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Islam adalah agama yang fitrah yang pasti akan diterima oleh semua orang yang memiliki fitrah yang salimah”. Artinya orang yang memiliki jiwa yang bersih sebagaimana ketika ia diciptakan pasti akan menerima ajaran-ajaran Islam dengan lapang dada (muslim.or.id).
Jadi sebenarnya adalah hal yang normal ketika orang tua muslim mengajarkan anak-anak perempuannya untuk memakai jilbab sejak dini, supaya kelak ketika sudah masuk pada fase mukallaf mereka sudah siap menjalankan syariat yang satu ini tanpa beban. Tindakan orang tua muslim ini adalah bentuk dari pengurusan mereka terhadap anak yang telah dititipkan oleh Allah kepada mereka. Orang tua yang mengajarkan syariat Islam sejak dini adalah orang tua normal yang berusaha menempatkan anaknya sesuai dengan jalur fitrah seperti manakala ia diciptakan. Bila anak ibaratnya kereta api, maka fitrah Islam ini adalah relnya. Tidak akan bisa berjalan bila kereta api dilepas di jalan beraspal bukan??
Bila orang tua muslim tidak mendidik syariat kepada anak sejak dini, maka ketika telah dewasa akan sulit bagi mereka untuk menjalankan perintah Allah. Termasuk syariat menutup aurat ini. Bagi orang tua ada pertanggungjawaban yang sangat besar. Anak pun tak luput dari hisab.
Justru tidak normal bila ada orang tua muslim yang menjauhkan syariat dari anak-anaknya, karena berarti menjauhkan anak dari fitrahnya sendiri. Apalagi kelak ketika dewasa mereka justru jadi penentang Syariah. Maka tidak heran bila di masa kini kita temui generasi yang hanya bisa mengejar dunia, tapi melupakan tentang akhirat sana.
Orang tua muslim yang sedang berjuang mendidik anaknya, terutama anak perempuannya untuk memakai jilbab, meski terkesan awalnya dipaksakan. Namun jangan sampai menyerah, lanjutkan saja! Karena itu adalah syariat yang sudah Allah tentukan. Bila Allah sudah berkehendak, berkata tidak pun kita tak ada hak. InsyaAllah taat syariat itu mulia dan membawa berkah.
Sementara terhadap kehendak dan pendapat manusia, bila bertentangan dengan perintah Allah, berkata iya pun kita tak memiliki pilihan. “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…”(QS Al Maidah ayat 49)
Jember, 27 Sept 2020