Oleh. Tari Ummu Hamzah
MuslimahTimes.com – Khilafah lagi Khilafah lagi, bosenlah dengerinnya! Ngga ada bahasan yang fun apa buat dibahas?
Kalian pernah ngerasa kayak gini ngga, Sob? Iya khilafah, kita sedang bahas khilafah nih. Tahu ngga sih sejak BHP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dicabut, opini tentang khilafah semakin menguat? Loh kok bisa? Iya Sob karena HTI-lah yang paling vokal dalam memperjuangkan tegaknya syariat Islam dalam bingkai khilafah.
Nah, sesuai judul di atas kita mau bahas nih fenomena tentang remaja yang anti sama khilafah. Yang anti khilafah berarti belum kenal khilafah. Kalau gitu tak kenal maka tak sayang, tak sayang berarti tak cinta. So, kita kenalan dulu sama khilafah. Khilafah itu adalah negara yang berbasis Islam. Negaranya dipimpin sama khalifah. Semua aturannya didasari dari Al-Quran dan As-Sunnah. Jadi undang-undangnya semua datangnya dari Islam. Ngga boleh ada aturan yang bikin sendiri. Semua harus sesuai dengan Islam.
Jadi kita ngga bakalan nemuin tuh perubahan undang-undang kayak sekarang. Bikin bingung lah Sob kalau aturan diubah-diubah. Nah, sekarang kenapa sih kok banyak remaja Muslim yang ngga pro sama khilafah? Ya, selain ngga kenal mereka juga ngga memahami. Di samping itu ada juga yang menganggap bahwa khilafah itu utopis. Alias ngga mungkin.
Malah ada yang berpendapat, “ngapain harus perjuangin khilafah, kalau bangsa-bangsa Arab aja juga ngga pakai sistem Islam. Mereka juga sama kayak kita pakai demokrasi”. Pernyataan kayak gini tuh sebenarnya opini jebakan, Guys. Why? Sebab opini kayak gini malah akan menggiring kaum Muslimin untuk ngga lagi memperjuangkan Islam. Malah akan menimbulkan kesan bahwa negara Arab jadi patokan ada atau enggaknya aturan Islam. Padahal Sob, Islam itu ngga cuma milik orang Arab. Tali milik seluruh ras manusia.
Nah, kenapa sih kok banyak orang getol banget mengopinikan anti khilafah ?
Pertama, karena di luar sana banyak oknum yang ngga rela kalau Islam bangkit lagi. Why? Kalau Islam bangkit lagi Sob, praktek ribawi, perzinaan, pacaran, rebutan kekuasaan, menumpuk harta, kehidupan serba bebas, sekuler itu ngga akan ada lagi, ibarat kata yang enak-enak di mata manusia bakalan dibatasi. Padahal Sob semua yang enak-enak itu bisa jadi jatuhnya dosa besar di mata Allah.
Kedua, ada pepatah Arab yang mengatakan bahwa ‘manusia itu bagai sekelompok burung, yang saling mengikuti satu sama lainnya’. Kita bisa menafsirkan bahwa manusia itu terkadang lebih banyak melihat fenomena mayoritas. Kalau mayoritas masyarakat sekuler, ya pasti banyak yang bakalan ikutan sekuler. Tapi kalau mayoritas itu pada taat sama aturan Allah maka kelompok mayoritas itu akan ikutan taat, bahkan ikut menjaga dan memperjuangkan ketaatan mereka terhadap syariat Allah.
So, karena kehidupan kita ini masih diwarnai dengan kehidupan yang kapitalis dan sekuler, jadi ngga heran kalau banyak remaja di luar sana tuh terpengaruh. Model kehidupan kapitalis tuh sebenarnya ngga bikin kita tenang loh sob. Why? Sebab kapitalis itu cenderung mengejar dunia dan mengesampingkan agama.
Bisa ngga sih kita keluar dari kehidupan yang sekuler dan kapitalis? Jawabnya jelas bisa, Sob. Oke kalau kita bayangin terus ya emang berat, tapi kalau kita memandangnya dengan kacamata keimanan ya pasti bisa. Sebab itu dah dijanjikan sama Allah dan Rasulullah. Ada hadist yang panjang mengenai janji Allah dan Rasulullah tentang tegaknya khilafah. Itu ada di dalam hadist riwayat Ahmad tentang 5 fase kehidupan. Apa isinya? Googling aja sob, biar kalian ada usaha untuk membaca dan menganalisa. Oke!
Balik lagi ke topik. So gimana caranya kita bisa keluar dari kondisi yang kapitalis bin sekuler kayak sekarang? Kan Allah dan janjiin apa kita cuma bisa duduk diam aja trus tiba-tiba khilafah bisa tegak sendiri? Ya enggaklah sob. Keajaiban kayak gitu cuma ada didalam buku dongeng, sedangkan tegaknya khilafah itu bukan dongeng, tapi realita yang harus kita perjuangkan dalam barusan dakwah Islam. Ngga usah takut di cap radikal Sob, karena label kayak gitu cuma bikinan manusia. Jelas rendah nilainya di sisi Allah, dan label dari Allah adalah menjadi taqwa atau kufur.
So, dari sini aku mau tanya sama kalian, kita pengen dikenang sebagai apa di dunia ini? Sebagai pejuang Allah, penonton, atau malah pecundang?
Kalau kita pengen dikenang sebagai pejuang Islam, kita harus berusaha untuk tetap istiqomah untuk membela agama Allah sampai Allah sendiri yang menghentikan perjuangan kita, yaitu syahid. Amiinnn.