Oleh: Shafayasmin Salsabila
Panas
Mendidih darahku
Senoktah salah menggunung meninggi
Lekat diingat kuteriak dalam tajam tatap
Mengiris-iris hatimu
Kamu terdiam dalam kebisuan
Saksikan amukan sepenuh pengingkaran
Tak kuasa membalas
Memilih mengayuh langkah
Menjauh meninggalkan
Sesak terasa kala hati tersakiti
Seperti kehilangan keberanian untuk memaafkan
Rupanya aku ditelan ego bulanan
Berlebihan sungguh melupakan haibahku
Kutunggu derap kakimu
Membuka pintu seperti biasa
Menganggap tak ada apa-apa
Percis seperti sebelumnya
Namun hening terlampau setia
Berbisik malam ini kulepas tanpanya
Baiklah kugantung asa
Biar bersama fajar kiranya nanti kamu akan kembali
Sesingkat berita kuterima
Mendadak tanpa aba-aba
Lemas seluruh persendian rasanya
Tubuhmu dihantarkan tanpa nyawa
Duhai sesal
Teramat pahit, ledir bersama getir
Tak kusangka ini akhirnya
Terkoyakku dalam raungan hampa
Semakin hari semakin terasa
Kamu satu yang berharga
Tak terbeli oleh bunga
Atau lusinan permata
Maafkan
Aku terhimpit rasa
Sudilah membebaskanku dari derita
Apa lagi yang kupunya, selain doa
Abadi bersama seulas rindu, sia-sia
***
Indramayu, 27/9/2020