Oleh. Fath Astri Damayanti, S.Si (Pemerhati Lingkungan dan Politik)
Muslimahtimes– Nasib tragis menimpa ZK seorang anak perempuan asal Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Zamira telah dianiaya oleh nenek (ibu ayahnya) dan tante (kakak ayahnya) kandungnya. Bermula dari ZK yang berusia tujuh tahun dititipkan oleh ayahnya ke rumah neneknya, karena akan bekerja di Jakarta. Diketahui ayah dan ibu korban telah bercerai. Kejadian kekerasan ini terkuak pada 1 Desember kemarin yang diketahui oleh Ketua RW setempat karena kabar dari teman-teman sekolah ZK. Dia pun segera membuat laporan ke polisi. Hasil visum menemukan luka bekas cambukan, sayatan pisau, luka lebam dan lecet di tubuh, serta satu tulang rusuk patah. Saat ini, diketahui korban tinggal dan dirawat oleh seorang warga yang prihatin dengan keadaannya. ZK dikabarkan masih mengalami trauma dan takut untuk bertemu orang-orang (suara.com, 8/12/2020).
Sebelumnya, kasus kekerasan terhadap anak juga terjadi yang berujung pada hilangnya nyawa, di Lebak, Banten. Jasad bocah delapan tahun ditemukan terkubur dengan pakaian lengkap di TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak. Setelah ditelusuri, rupanya anak yang masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar itu dianiaya sang ibu berinisial LH (26). Konon, LH tega membunuh anaknya karena kesal lantaran korban susah diajari saat belajar online (kompas.com, 15/9/2020).
Dari pemeriksaan, kata David, sang ibu merasa kesal anaknya sulit menerima pembelajaran daring. Awalnya hanya mencubit, kemudian memukul tubuhnya menggunakan tangan, gagang sapu hingga mendorong yang membuat kepala anaknya terbentur lantai (cnnindonesia.com, 15/9/2020).
Tak sedikit kasus-kasus seperti itu terjadi, ibu yang membunuh anaknya karena himpitan ekonomi dan beban psikologis. Ditambah lagi dengan pandemi yang entah kapan akan berakhir semakin membuat sulit keadaan. Sudahlah banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, anak-anak akhirnya sekolah dengan metode daring yang dimana tidak semua orang tua mampu memenuhi kebutuhan dan fasilitas anak saat daring. Akhirnya tak sedikit orang tua yang harus melakukan tindakan kriminal utnuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Keluhan-keluhan pun muncul dari para orang tua, terutama ibu yang mau tak mau harus ikut membantu anak-anaknya dalam belajar daring. Sudahlah ekonomi tak memadai, belum lagi mengurus pekerjaan rumah tangga, ditambah lagi anak yang daring dengan tugas tak henti-hentinya membuat ibu akhirnya menanggung beban psikologis. Tak jarang akhirnya emosi sampai berujung pada kekerasan terhadap anak.
Hal ini menandakan bahwa tergerusnya naluri keibuan akibat berlakunya sistem kapitalisme ditambah lagi tidak ada jaminan negara terhadap kesejahteraan perempuan.
Kapitalisme merupakan sebuah ideologi yang tegak atas dasar sekulerisme, yakni paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Inti ajaran sekularisme adalah menjadikan agama hanya mengatur urusan individu dengan tuhannya. Sehingga diluar hubungan tersebut maka aturan yang dipakai adalah aturan yang dibuat oleh manusia.
Dalam sistem kapitalistik saat ini kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi dan pasar bebas berdampak terhadap masyarakat, sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi kaum ayah, subsidi dicabut, harga barang meroket, biaya pendidikan dan kesehatan mahal, belum lagi kebijakan-kebijakan yang yang tidak memihak rakyat kecil semakin mencekik leher kaum menengah ke bawah. Kondisi pandemi pun akhirnya membuat keadaan semakin sulit. Banyaknya tuntutan hidup yang harus dipenuhi akhirnya mendorong para ibu untuk bekerja, banyak kita lihat para ibu yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Demikian pula para ibu yang sudah bekerja dikelilingi gaya hidup yang hedonis, pengembangan karir, materi menjadi tujuan utama sehingga para ibu melupakan tugas utamanya. Maka bisa dilihat bahwa sistem saat ini abai terhadap penjagaan fitrah seorang ibu sebagai pendidik generasi.
Sejatinya Allah Swt telah menetapkan mekanisme yang dapat mengayomi dan menyejahterakan rakyatnya. Di dalam Islam, hak dan kewajiban manusia akan sama dalam kedudukannya sebagai hamba Allah, tetapi hak dan kewajiban akan berbeda sesuai dengan tugas utama nya. Laki-laki sebagai pemimpin dan pelindung keluarga, sedangkan perempuan sebagai ibu yang mendidik anak dan mengurus rumah tangga (umm warabbatul bayt).
Islam pun memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan untuk setiap perempuan, termasuk pemenuhan hak-hak dasarnya dan perlindungannya. Islam sebagai pandangan hidup mampu memberikan jaminan optimalisasi fungsi ibu. Islam sangat memuliakan perempuan dan syariat Islam justru melindungi dan menjaga kaum perempuan. Pengaturan dalam Islam akan menjadikan fungsi ibu sebagai ummu warabbatul bayt akan berjalan dengan baik, dibarengi dengan pendidikan berbasis aqidah sehingga kaum ibu tidak was-was dengan perilaku anak karena selalu dalam suasana keimanan. Keamanan juga terjaga, kasus pelecehan seksual akan dikenakan sanksi yang sesuai dengan Islam. Termasuk dalam penyebaran informasi dan media massa, akan diatur dan disaring sehingga tidak ada konten-konten yang mengarah kepada pornografi dan pornoaksi.
Syeikh Muhammad Syeikh al-Ghazali dalam As-Sunnah an-Nabawiyyah Baina ahl al-Fiqh wa ahl al-Hadits mengatakan, “Seorang ibu adalah semilir angin sejuk yang menghembuskan nafas kedamaian dan kasih sayang ke seluruh ruang kehidupan. Ia sangat berpengaruh dalam pembentukan manusia yang baik”. Dalam Hadis Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan, “Siapakah orang yang paling utama mendapat perlakuan yang baik?”, Nabi menjawab, “Ibumu”. “Sesudah itu?” Nabi mengatakan, “Ibumu”. “Lalu setelah itu?”. Nabi sekali lagi menegaskan, “Ibumu”. “Kemudian?”. Baru Nabi mengatakan, “ayahmu”.
Dalam Islam, negara berfungsi sebagai perisai bagi ibu dan generasi, pengaturan sistem Islam yang luar biasa adalah menetapkan mekanisme yang menjamin perempuan, ibu dan anak mendapatkan nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka perlunya kita kembali kepada sistem yang menerapkan aturan Allah Swt, sehingga peran ibu dapat berjalan secara optimal dan mampu mencetak generasi yang salih-salihah. Wallahua’lam bishawab [*].