Oleh. Tari Ummu Hamzah
(Anggota Revowriter Tangerang)
Muslimahtimes– Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. ” (HR. Ahmad, An-nasa’i, Al-Baihaqi)
Bulan suci tahun ini kaum muslimin di seluruh dunia masih harus menjalani ibadah puasa di tengah pandemi. Tapi akankah bulan yang suci ini akan berbeda dengan bulan suci tahun lalu? Yakni kondisi saat umat manusia dirundung kepiluan karena pandemi yang kalau itu baru menjangkiti. Ekonomi dunia merosot, PHK di mana-mana, ancaman virus di depan mata, gerak dibatasi, isu-isu seputar covid beredar.
Tapi coba kita lihat kondisi tahun ini. Di tahun ini pemerintah memang sudah mengumumkan adanya vaksin untuk covid 19. Jelas langkah ini menumbuhkan besarnya harapan masyarakat Indonesia untuk segera pulih dari kondisi pandemi ini. Hal ini diperkuat oleh angka statistik kasus covid 19, yang menunjukkan tanda-tanda kabar baik. Dilansir dari www.health.detik.com . Jumlah pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh pada Jumat (12/2/2021) bertambah 11.000 kasus. Totalnya kini sudah tembus angka sejuta. Tercatat sebanyak 1.004.117 kasus pasien sembuh hingga saat ini. Angka ini mencakup 83,5 persen dari total kasus positif secara akumulatif COVID-19. Data statistik Google juga menunjukkan total vaksinasi yang sudah diberikan kepada masyarakat yaitu sebesar 4.697.369 orang. Itu berarti hanya 1,8% dari populasi masyarakat Indonesia. Tentu angka ini masih jauh bukan?
Meskipun data-data statistik telah ‘berbicara’ sangat tegas soal angka kasus covid 19, tetap kita tawakal kepada Allah. Manusia boleh mengira-ngira dan merencanakan tapi sesungguhnya Allah yang Maha Menentukan. Kita tidak boleh berharap penuh pada aturan dan usaha manusia, sebab harapan kita hanya kita gantungan kepada Allah. Termasuk harapan kita yang tidak hanya terbebas dari virus, tapi juga bebas dari jeratan hukum kufur.
Yang harus kita pahami bahwa kondisi pandemi adalah hal kecil dalam Islam. Kenapa? Sebab dalam Islam segala sesuatu sudah diatur oleh Allah. Termasuk soal cara mengatasi pandemi dalam Islam. Maka ketika kita keluar dari aturan Allah jelas kondisi umat manusia di tengah pandemi makin terpuruk. Sebelum masa pandemi masyarakat sudah terpuruk, maka ketika pandemi ini datang, kondisi umat seolah masuk ke dalam jurang nestapa.
Inilah akibat jika diterapkan sistem kufur. Tidak menghiraukan aturan Allah, serta sembarangan dalam membuat aturan. Di samping itu kezaliman demi kezaliman dari penguasa datang silih berganti. Masyarakat berharap mendapat empati yang besar dari penguasa, tapi ternyata lagi-lagi masyarakat harus menerima “pepesan kosong” Dan “pil pahit”. Itulah pemimpin di sistem kufur. Rakyat dianggap sebagai kasta terendah yang kepentingannya diletakkan di nomor sekian.
Sungguh begitu memprihatinkan. Rakyat hanya mampu mengangkat tangan berdoa serta berharap sebanyak-banyaknya. Maka bulan suci menjadi kesempatan emas bagi kaum muslimin untuk meminta berjuta harapan dan doa untuk nasib mereka. Berharap mendapatkan keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan yang telah lama dirindukan. Apa yang sebaiknya harus kita lakukan agar harapan umat tidak lagi menjadi harapan palsu?
Pertama-tama, kita harus mengajak umat untuk berpikir realistis. Realita yang terjadi saat ini kaum muslimin tidak hidup dalam sistem Islam. Ya sistem Islam adalah habitat utama kaum muslimin. Layaknya ikan yang harus hidup di air. Tapi kenyataannya kita hidup dalam sistem kufur yang tak bosan-bosannya selalu menampakkan kegagalan. Memutuskan urat malu pemimpin zalim, serta melemahkan kehidupan kaum muslimin.
Maka dari itu umat perlu diajak untuk melihat ke depan dan menjadi para visioner untuk masa depan Islam dan kum muslimin. Bukankah Allah dan Rasulullah telah menjanjikan tegaknya daulah Islam, yang di sanalah Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pemutus perkara manusia. Sehingga harapan-harapan kaum muslimin bisa terwujud dalam kepemimpinan Islam yang adil.
Tapi, harus kita ingat pula bahwa tegaknya daulah Islam itu tidak bisa dilakukan hanya oleh segolongan umat saja. Perlu kekuatan, kesatuan, serta peran dari seluruh kaum muslimin agar harapan dan jaminan kehidupan yang layak dapat kita peroleh. Untuk itu di bulan suci ini mari kita memantaskan diri di hadapan Allah agar kita layak hidup dalam naungan khilafah islamiyah.