Oleh : Lilik Yani
(Praktisi Pendidikan)
Ramadhan adalah bulan suci yang hadir satu tahun sekali. Kehadirannya selalu dirindukan oleh seluruh umat Islam. Tua, muda juga anak-anak sangat gembira hatinya jika bulan Ramadhan akan datang. Bahkan umat berdoa sejak masuk bulan Rajab, memohon pertolongan Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan.
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban. Dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” ( HR Ahmad )
Gembira Sambut Ramadhan, Bukti Keimanan
Salah satu bukti keimanan bagi seorang muslim adalah hatinya bergembira jika bulan Ramadhan akan datang. Mereka menyambutnya dengan hati senang dan penuh semangat, dengan menyiapkan aneka program jamuan yang akan dipersembahkan buat tamu agung yang akan datang. Dan berharap dengan sungguh-sungguh untuk bisa membersamai setiap detiknya hanya dengan amal saleh dan ketaatan kepada Allah Swt.
Jika ada seorang muslim yang di dalam hatinya tidak ada rasa gembira atau merasa biasa-biasa saja dengan hadirnya bulan Ramadhan, maka hendaknya dia merasa khawatir dan memohon kepada Allah Swt.,untuk dilembutkan hatinya agar bisa merasakan keindahan bulan Ramadhan yang penuh berkah. Karena Ramadhan adalah karunia dari Allah Swt., maka sudah selayaknya kita menyambut kedatangan bulan berkah ini dengan hati gembira.
“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” ( TQS Yunus : 58 )
Hingga para ulama dan orang-orang saleh mengharapkan hadirnya bulan Ramadhan itu, dengan memohon kepada Allah selama 6 bulan sebelumnya. Karena sangat rindunya bisa bertemu dengan bulan Ramadhan kembali.
Mu’alla bin Al-Fadhl, salah satu ulama tabiu’tabiin berkata, “Dahulu mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima amal-amal sholeh di Ramadhan yang lalu.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Mengapa Harus Gembira Sambut Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, Allah Swt. banyak obral pahala atas setiap amalan hamba-hamba-Nya. Banyak kemuliaan, keutamaan, keberkahan di dalamnya. Beribadah menjadi semakin nikmat. Bermunajat kepada Allah Swt. menjadi semakin mesra.
Hingga Rasulullah Saw. mengajak semua sahabat dan umatnya untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan.
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu syurga dibuka padanya. Pintu-pintu neraka ditutup. Syetan-syetan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi” ( HR Ahmad )
Subhanallah, begitu indahnya kabar gembira yang disampaikan Rasulullah Saw. itu. Pintu-pintu syurga dibuka semuanya. Umat bisa meraihnya melalui amal ibadah apapun di dalamnya. Bisa dengan amalan sunnah semisal salat tarawih, dhuha, hajat, qiyamul lail, terlebih lagi salat yang wajib lima waktu. Bisa pula dengan infak, sedekah, memberi makan orang-orang yang berpuasa, menyiapkan hidangan untuk para pembaca ayat-ayat Qur’an ( tadarus ), memberi takjil bagi para pekerja yang dalam perjalanan pulang sudah masuk waktu maghrib, menyantuni anak yatim, dan lain sebagainya. Semua ini adalah amalan yang bisa jadi sarana membuka pintu surga yang sudah dipersiapkan Allah Swt.
Pintu-pintu neraka di tutup. Setan dibelenggu. Dalam hal ini Allah Swt. menghendaki agar kita lebih mudah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya. Pahala yang disiapkan Allah Swt. pun berlipat, agar hamba-Nya lebih semangat beribadah dan senang dalam menjalaninya.
Apalagi ada malam lailatul qadar di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Yang pahalanya lebih baik dari 1000 bulan. Karena kita tidak tahu pada malam ke berapa lailatul qadar itu, maka kita harus bersiaga setiap hari. Dengan begitu kita akan berlomba untuk menjalankan ibadah lebih baik lagi. Agar kita menjadi bagian yang mendapat berkah Ramadhan dan berkah lailatul qadar. Insyaa Allah.
Hanya Untuk Hamba Beriman
Semua kelapangan tadi, adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah Swt. kepada setiap hamba-Nya. Semua itu adalah karunia Allah Swt. untuk hamba-Nya yang beriman. Allah Swt. hanya memanggil hamba yang beriman saja. Maka, berbahagilah kita menjadi bagian yang dipanggil Allah Swt. untuk menemui bulan Ramadhan dan mendapat kesempatan untuk menunaikan amalan yang pahalanya berlipat dan banyak keberkahan di dalamnya.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Bukan sekedar muslim atau yang beragama Islam saja syaratnya, tetapi orang beriman (mukmin). Jadi merupakan suatu kebanggaan jika kita termasuk yang diseru Allah Swt. Maka sudah sepantasnya kita bersyukur dan bersegera memenuhi panggilan atau seruan tersebut dengan bukti ketaatan yang nyata. Kami dengar dan kami taat, ya Allah!
Saudaraku, marilah kita menjadikan momentum Ramadhan ini sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan menambah ketaatan kita kepada Allah Swt. Jadikan momentum ini sebagai bentuk kasih sayang Allah Swt. kepada kita, bukan menjadikan kewajiban puasa dan ibadah lain itu sebagai beban. Karena semua kebaikan dari ibadah yang kita lakukan adalah akan kembali kepada kita. Dan kita yang akan memetik buah manis dari setiap amal saleh yang kita lakukan itu berupa rida Allah Swt. dan Surga yang indah.
Saudaraku, tidak ada jaminan kalau tahun depan kita masih berjumpa dengan bulan Ramadhan. Maka pergunakan sebaik mungkin karunia Allah Swt. ini. Mari kita isi setiap detik Ramadhan hanya dengan amal kebaikan dan ketaatan kepada Allah Swt. Semoga Allah Swt. meridai dan menjadikan kita sebagai hamba yang bertaqwa sesuai yang diharapkanNya. Aamiin.