Oleh. Mela Ummu Nazry
Muslimahtimes.com – Serangan udara Israel di Jalur Gaza menghancurkan beberapa rumah dan menewaskan puluhan warga Palestina di Jalur Gaza. Ada 42 orang tewas, termasuk 10 anak-anak. (Jakarta, Detiknews.com, 2021).
Inilah fakta terkini tentang negeri Palestina yang tak pernah redup dari pemberitaan sebagai korban agresi kebiadaban Israel. Hal ini kembali memancing negeri muslim lainnya untuk besuara mengutuk kebiadaban zionis Israel atas Palestina. Sebagaimana KTT luar biasa yang digelar oleh negara-negara yang tergabung dalam OKI, yang membahas agresi Israel atas tanah Palestina.
Extraordinary Open-ended Ministerial Meeting of the OIC Executive Committee itu digelar virtual dan dihadiri 16 menteri dan wakil menteri luar negeri negara-negara anggota OKI. Pertemuan digelar khusus untuk membahas agresi Israel di wilayah Palestina, khususnya Al-Quds Al-Shareef atau Yerusalem dan juga jalur Gaza. (Jakarta, Detik.news.com, 2021).
Akan tetapi, rupanya kecaman luar biasa yang dikeluarkan negara-negara yang tergabung dalam OKI tersebut tidak pernah menyurutkan langkah Israel yang bernafsu menguasai tanah Palestina. Hal ini akan berpengaruh besar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap pemusnahan etnis Palestina.
Kecaman dan resolusi yang dikeluarkan oleh negara-negara OKI seolah dianggap sebagai angin lalu saja oleh Israel. Tidak memberikan efek kejut sama sekali. Sebab Israel sangat tahu jika backing kuat kebiadabannya adalah negara adidaya saat ini, yaitu AS dan menurut hitungan mereka tidak ada yang mampu menandingi kekuatannya.
Hal ini terbukti dari sikap Joe Biden, Presiden AS yang menghubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas di tengah ketegangan konflik Israel dan Palestina, yaitu meminta Abbas menggerakkan kelompok Hamas untuk menghentikan serangan roket ke Israel. (Jakarta, Detik.news.com, Mei 2021)
Sebuah tindakan pendiktean luar biasa, dalam merespon balasan serangan yang dilakukan kelompok Hamas atas Israel. Darah tetap tertumpah. Korban sipil banyak berjatuhan di pihak Palestina. Dunia hanya diam menyaksikan kebiadaban Israel atas warga sipil Palestina. Maksimal mereka hanya mampu melakukan kutukan dan kecaman tanpa tindakan nyata untuk menghentikan agresi militer Israel atas tanah Palestina, namun tidak pernah memberikan efek jera sama sekali atas tindakan biadab Israel. Padahal dunia khususnya negeri-negeri muslim memiliki balatentara yang banyak dan alutsista yang tidak kalah bagusnya dari Israel.
Semua fakta di atas menunjukkan lemahnya kekuatan kaum muslimin saat ini, sebab mereka hanya memikirkan nasib dirinya sendiri akibat terbelenggu rantai nasonalisme yang mereka ciptakan dan ada-adakan sendiri. Sebab mereka menyerahkan urusan kemaslahatan mereka kepada lembaga-lembaga buatan Barat yang tidak pernah pro terhadap nasib kaum muslimin di mana pun mereka berada. Sebab mereka mengikatkan diri terhadap undang-undang internasional buatan Barat yang sebetulnya menjegal leher mereka sendiri, sehingga mereka menjadi mati saat harus membela saudaranya yang terzalimi.
Hal ini juga menunjukkan bahwa solusi untuk Palestina bukanlah dengan mengharap belas kasihan lembaga internasional untuk maju menghukum Israel, sebab lembaga internasional pun nyatanya dijadikan sebagai alat untuk melegalisasi tindakan biadab Israel atas Palestina. Lembaga internasional tak bisa berkutik saat harus berhadapan dengan hak veto yang dimiliki negara-negara adikuasa. Dunia diam seribu bahasa. Tidak mampu memberikan solusi yang adil atas masalah perampasan tanah Palestina oleh Israel.
Lalu bagaimana solusi real untuk menyelamatkan Palestina ?Adalah dengan Khilafah dan jihad. Maka menjadi kewajiban yang sangat mendesak untuk segera kembali mengadakan Khilafah ala minhajin nubuwwah. Sebab hanya Khilafahlah yang dapat berlaku dan berbuat adil atas seluruh umat manusia, tanpa kecuali. Sebab hanya Khilafahlah yang bisa menyerukan jihad atas seluruh kaum muslimin disl seluruh dunia saat menghadapi Israel yang sejatinya adalah agen dan alat Barat dalam melakukan penjajahan di Timur Tengah, terutama di tanah Palestina. Sebab hanya aktivitas jihad yang diserukan oleh Khalifah saja yang akan mampu menghentikan aksi biadab Israel di bumi Palestina.
Sebab itu, menjadi hal yang sangat mendesak agar kaum muslimin melepaskan diri dari ikatan nasionalisme yang diserukan oleh Barat. Sebab ikatan nasionalisme telah mencerabut persatuan kaum muslimin yang sebenarnya, srhingga mereka sulit bersatu dan sulit membela saudaranya seaqidah yang tertindas dan terzalimi. Dan mereka hanya bisa beraksi sekadar mengutuk dan mengutuk saja. Padahal sejatinya aktivitas agresi hanyalah bisa dihadapi dengan kekuatan fisik berupa militer yang terorganisasi dengan baik. Dan hal ini tidaklah mungkin terjadi dalam negeri-negeri muslim yang mengikatkan diri pada paham nasionalisme.
Sebab jamak diketahui dan sudah menjadi rahasia umum dunia, jika serangan militer Israel atas Palestina mendapatkan restu dan dukungan sepenuh hati dari negara-negara adidaya Barat. Sedangkan perjuangan rakyat Palestina untuk melepaskan diri dari penjajahan Israel hanya mendapatkan dukungan setengah hati dari negeri-negeri muslim lainnya yang saat ini membebek ke Barat, yang hanya bisa melakukan aksi mengutuk dan mengutuk saja, padahal mereka memiliki kekuatan untuk menghukum aksi kebiadaban Israel atas Palestina.
Karena itu, persoalan Palestina bukanlah sekadar persoalan nasib rakyat palestina semata. Namun adalah persoalan kaum muslimin seluruh dunia. Sebab tanah Palestina adalah tanah milik kaum muslimin yang tidak patut diduduki oleh Israel penjajah.
Wallahualam.