Oleh. Meitya Rahma
Muslimahtimes.com – Palestina kembali membara. Bumi para nabi yang dimuliakan itu sejak bulan Ramadan digempur oleh Israel. Israel memang tak pernah puas menyerang Palestina. Mereka selalu saja memiliki pembela. Pembela dan pendukung setia tak lain adalah AS. Seperti anak emas, Israel selau mendapatkan pembelaan atas aksi-aksi brutal mereka. Walaupun dunia dan PBB mengecam tindakan Israel, tak akan mengubah pembelaan AS terhadap Israel. Seperti yang dilakukan oleh Presiden AS, Joe Biden yang menunjukkan sikap seolah-olah bijak, namun tetap menjadikan Israel pihak yang selalu diuntungkan. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berjanji untuk membantu upaya pembangunan kembali Gaza usai digempur Israel selama 11 hari. Namun syaratnya adalah Palestina harus mengakui hak keberadaan keberadaan Israel. (detik.com.22/5/21)
Biden menyatakan bahwa pembentukan negara Palestina berdampingan dengan negara Israel menjadi ‘satu-satunya jawaban’ untuk konflik tersebut. Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat (21/5) waktu setempat, ia menegaskan bahwa solusi untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina adalah gagasan dua negara dengan berdirinya negara Palestina yang berdaulat berdampingan dengan Israel dan Yerusalem sebagai ibu kota bersama. (detik.com.22/5/21)
Dengan begitu, Palestina juga harus mengakui hak keberadaan Israel. Biden juga berjanji akan menyusun upaya-upaya besar dengan negara-negara lainnya untuk membantu membangun kembali Gaza. Pemerintah AS bekerja di balik layar selama berhari-hari untuk mewujudkan gencatan senjata Israel-Hamas, memastikan bantuan untuk kawasan itu tidak digunakan Hamas untuk bisa menimbun persenjataan. (detik.com.22/5/21)
Dari pernyataan pernyataan Biden ini, menunjukkan AS selalu melibatkan diri dalam konflik tersebut. Bisa diibaratkan AS sebagai dalang dari konflik ini. Dalang yang menjadikan Israel adalah tokoh sentral yang digambarkan sebagai sosok yang tak bisa diganggu, sosok yang dimenangkan dalam konflik ini. Terlihat jelas bahwa AS memberikan opsi fifty-fifty, saling menguntungkan. Namun sejatinya solusi yang diberikan ini menyakiti rakyat Palestina, bahkan umat muslim seluruh dunia. Bagaimana tidak, tanah Palestina yang dulu di takhlukkan oleh Umar bin Khattab dan Shalahudin Al-Ayubi merupakan tanah milik umat muslim, sedikit demi sedikit diambil oleh Israel. Jadi Israel sebenarnya tidak memiliki hak untuk menempati tanah Palestina. Namun yang terjadi saat ini faktanya adalah wilayah Palestina sedikit demi sedikit dikuasai oleh Israel.
Dan kini Pemerintah AS menyuruh Palestina berbagi wilayah dengan Israel. Dengan iming-iming perbaikan infrastuktur, berupa Sumur Gaza, AS menginginkan kedaulatan Israel di wilayah Palestina. Bagaimana mungkin resolusi ini akan dikabulkan oleh Palestina? Sejak lama mereka mempertahankan tanah para nabi ini dengan darah mereka. Maka dengan tawaran Biden ini tentu saja tak akan mampu menggoyahkan prinsip kaum muslim di Palestina. Ini mengingatkan ketika Rasulullah mendakwahkan Islam di Mekkah. Orang kafir Quraisy mengatakan, mau untuk memeluk Islam asal Nabi Muhammad dan kaum muslim juga menyembah Latta dan Uzza. Namun Nabi menolak penawaran kaum kafir Quraisy tersebut. Prinsip akidah, keimanan, dan menjaga Islam pun tetap akan diwarisi oleh seluruh rakyat Palestina. Tentunya tidak ada kompromi dengan kaum kufar dalam mempertahankan bumi para Nabi. Sampai kapan pun Israel tidak bisa dihentikan jika hanya dengan kecaman. Karena Israel tahu bahwa kecaman itu hanya di mulut saja. Bahkan dengan boikot produk pun juga tidak akan mempan. Karena bangsa Yahudi sudah menguasai berbagai macam perusahaan yang memang memiliki banyak konsumen di berbagai negara. Hanya dengan kekuasaan sebuah negara yang bisa menghentikan sepak terjang zionis ini.
Palestina dan umat Islam butuh pemimpin yang membebaskan bumi Palestina dengan kekuatan politik serta kekuatan militer. Kekuatan politik itu adalah sebuah negara, yakni khilafah ala manhaj nubuwwah yang dapat menyatukan negeri-negeri muslim dan emimpin umat Islam dalam satu komando untuk mengirimkan tentara-tentara dari negeri Islam. Hanya khilafah yang berani menghentikan kekuasaan Israel. Cepat atau tidaknya khilafah tegak tergantung dari kaum Muslim dalam memperjuangkannya. Semoga tak lama lagi Palestina dan negri-negeri muslim lain terbebas dari hegemoni kaum kufar.