Oleh. Asha Tridayana
#MuslimahTimes — Lonjakan kasus Covid-19 semakin tinggi hingga pemerintah pun membuat kebijakan baru, yaitu Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilaksanakan sejak tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah agar dapat meminimalisasi penyebaran virus Covid-19. Di samping tetap memperketat protokol kesehatan, pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk melaksanakan doa bersama di kediaman masing-masing. Dengan harapan pandemi Covid-19 segera berlalu dan kondisi perekonomian negeri dapat kembali stabil.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, yang mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama. Dalam surat resmi tersebut, Halim mengimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka Covid-19 di Indonesia. Halim berharap doa bersama dapat digelar secara rutin yang dimulai serentak pada hari Minggu (4/7/2021) pukul 18.00 waktu setempat di kediaman masing-masing.
“Dalam doa memohon kepada Allah SWT dan Tuhan yang Maha Esa agar pemimpin dan seluruh warga negara Indonesia diberikan kesehatan, keselamatan, dan perlindungan dari wabah COVID-19,” katanya.
Halim pun mengimbau agar seluruh pihak berdoa agar kuat dan tabah menghadapi pandemi. Selain itu, mereka juga diimbau untuk mendoakan pemimpin dan masyarakat Indonesia dapat saling membantu dan menguatkan, serta bergotong royong dalam menangani pandemi COVID-19 (news.detik.com 03/07/21).
Tidak dapat dipungkiri, jika fitrah manusia sejak diciptakan adalah mengagungkan atau mengkultuskan sesuatu. Dalam hal ini menyembahkan kepada Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Pengatur dan Pencipta kehidupan. Di samping itu, sifat dasar manusia yang lemah dan terbatas menjadikannya bergantung pada kuasa-Nya. “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28). Termasuk adanya doa bersama saat wabah Covid-19 kian memuncak. Hal ini menjadi bentuk pengakuan bahwa manusia membutuhkan pertolongan dan perlindungan dari Allah Swt dalam menghadapi wabah. Doa menjadi sarana berserah kepada Allah Swt atas segala ikhtiar yang telah diupayakan.
Namun, tentu saja doa bersama tidaklah cukup. Apalagi hanya dilakukan oleh masyarakat dalam lingkup keluarga. Karena semestinya juga diimbau kepada para pengambil kebijakan. Mereka yang memiliki wewenang dan bertanggungjawab atas keselamatan rakyatnya dalam mengambil setiap keputusan. Terlebih saat pandemi sekarang, peran negara sangat dibutuhkan dalam meri’ayah rakyatnya. Masyarakat membutuhkan sosok pelindung yang mampu menjamin kelangsungan hidup termasuk keselamatan jiwanya. Tentunya hal ini hanya dapat dilakukan oleh negara. Maka sudah menjadi kewajiban para pemegang kebijakan dalam lingkup negara untuk turut melakukan doa bersama demi kemaslahatan umat.
Di samping itu, perlu adanya sikap lanjutan dalam menghadapi wabah yang kian hari kian bertambah korbannya. Doa yang diiringi dengan tobatan nasuha atas segala kekeliruan yang telah dilakukan. Di antaranya melalaikan hukum-hukum Allah Swt. Karena terlihat di setiap lapisan masyarakat, lebih-lebih pemerintahan masih banyak yang tidak menjadikan syariat Islam sebagai aturan kehidupan. Sehingga cukup mengherankan, satu sisi berdoa memohon kepada Allah Swt namun di sisi lain hukum-hukum Allah dicampakkan begitu saja. Maka, segera melakukan tobatan nasuha menjadi jalan dibukakannya kembali pertolongan Allah Swt. Tentunya sejalan dengan melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya secara kafah tanpa pilih-pilih.
Islam Aturan Komplit solusi atasi Pandemi
Dengan dijadikannya syariat Islam sebagai aturan dan pedoman hidup, maka saat menghadapi wabah pun tetap berpatokan pada syariat. Karena tentu saja Islam memiliki cara dan telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Dari penanganan pertama kali masuknya wabah hingga menanggulangi dampak yang ditimbulkan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh masyarakat dan negara seperti protokol kesehatan, screening penderita sampai penyediaan fasilitas kesehatan, Islam memiliki aturannya. Maka jelas tidak diragukan lagi, solusi tuntas atasi wabah dengan kembali pada penerapan syariat Islam bukan sekadar doa bersama. Karena sangat mungkin Allah menutup pintu pertolongan-Nya, melihat kondisi saat ini sangat jauh dari hukum-hukum Allah Swt.
Oleh karena itu, marilah memupuk kesadaran menjadi makhluk Allah yang taat syariat secara utuh tanpa terkecuali. Menjadikan Islam satu-satunya pengatur kehidupan. Dengan begitu, semakin mendekatkan pada pertolongan Allah swt dan keberkahan bukan lagi harapan semata. Insya Allah, wabah covid-19 pun segera diangkat dari bumi ini.
Allah Swt berfirman : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Wallahu’alam bishowab.