Oleh : Vivie Dihardjo
#MuslimahTimes — Teknologi informasi yang semakin beraneka ternyata menyimpan bahaya laten yang cukup mengkhawatirkan. Penggunaan sosial media yang semakin murah dan mudah bisa diakses siapa saja, dewasa hingga anak anak. Penggunaaan media sosial facebook, twitter, instagram, snapchat dan berbagai aplikasi lain meningkat cukup pesat. Rutinitas, kebahagiaan bahkan berita duka dikabarkan dalam media sosial dan dalam hitungan detik ratusan bahkan ribuan orang bisa mengetahuinya. Berita terkini yang bisa diakses dengan cepat itu memunculkan fenomena bernama FOMO ( Fear Of Missing Out).
Fomo adalah suatu perilaku yang menggambarkan kekahawatiran berlebihan pada diri seseorang ketika tidak bisa mengakses berita terkini. Perilaku ini bisa berada pade level ringan sampai pada level yang mengkhawatirkan ketika seorang merasakan kekhawatiran yang berlebihan ketika melihat orang lain terlihat lebih bahagia dan merasakan kepuasan yang lebih besar daripada diri sendiri (detik.com 4/5/2013)). Pada level akut pengidap fomo menjadi gelisah ketika tidak bisa terhubung dengan media sosial karena tidak bisa mengetahui apa yang orang lain lakukan.
Pengidap fomo menganggap media sosial menjadi hal yang sangat penting. Dapat mengakses media sosial setiap saat menjadi kebutuhan utama dan bahkan dapat melalaikan pada aktivitas lainnya. Sebuah survei merilis 40%penggila medsos mengidap fomo. Kepala Eksekutif RSPH (Royal Society of Public Health) di Britania Raya, Inggris, Shirley Cramer menyatakan “media sosial lebih membuat kecanduan ketimbang rokok dan alkohol yang merasuki kehidupan anak muda, sulit mengabaikan masalah media sosial ketika bicara masalah mental anak muda”. Penggunaan media sosial untuk menginformasikan berbagai aktivitas pribadi maupun publik adalah jendela bagi seseorang untuk melongok kehidupan diluar pribadinya dan menimbulkan ketertarikan untuk terus mengikutinya.
//Inovasi Adalah Pedang Bermata Dua//
Kehadiran teknologi informasi yang terus berkembang menimbulkan kegembiraan sekaligus kegelisahan. Gembira karena akses informasi dan komunikasi menjadi mudah, mampu membuka berbagai peluang kegiatan ekonomi produktif dan berbagai dampak positif lainnya. Tetapi tidak dspat ditolak juga berbagai ekses negatif juga bermunculan, diantaranya fenomena fomo ini. Ekses fomo seperti diuraikan diatas sangat mengganggu bagi aktivitas seseorang. Seorang psikolog Dr.Andy Przybylski menyatakan bagi seseorang dengan kadar fomo tinggi hal ini akan menimbulkan masalah karena mereka cenderung selalu mengecek akun media sosialnya untuk melihat apa saja yang dilakukan oleh teman temannya sehinggan mereka rela mengabaikan aktivitasnya sendiri. Karena itu pengguna media sosial disarankan mengurangi frekuensi penggunaannya. Hakekat inovasi seharusnya memudahkan dan bukan melalaikan, apalagi lalai pada aktivitas ruhiyah (ibadah) sesuangguhnya itu adalah kerugian besar, seperti firman Alloh
الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل
“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”
//Islam Memaknai Inovasi//
Realitas sejarah tidak bisa ditutupi bahwa dimasa khilafah islamiyah, peradaban dunia mengalami masa kegemilangan. “Selama lima ratus tahun islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradaban yang tinggi” (Jaques C Reister).
Munculnya banyak ilmuwan besar dengan karya karyanya yang fenomenal adalah bukti islam membuka pintu selebar lebarnya bagi berkembangnya inovasi dan mendorong inovasi yang bersifat mendatangkan kemaslahatan bagi umat.
Ibnu Sina (di barat dikenal dengan Aviciena) seorang pakar pengobatan dan kedokteran telah melahirkan 267 buku kedokteran “Al Qanun Fi Al Thibb” masih digunakan sebagai rujukan hingga kini. Al Kindi maestro dalam fisika dan filsafat telah mewariskan 256 judul buku. Al Khawarizmi maestro di bidang matematika dan penemu angka nol, penemu salah satu cabang ilmu matematika, algoritma. Beberapa bukunya digunakan sebagai pegangan hingga abad 16 di universitas universitas terkemuka di Eropa . Sungguh peradaban berhutang pada islam, seperti disampaikan presiden AS Barrack Obama pada pidato 5 juli 2009.
Islam tidak anti terhadap inovasi yang memberikan maslahat bagi umat, dibuktikan dengan peradaban yang gemilang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang terjadi di masa kekhilafahan. Ketika syariat islam ditegakkan dan muslimin didorong dan difasilitasi untuk memberi manfaat yang sebesar besarnya bagi umat karena manusia terbaik adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain (al hadist). Berbagai inovasi diarahkan agar lebih banyak mendatangkan maslahat daripada mudharat.
================================
Sumber Foto :