Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Motivasi)
MuslimahTimes– Cinta adalah perasaan terdalam dari lubuk hati kita tentang kasih sayang, cinta adalah bunga indah yang bikin hidup lebih hidup, cinta merupakan anugerah terindah dalam hidup manusia untuk saling mengasihi, cinta adalah kekuatan yang bisa mengalahkan segalanya, cinta bisa membuat bahagia, tapi juga sedih luar biasa: tertawa sekaligus menangis.
Cinta adalah perwujudan dari naluri (gharizah), yakni naluri mempertahankan keturunan (gharizah an-nau’). Lawan dari benci (Al Alamah Abi fadhl Jamalud Din Muhammad bin Mukram, dalam kamusnya). Kecendrungan alami pada sesuatu yang lezat, enak, nyaman, suka dan senang (Ustaz MR Kurnia). Rasa suka, sayang, terpikat, ingin, rindu, pengharapan, sedih dan ingat (KBBI). Cinta adalah kecenderungan dan rasa; baik rasa suka, sayang, terpikat, ingin, rindu, pengharapan, sedih dan ingat dari pecinta kepada yang dicintai.
Cinta hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya (menurut al-Azhari), menurut al-Baidhawi yaitu keinginan untuk taat. Menurut al-Zujaj adalah menaati keduanya dan rida terhadap segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa oleh Rasulullah.
“Katakanlah (Muhammad): Jika kamu benar-benar cinta kepada Allah, turutilah aku , niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. ali-Imron:31).
“Tidak dianggap beriman diantara kalian hingga Aku (Rasulullah) lebih dicintai daripada cintanya kepada sanak keluarganya dan keseluruhan manusia” (HR. Bukhori).
Kita sebagai seorang hamba, wajib mencintai Allah dan Rasul-Nya. Cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati keduanya dan rida terhadap segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa Rasulullah Shollallahu ’Alaihi Wasallam. Allah Ta’aala memberikan kepada kita pendengaran, penglihatan, hati dan akal hingga dapat berpikir, suatu anugerah yang tidak ternilai harganya. Firman Allah :
“Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dia pun memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati agar kalian bersyukur.” (QS. An-Nahl:78)
Allah pula yang memberikan petunjuk hidup bagi manusia. Rasul diutus dan wahyupun diturunkan sehingga menjadi cahaya terang benderang. Firman Allah yang artinya: “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu agar menjadi saksi, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, penyeru manusia pada agama Allah dengan izin-Nya, dan cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab:45-46).
Realitas menunjukkan bahwa segala kebutuhan manusia mulai keberadaannya di dunia, fasilitas untuk hidup dan kehidupannya serta petunjuk hidup, semuanya diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepada kita, dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu kewajiban. Banyak nash-nash alquran dan hadits yang mewajibkan kaum Mukmin mencintai Allah dan Rasul-Nya. Diantaranya:
“Katakanlah, “ jika bapak-bapak, anak-anak, saudara, istri-istri, dan kaum keluarga kalian, serta harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiaannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (QS. At-Taubah:24)
“Ada tiga perkara, siapa saja yang memilikinya ia telah menemukan manisnya iman. Yaitu orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya, orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah, dan orang yang tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke neraka.” (Mutafaq’alaih).
Oleh karena itu, mencintai Allah dan Rasul-Nya diwujudkan dengan cara beriman sepenuhnya kepada-Nya dan bersungguh-sungguh bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala, yakni dengan menaati semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana telah disampaikan melalui Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Tunduk, patuh dan taat kepada aturan Allah Subhanahu Wa Ta’aala.
Wallahua’lam.