Oleh : Siti Sofiah
“Cinta hakiki adalah cinta yang benar dan sejati. Cinta kepada mahbub (yang di cintai) dan cara mencintai nya yang dibenarkan secara syar’i dan di landasi semata-mata ridlo Illahi. Cinta hakiki tidaklah sebatas cinta dunia tetapi juga tembus ke akhirat”
Indah sekali makna cinta di atas. Andai kita bisa meraih cinta hakiki seperti ini, alangkah indah nya nikmat hidup dariNya. Baru saja kita di kejutkan oleh berita meninggal nya seorang da’i yang sering muncul di televisi secara tiba-tiba. Sore hari sebelum pergi keluar rumah beliau masih bercengkerama bersama keluarga, istri dan anak-anak nya. Dan berita kecelakaan yang akhirnya membuat nyawa nya di panggil Sang Maha Hidup, sungguh mengguncang perasaan keluarga yang di tinggal kan. Saya dan mungkin teman yang mengikuti berita tersebut, pastilah ikut merasakan sedih dan pilu nya hati istri ustad tersebut. Itulah ujian hidup dariNya, tidak setiap hambaNya mendapatkan cobaan istimewa itu dariNya, dan pasti Allah Maha Kuasa mempunyai hikmah di balik ujian-ujian yang di berikan pada hambaNya.
Hikmah kejadian tersebut (meninggal nya ustad secara tiba-tiba) bagi saya, adalah Dia yang Maha Hidup mempunyai rahasia yang tidak diketahui oleh hambaNya. Sebab rizki, jodoh dan ajal adalah milikNya. Dia yang memberikan dari arah dan pintu yang tidak pernah kita duga, dan Dia juga berhak mengambil semua nya kapan pun yang Dia kehendaki. Laa Haula walaa Quwwata illaa Billaah (Tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan (pertolongan) Allah). Hal ini menyadarkan saya, sebagai hambaNya saya tidak boleh mencintai dunia yang fana ini dengan cinta mati. Tetapi di dunia ini mencari cinta hakiki, cinta yang hanya untuk meraih cintaNya itulah cinta yang akan menyelamatkan saya dari panas nya api neraka dan pedihnya siksa jahanamNya.
Menyemai Cinta Sejati Keluarga
Cinta antar keluarga. Cinta suami kepada istri, cinta istri kepada suami dan cinta orang tua kepada anak-anaknya tidak sekedar memenuhi kebutuhan materiil mereka saja. Cinta hakiki kepada istri terjadi apabila cinta itu berdasarkan hukum syara’ hanya ingin menggapai ridloNya dan bisa masuk jannahNya bersama. Istri di jadikan ladang ketaatan suami terhadap Allah SWT, begitu pula sebalik nya. Cinta kepada anak-anak tidak sekedar memberikan materi yang di butuhkan anak-anak, memberikan mainan dan fasilitas yang membuat mereka nyaman berjam-jam dengan gadget/mainan nya bukanlah cinta yang hakiki. Cinta orang tua ini berubah menjadi cinta sejati jika pendidikan anak di arahkan hingga anak-anak menjadi anak yang sholeh/ah yang taat kepada Allah SWT, mencintaiNya, peduli kepada umatNya serta senantiasa membela dan menyebarkan kebenaran Islam. Anak seperti ini akan menjadi hiasan (zinah) bukan malapetaka (fitnah). MasyaAllah, sungguh bahagia sekali buah cinta hakiki tersebut bisa kita rasakan dalam keluarga kita.
Kemesraan sejati dalam keluarga merupakan kemesraan yang dilandasi nuansa keimanan, ketaatan dan perjuangan menggapai ridloNya. Banyak sekali kisah tentang keluarga Rasulullah dan Shahabat bagaimana mereka menjaga kemesraan keluarga hanya untuk menggapai ridloNya. Ibunda Khadijah binti Khuwailid dan Rasulullah adalah suami istri yang saling mengasihi. Rasulullah sebagai seorang suami sering bergurau, berbuat ma’ruf dan lembut terhadap istrinya. Begitupun ibunda Khadijah adalah penopang utama dakwah Nabi, beriman pertama kali, membiayai hampir seluruh dakwahnya. Sekalipun demikian, ibunda Khadijah tetap rendah hati, berakhlaq mulia dan menjaga kesucian nya.
Allah memerintahkan kepada suami dan istri saling mencintai. Satu-satu nya hal yang bisa menjadi alasan untuk menangguhkan nya adalah cinta pada Allah, Rasul dan Jihad Fi Sabilillah. [QS. At Taubah : 24]
Berikut ini adalah ikhtiar yang bisa dilakukan suami istri agar cinta selalu bersemi :
- Saling perhatian, senantiasa ceria dan tersenyum. Kadang hal ini sering disepelekan oleh pasangan suami istri. Senyum dan menunjukkan wajah berseri-seri adalah energi positif yang bisa memberi semangat bagi siapa saja, termasuk suasana hati dan rumah kita. Dan mungkin ini pun sudah jarang kita lakukan, sesekali perhatikan lah wajah pasangan kita, mungkin yang tidak LDR (Long Distance Relationship) bosan memperhatikan wajah nya. Tetapi, akan berbeda jika perhatian kita sambil membisik kan ke telinga nya,” Suamiku/istriku, maafkan aku. Jika selama ini aku sering sibuk dan melupakan mu. Aku janji akan memperhatikanmu, aku mencintaimu karena Allah” (eHmm, So sweet)
- Selalu mendoakan suami/istri.
Ya Allah, istriku bukan lah Khadijah atau ‘Aisyah
Ia hanyalah seorang wanita yang ingin sholehah seperti ummul mukminin
Ampunilah ia, Ya Rahim
Ya Allah, suamiku bukan lah Muhammad bukan pula Yusuf
Ia hanyalah seorang lelaki yang ingin sholeh spt RasulMu
Ampunilah ia, Ya Rahman - Berpakaian yang rapi, berdandan dan selalu menjabat tangan jika salah satu suami atau istri keluar rumah. Mungkin ini yang sering saya abaikan juga, padahal banyak hadist yang menyatakan jika berdandan di depan suami adalah ibadah. Dari hadits Abdullah bin Salam, bahwa Rasulullah bersabda ”Sebaik-baik istri ialah istri yang menyenangkan kamu bila engkau memandang (nya), dan taat kepadamu bila engkau menyuruh (nya), serta menjaga dirinya dan harta bendamu di waktu engkau tidak berada bersamanya.”
- Saling terbuka (ber-ekspresi), saling memanggil yang mesra dan lemah lembut dalam perbuatan. Saling percaya dengan komunikasi yang baik dan santun, akan membuat hubungan antara suami dan istri semakin erat. Memanggil pasangan dengan panggilan yang mesra, akan menambah kehangatan keluarga untuk menggapai ridloNya.
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (Hadist Tirmidzi dan Ibnu Majah) - Terangi keluarga dengan lantunan Al Qur’an dan kalimat thoyibah.
Rasulullah berpesan terangilah rumah mu dengan shalat dan bacaan Al Qur’an. Mungkin saat ini jarang sekali rumah yang di dalam nya selalu terdengar lantunan ayat-ayat Al Qur’an. Mari mulai saat ini, kita ganti suara musik yang terdengar di rumah kita dengan suara ayat-ayatNya, tentu akan lebih menenangkan hati dan bisa menjadi terapi jiwa yang lelah beraktivitas seharian bagi suami istri.
“Apabila suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) sambil membaca al-Qur’an dan saling bertadarus bersama-sama, niscaya akan turun ketenangan atas mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan melindungi mereka dan Allah menyebut mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisi-Nya. (HR. Muslim)
Memetik Cinta Hakiki
Meraih cinta hakiki tidaklah semudah membalik kan telapak tangan. Semua ikhtiar kita memerlukan kesungguhan (Man Jadda Wa Jadda) dan keikhlasan. Ya keikhlasan, sebuah pekerjaan hati yang sulit sekali di pelajari setiap hambaNya. Dan selalu hati-hati menjaga hati tetap bersih dalam meraih cintaNya agar mendapatkan ampunan dan surgaNya yang luas nya seluas langit dan bumi.
Mencintai Allah dan RasulNya adalah suatu keniscayaan . Katakanlah : “Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur“. [TQS. Al Mulk : 67]. Pernahkah kita berfikir, apabila nikmat Allah yang diberikan kepada tubuh kita diambil satu saja, seperti ketika sakit di perut yang tiada kunjung sembuh, padahal jika sudah buang angin (kentut) saja sudah lebih baik tubuh kita. Sungguh masalah yang di dengar sepele tapi akibatnya bisa fatal, itulah nikmat sehat yang kadang-kadang baru kita rasakan sungguh Maha Pemurah yang memberi nikmat sehat ini jika kita sedang sakit. Apabila kita berfikir tentang alam semesta, kehidupan dan manusia maka kita akan berfikir siapa yang menciptakan kita? untuk apa kita di ciptakan? Dan akan kemana setelah manusia tiada? Jawaban yang shohih, memuaskan akal dan sesuai fitrah manusia akan tertuju kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT. Perasaan cinta kepada Allah dan RasulNya tidak akan muncul jika tidak mengenalnya. Kecintaan kepada Allah akan menggelora apabila memahami betapa kuasa, kasih sayang dan kehebatan Allah Sang Maha Pencipta. Memikirkan ciptaanNya, bagaimana air laut menjadi asin? Bagaimana oksigen di ciptakan sehingga kita bisa bernafas? Bagaimana tata surya bisa beredar sesuai garis edar nya tanpa bertabrakan satu sama lain? Sungguh, di luar perbuatan manusia yang bisa mengendalikan itu semua. Hanya kekuatan Yang Maha Sempurna Allah SWT yang bisa melakukan nya.
Agar perasaan cinta kepada Allah dan RasulNya ini selalu dan tetap ada di hati kita, perlu kita semai antara lain dengan:
- Selalu membaca Al-Qur’an dengan terjemahan nya.
Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. telah berkata: Rasulullah saw.bersabda, “Perumpamaan “Orang mukmin yang membaca Qur’an dan mengamalkannya seperti buah jeruk yang rasanya enak dan baunya harum. Dan orang mukmin yang tidak membaca Qur’an tetapi mengamalkannya seperti buah kurma yang rasanya enak tetapi tidak ada baunya. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Qur’an seperti bunga yang berbau harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit. (Hadist Bukhari & Muslim) - Mendalami Hadist dan Sirah Rasul.
Saya sangat terharu dan tidak begitu lama meneteskan air mata ketika membaca Sirah Nabawiyah pada saat Rasulullah dan Zaid Bin Haritsah di lempar batu di Thaif , pasca wafatnya Abu Thalib dan Siti Khadijah, Rasulullah mengajak Zaid bin Haritsah menuju Thaif, sebuah desa yang tanahnya subur dan penduduknya berpotensi menerima dakwah. Namun, penduduk Thaif keduluan dihasut Abu Lahab. Imbasnya, Rasul dilempari batu, bahkan darah beliau masih menetes walau sudah di luar Thaif. Saat itu Rasulullah ditawari malaikat Jibril untuk membalas perbuatan penduduk Thaif tersebut dengan melempar salah satu bukit di gunung Thaif kepada mereka, tetapi Rasulullah menolak. Sungguh, dari kisah tersebut saya bisa merasakan betapa berat nya dakwah Beliau SAW saat itu dan betapa mulia akhlaq Rasulullah. Dan pantaslah saya sangat ingin bertemu dengan Rasulullah SAW, manusia mulia yang terpilih oleh Allah SWT untuk menyampaikan dienNya kepada manusia, agar manusia menaati syariatNya dan menjauhi laranganNya. - Memperbanyak membaca shalawat untuk Rasulullah SAW.
Ketika lidah terbiasa untuk menyebut nama Beliau SAW, rasa cinta akan semakin kuat di hati. Apalagi beliau SAW disebut dalam untaian doa dan shalawat. - Menaati Allah dan RasulNya.
Perasaan taat ini jika dilakukan secara kontinu akan menghubungkan ikatan yang kuat antara seorang hamba dengan Allah dan RasulNya. Semakin taat dengan perintahNya dan menjauhi laranganNya, inilah rangsangan yang akan memunculkan kedasyatan cinta hakiki.
Menyemai cinta kepada sesama manusia.
Homo homini lupus, manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dalam keseharian nya beraktivitas selalu berinteraksi dengan manusia yang lain. Dan Rasulullah pun mengajarkan kepada umat nya untuk memekar kan cinta antara sesama manusia ini.
- Tebarkan salam. Rasulullah SAW bersabda : ” Kalian tak akan masuk surga hingga kalian beriman, & tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yg mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkanlah salam di antara kalian.”. (HR. Muslim)
- Temui dengan wajah berseri. Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri” (HR. Muslim)
- Bahagia kan selalu. Rasulullah SAW bersabda : ” Barangsiapa yang memperhatikan kepentingan saudaranya,maka Allah akan memperhatikan kepentingannya.Barangsiapa yang melapangkan suatu kesulitan sesama muslim,maka Allah akan melapangkan satu kesulitandari beberapa kesulitan dihari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kejelekan orang lain maka Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat”. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
- Do’a kan kala tak bersama nya. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Ahmad)
- Katakan cinta karena Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda : “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
- Memberi hadiah. Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani) dan “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (HR. Thabrani)
- Silaturahim/Berkunjung. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim) dan “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menyambung keluarga (silaturahmi).” (HR. Bukhari)
- Cintai dia seperti mencintai diri sendiri. Rasulullah SAW bersabda : “ tidak beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudara-saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”(HR. Bukhari&Muslim)
- Memperhatikan kebutuhan nya. Rasulullah SAW bersabda : “Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain. Dia tidak mendzaliminya, tidak mengkhianatinya dan tidak merendahkannya. Takwa itu ada di sini, sembari beliau menunjuk ke arah dadanya sebanyak tiga kali. Cukuplah seseorang dikatakan buruk perangai, ketika dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darah, kehormatan dan hartanya atas muslim yang lain.” (HR. Muslim)
- Melindungi kehormatan nya. Rasulullah SAW bersabda : ” Barangsiapa melindungi kehormatan saudaranya, niscaya Alloh melindungi wajahnya dari api neraka di hari kiamat.”
(HR. Tirmidzi) - Balaslah pemberian nya walaupun dengan do’a. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa meminta perlindungan kepadamu dengan nama Allah maka lindungilah dia, barangsiapa meminta sesuatu kepadamu karena Allah maka penuhilah permintaannya dan barangsiapa yang berbuat baik kepadamu maka balaslah kebaikannya, jika kamu tidak dapat membalas kebaikannya maka do’akanlah”. (HR. al-Baihaqi).
Demikian lah beberapa cara menyemai cinta kepada Allah dan RasulNya, kepada keluarga dan kepada sesama manusia. Semoga kita bisa meraih kedasyatan energi cinta ini dalam setiap aktivitas sehari-hari. InsyaAllah cinta yang berporoskan kecintaan kepada Allah dan RasulNya akan memetik indahnya cinta yang hakiki.
Wallahu’alam Bishshowab
Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani
Sumber Bacaan :
MR. Kurnia. Inspiring Love, Meraih dan Merawat Cinta Sejati. 2006. Mahabbah Pustaka Bogor
=================================================
Sumber Foto : Hipwee