Oleh: Bella Burhani
Gangguan mental (mental health problem), makin marak mendera masyarakat. Terutama di kalangan usia produktif, remaja hingga usia dewasa. Tekanan hidup ditengarai menjadi salah satu pemicunya.
Gangguan jiwa atau gangguan mental adalah penyakit yang dapat mempengaruhi emosi, pemikiran dan perilaku individu penderitanya. Layaknya penyakit fisik, penyakit mental pun membutuhkan pengobatan dan penanganan yang tepat.
Di Indonesia, seseorang yang mengalami gangguan mental kerap disebut “gila” atau “sakit jiwa”, sering mendapat perlakuan kasar, termasuk mengalami diskriminasi dan pemasungan. Padahal, penderita gangguan mental memerlukan perawatan di rumah sakit supaya pulih dengan lebih cepat.
Berbagai berita tentang kondisi mental masyarakat yang rapuh kerap membuat miris. Bunuh diri seperti yang akhir-akhir ini terjadi di kalangan mahasiswa di Yogyakarta merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang perlu ditangani dan dicegah oleh banyak pihak. Bunuh diri adalah penyebab kematian keempat bagi orang berusia 15 hingga 29 tahun di seluruh dunia.
Amirah Ellyza Wahdi, pakar kesehatan masyarakat dari UGM, mengungkapkan berdasarkan penelitian terbarunya bersama pakar dari Australia dan Amerika Serikat, sekitar 2,45 juta remaja di Indonesia termasuk ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa. Menurut riset, berbagai potensi kondisi psikologis dan gangguan mental pada manusia memang mulai menunjukkan gejalanya pada usia kiritis remaja atau dewasa muda. Dengan populasi kelompok usia 10-19 tahun yang mencapai 44,5 juta jiwa, Indonesia harus mulai melakukan investasi di bidang kesehatan mental remaja. (suara.com 19/10/2022)
Penyebab Gangguan Mental pada Remaja
Hingga saat ini, penyebab gangguan mental masih belum diketahui secara pasti. Namun demikian, gangguan kesehatan mental dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari faktor genetik, psikologis, biologis, maupun dari faktor lingkungan.
Biasanya penderita diawali dengan mengalami stres yang kemudian berkembang menjadi depresi manakala stres yang dialami belum teratasi dengan baik. Berikut ini faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya gangguan pada kesehatan mental, antara lain:
1. Faktor Agama, agama dan suku juga dapat menjadi hal yang memicu timbulnya gangguan mental. Hal ini biasanya terjadi di lingkungan yang mayoritas, sehingga bagi seseorang yang minoritas sering sekali dikucilkan dan dijauhi. Bisa juga ketika remaja merasa dipaksa melakukan suatu hal dalam agama, padahal itu sesuatu yang baik dan dapat menyelamatkannya dari pergaulan yang keliru.
2. Traumatis/Kehilangan seseorang, pengalaman traumatis merupakan salah satu pemicu yang paling besar terhadap kesehatan mental. Pengalaman yang menyedihkan bahkan kehilangan seseorang seperti hilangnya peran orang tua yang seharusnya menjadi pelindung dan pembimbing, dapat membuat jiwa menjadi kehilangan dan akhirnya menjadi pemicu timbulnya stres dan depresi.
3. Ke-trigger dengan suatu hal, faktor yang menyebabkan kesehatan mental terganggu dapat terjadi karena adanya pemicu. Pemicu ini dapat berbagai macam mulai dari pengalaman traumatis yang dialami saat kecil(inner child) maupun fobia terhadap sesuatu
4. Orientasi seksual, orientasi secara seksual juga dapat menjadi pemicu munculnya gangguan kesehatan mental. Hal ini terjadi apabila seseorang memiliki orientasi seksual menyimpang dan tidak biasa. Dia akan dihantui rasa bersalah karena penyimpangan yang dilakukanya.
5. Hidup di bawah tekanan. Saat ini banyak generasi muda yang sulit mengolah emosi, merasa hidup banyak masalah dan tertekan akan suatu hal. Baik karena banyaknya beban belajar di sekolah dan kampus, maupun tekanan di tempat kerja.
6. Fobia. Fobia juga dapat menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang mengalami gangguan kesehatan mental. Fobia yang terdapat di setiap orang sangat berbeda. Mulai dari takut ketinggian, air, hewan bahkan juga terdapat orang yang fobia terhadap buah.
Islam Atasi Gangguan Mental pada Remaja
Peradaban Barat sering mengklaim bahwa Philippe Pinel (1793) adalah orang pertama yang memperkenalkan metode pengobatan kegilaan. Tidak hanya itu, West juga mengklaim bahwa rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Apakah klaim peradaban barat benar?
Syed Ibrahim B, Ph.D dalam bukunya berjudul “Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times”, mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat mengembangkannya.
Terbukti, hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad(ibu kota Kekhilafahan Abbasiyah) insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.
Lantas, bagaimana Islam mencegah dan mengatasi maraknya gangguan mental pada remaja?
Pertama, hendaknya setiap individu masyarakat beriman kepada Allah dan rasul-Nya dengan keimanan yang benar. Meyakini Qadha Qadar berasal dari Allah. Tetap berhusnudzan pada Allah, bahwa di balik permasalahan pasti ada ibrah dan hikmah yang indah. Keyakinan ini yang akan membawa seseorang tetap ikhlas dan sabar dalam menjalani kehidupan karena dia meyakini, setiap ujian akan mengugurkan dosa-dosanya. Negara yang menjalankan sistem Islam akan menjaga kondisi keimanan ini senantiasa berada dalam kondisi yang kokoh.
Kedua, Islam mewajibkan penerapan hukum-hukumnya secara total dalam kehidupan bermasyarakat, baik aqidah akhlak, ibadah, politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, peradilan, dan keamanan. Dengan penerapan hukum Islam, maka hidup akan terasa tenteram, minim tekanan.
Ketiga, Islam mewajibkan adanya kepedulian diantara sesama muslim terhadap kondisi yang terjadi. Setiap individu wajib melakukan amar ma’ruf nahi munkar terhadap semua hal yang menyimpang dari Islam. Di lain pihak, pemerintah pun mengawal dan mengawasi supaya kondisi umat menjadi semakin baik.
Keempat, mengajak remaja senantiasa produktif melakukan hal positif. Misal, belajar tahfzih, tahsin, penelitian di bidang sains, membuat aneka kompetisi olahraga, mengadakan program pelatihan dakwah. Hal ini dapat membantu memfokuskan remaja pada hal-hal baik dengan orientasi Akhirat tanpa melupakan urusan dunianya.
Inilah solusi Islam di dalam menjaga kesehatan mental, terutama di kalangan remaja.
Wallahu’alam bi shawab.