Breaking News

Pekik Merdeka di Tengah Banjir Produk Cina dan Tumbangnya Pabrik Tekstil Indonesia, Logiskah?

Spread the love

Oleh. Ayu Mela Yulianti, SPt.
(Pegiat Literasi dan Pemerhati Kebijakan Publik)

Muslimahtimes.com–Banjirnya pakaian impor murah asal Cina tampak jelas di Pusat Grosir Tanah Abang. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lantai 1 Jembatan Blok A Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat hari ini, Jumat sore (9/8/2024), dapat terlihat sejauh mata memandang, pakaian impor asal Cina, termasuk baju bayi dan anak, terpampang dan dipajang rapih di kios-kios para pedagang.

Mirisnya, baju-baju anak dan bayi itu juga tidak dilabel SNI atau penanda Standar Nasional Indonesia (SNI). Padahal, pakaian anak dan pakaian bayi termasuk produk yang harus memenuhi SNI alias berlaku SNI Wajib. (Jakarta, CNBC Indonesia.com, Agustus 2024)

Pekik merdeka di tengah banjir pakaian impor Cina yang terus terjadi, bahkan dengan kualitas rendah adalah sebuah ironi yang sangat akut dalam kehidupan negeri. Bagaimana tidak, impor ilegal beragam produk luar negeri terus terjadi. Hal yang kemudian semakin meneguhkan bahwa Indonesia adalah negara yang mudah didikte sehingga dengan mudah menerima produk impor apapun, yang semakin meneguhkan jika Indonesia adalah negara tujuan ekspor barang-barang luar negeri bahkan yang tidak berkualitas sekalipun. Sangat ironis.

Hal yang berkebalikan dengan negara lain saat menetapkan syarat produk impor yang berhak masuk ke negaranya, berupa kualitas tinggi dan seabreg persyaratan yang kadang tidak bisa dipenuhi dan berkonsekuensi pada ditolaknya produk jika tidak memenuhi kualifikasi persyaratan yang telah ditetapkan.

Sebagai contoh, di Cina suasana bisnis banyak mendapat dukungan dan subsidi dari negara. Sehingga produk yang dihasilkan banyak ragamnya dengan beragam kualitas dan berharga murah. Alhasil bisnis dapat bersaing, bahkan dapat diekspor tembus ke luar negeri. Hal yang juga tak lepas dari politik luar negeri Cina yang memproteksi setiap bisnis warga negaranya agar mampu dan menang bersaing dengan produk negara lain.

Sementara itu, industri tekstil dalam negeri di Indonesia terus terpuruk. Banyak yang tutup atau marak PHK. Hal demikian terjadi sebab tak mendapat banyak dukungan dan subsidi dari negara. Jangankan untuk memberikan subsidi pada rakyat, untuk sekedar belanja rutin negara saja, tekor, akibat lilitan utang luar negeri, padahal Indonesia adalah negara kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya.

Akibatnya negara seolah tak berdaya dalam mengatasi kebangkrutan industri tekstil dalam negeri. Sebab tak memiliki kekuatan modal dana untuk memberikan subsidi pada aktivitas bisnis rakyat, juga tak memiliki kekuatan politik luar negeri yang mumpuni dalam upaya melindungi kepentingan bisnis rakyatnya agar bisa eksis dan tembus masuk kenegara lain melalui aktivitas ekspor. Akibatnya industri tekstil dalam negeri kolaps dan bangkrut.

Tidak ada perlindungan terhadap tekstil dalam negeri, sebab lemahnya negara, akibat menerapkan sistem yang membangkrutkan, yaitu sistem sekuler kapitalisme. Alhasil negara dibanjiri produk luar negeri, yang membuat bangkrut industri dalam negeri akibat tak mampu bersaing secara harga walaupun memiliki kualitas yang unggul.

Karena secara realitasnya, produk yang laku dipasaran adalah produk yang harganya murah dan berkualitas bagus. Namun seiring waktu, sebab terjadi resesi ekonomi, produk yang laku di pasaran adalah produk yang murah, tak peduli bagaimanapun kondisi kualitasnya. Sebab resesi ekonomi membuat daya beli masyarakat menurun bahkan menuju kondisi tak mampu membeli, sehingga tak memiliki daya tawar. Alhasil, produk industri Cina sangat cocok dalam kondisi terjadinya resesi ekonomi didalam negeri, dinegeri manapun, sebab harga yang mampu bersaing, sehingga membanjiri pasar dalam negeri dan menumbangkan industri dalam negeri sebab sepi peminat akibat tak mampu bersaing secara harga. Inilah realitas bisnis yang terjadi dialam kemerdekaan yang menerapkan sistem sekuler kapitalisme. Negara tak bedaya menghadapi gempuran produk impor yang membuat matinya industri dalam negeri. Jadilah kemerdekaan rasa terjajah.

Adapun Islam memiliki kemampuan untuk menyeleksi masuk produk impor ke dalam negeri. Sehingga produk impor tidak sampai membuat bangkrut industri dalam negeri.

Hal demikian sebab Islam mewajibkan negara untuk menyiapkan sistem bisnis yang kuat dan sehat. Sehingga terjadi kompetisi yang sehat diantara para pelaku usaha didalam negeri, memberikan jaminan keamanan bagi para pelaku bisnis dalam negeri, memberikan subsidi agar masyarakat mampu melakukan bisnis dengan harga yang kompetitif. Negara memberlakukan sistem poitik dalam negeri dan luar negeri yang mampu memproteksi kegiatan bisnis rakyatnya dari beragam ancaman kerugian dan ketidakamanan.

Negara juga memberikan support dalam berbagai bentuk, mulai dari kebijakan yang kondusif semisal, larangan menimbun barang, larangan menimbun harta, larangan berlaku curang dalam takaran dan timbangan, larangan riba, hingga pemberian bantuan modal dll.

Termasuk melindungi industri dalam negeri dari gempuran impor. Sehingga produk dalam negeri mampu menjadi raja dinegeri sendiri, menguasai pasar dalam negeri dengan harga yang dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat, dan mampu bersaing dengan produk luar negeri, bahkan mampu menjadi komoditas yang mampu menembus pasar internasional dan diterima diberbagai negara dengan kualitas dan harga yang baik.

Negara hanya akan mengimpor barang atau benda atau jasa yang tidak bisa diproduksi atau tidak bisa dihasilkan didalam negeri, dengan batas yang sampai tidak mengganggu kedaulatan bisnis rakyat didalam negeri.

Dalam Islam suasana persaingan bisnis tetap sehat. Karena besarnya suport yang dilakukan oleh negara melalui kebijakan-kebijakan pro rakyat dan melindungi kepentingan seluruh rakyat. Alhasil Semua terlindungi dalam regulasi yang bersumber dari aturan Allah Swt dan Rasul-Nya.

Demikianlah betapa Islam mampu menjadikan produk dalam negeri berkuasa ditanah sendiri, dan negara akan menghentikan keran impor yang merugikan para pelaku usaha dalam negeri.

Demikian pentingnya peran negara dengan kekuasaan yang dimilikinya, yaitu akan menjadi perisai umat, akan menjadi perisai rakyat, termasuk dalam menghentikan keran impor yang bisa membangkrutkan industri dalam negeri. Dan ini berarti adalah kemerdekaan sejati, yaitu eksisnya industri tekstil dalam negeri, hingga dapat menguasai pasar dalam dan luar negeri.

Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Nabi Muhammad Saw, bersabda :

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Artinya : ”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dll.)

Wallahualam.