Oleh : Rindoe Arrayah
(Pelajar Kehidupan di Komunitas Jelajah Pena)
April Mop, dikenal dengan April Fool’s Day dalam bahasa Inggris, diperingati pada tanggal 1 April di setiap tahunnya. Pada hari itu, orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah, serta ditandai dengan tipu-menipu dan lelucon lainnya terhadap keluarga, musuh teman bahkan tetangga dengan tujuan untuk mempermalukan orang-orang yang mudah ditipu. Di beberapa negara seperti Inggris, Australia dan Afrika Selatan, lelucon hanya boleh dilakukan sampai siang atau sebelum siang hari. Seseorang yang melakukan trik setelah tengah hari disebut sebagai “April Mop.” Namun di tempat lain seperti Kanada, Perancis, Irlandia, Italia, Rusia, Belanda dan Amerika Serikat lelucon bebas dimainkan sepanjang hari. (Wikipedia)
Salah satu akibat buruk perayaan April Mop adalah peristiwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Hawaii dan Alaska. Tragedi itu datang tepat di tanggal 1 April 1946, telah menelan korban sebanyak 165 orang, dikarenakan masyarakat tidak percaya dengan informasi berupa peringatan yang dianggap hanya lelucon belaka. Di Hawaii, tsunami ini dikenal dengan “Tsunami April Mop.”
Berdasarkan informasi di atas, sudah sangat jelas bahwa April Mop bukanlah budaya Islam. Sebagai muslim, kita tidak layak untuk ikuti budaya ini.
Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, “Sungguh, kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya.”
Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah SAW bersabda, “Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami.” (HR. Tirmidzi).
Sejarah kelam April Mop
Telah tertoreh sebuah sejarah di Spanyol. Semenjak dibebaskan oleh Panglima Thariq bin Ziyad bersama pasukan Islamnya pada abad ke 8 M, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi suatu negeri yang sangat makmur. Pasukan Islam tidak hanya berhenti di Spanyol, akan tetapi terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitarnya. Perancis Selatan dengan mudah ditaklukkan, yaitu kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours dan sebagainya. Meski sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan. Cahaya Islam telah menerangi Spayol. Banyak orang-orang Spanyol yang masuk Islam dengan penuh keikhlasan karena tersentuh hatinya melihat kaum muslimin begitu baik dan rendah hati. Para mualaf yang baru masuk Islam itu bersungguh-sungguh dalam memprajtekan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al Qur’an, namun juga bertingkah laku berdasarkan Al Qur’an juga. Mereka selalu berkata “tidak” untuk musik, bir, pergaukan bebas dan segala hal yang dilarang dalam Islam. Suasana tentram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
Selama enam abad itu, kaum kafir yang berada di sekitar Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, tapi selalu gagal. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya, mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam dari Spanyol. Langkah pertama yang diambil adalah melemahkan iman umat Islam dengan cara perang pemikiran dan budaya. Kemudian, mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur’an. Tahap selanjutnya dikirimlah sejumlah ulama palsu yang aktifitasnya meniuo-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil. Akhirnya, Spanyol bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan yang dilakukan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan secara keji di luar batas kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, namun tak luput juga penduduk sipil, wanita, anak-anak dan para orang tua yang dihabisu dengan sadis.
Satu persatu daerah di Spanyol bisa ditaklukkan. Granada merupakan daerah terakhir yang ditaklukkan. Para penduduk Islam di Spanyol, yang dijuluki orang Moor, terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.
Di saat jalan-jalan sudah sepi, dan menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang, tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar untuk keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.
“Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” Demikian bujuk tentara Salib.
Kaum muslim masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa diantaranya diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap diri untuk meninggalkan Granada bersama-sama menggunakan kapal-kapal tersebut. Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada keluar dari rumahnya dengan membawa seluruh barang-baranh keperluannya secara beriringan menuju pelabuhan. Sebagian orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib, berusaha tetap bertahan dan bersembunyi di rumahnya masing-masing.
Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang sudah kosong ditinggalkan penghuninya. Tak berapa lama nampak lidah api terlihat menjilat-jilat di angkasa ketika para tentara Salib itu membakar semua rumah yang ada, termasuk rumah yang dijadikan pertahanan sebagian umat Islam yang tidak ikut menuju ke pelabuhan.
Di pelabuhan, ribuan umat Islam hanya bisa tertegun, manakala tentara Salib juga membakar kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Dengan cepatnya kapal-kapal itu tenggelam. Ribuan umat Islam yang kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anak, serta para orang tua tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak bersenjata, sementara tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus. Dengan satu komando, ribuan tentara Salib segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buasnya tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.
Seluruh muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejamnya. Darah menggenang di mana-mana. Tragedi itu bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh orang Kristen sebagai April Mop (The April Fool’s Day).
Setelah mengetahui sejarah kelam April Mop ini, sangat tidak layak bagi umat Islam untuk turut serta merayakannya. Sebab, dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya umat Islam bergembira di atas penderitaan saudaranya.
Ada sebuah kaidah syara’ yang berbunyi, “Asal suatu perbuatan itu terikat dengan hukum syara.” Oleh karena itu, umat Islam haruslah berhati-hati ketika akan melakukan perbuatan agar bisa memperoleh keberkahan dalam menjalani kehidupan.
================================
Sumber Foto : TribunTravel