Oleh : Laila Thamrin
(Anggota Komunitas Revowriter Kalsel)
Â
#MuslimahTimes — Pernah dengar dua orang wanita gontok-gontokan, cakar-cakaran, atau jambak-jambakan? Bahkan ada yang lebih sadis, sampai saling mencelakai satu sama lain? Rasanya di zaman now sering banget kita dengar beritanya ya. Sampai videonya juga ada. Viral lagi. Seorang istri menangkap basah suaminya dengan perempuan lain, pas perang tiga mulut malah selingkuhan suami semangat sekali peluk suami orang. Si istri akhirnya sesegukan pulang dengan tangan hampa. Miris!
Suami yang cemburu pun banyak. Awalnya curiga dengan berbagai sikap istrinya yang berubah padanya. Kecurigaan pun berlanjut dengan aksi yang tak dikira. Bahkan banyak yang akhirnya berujung duka. Ada yang istrinya harus menerima surat cerai. Dan tak jarang pula disudahi dengan penghilangan nyawa sang isteri tercinta. Karena ada suami yang berpikir jika istri tak bisa dia miliki lagi, orang lain pun takkan boleh memilikinya. Tragis!
Kehidupan suami istri zaman now sering diliputi oleh hawa nafsu belaka. Masing-masing menginginkan haknya didapatkan. Namun lupa menunaikan kewajibannya. Padahal antara suami dan isteri itu punya hak dan kewajiban yang masing-masing berbeda.
Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak seorang suami adalah ditaati, didengarkan nasihatnya, serta mendapatkan pelayanan oleh istrinya baik lahir maupun bathin. Dan hak istri adalah dilindungi, dididik dengan pendidikan Islam yang benar, diberikan nafkah lahir maupun bathin.
Sedangkan kewajiban suami adalah memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, memberikan tempat tinggal yang layak, serta memberikan perlindungan dari berbagai marabahaya yang mengancam jiwa istri dan anak-anaknya.
Sementara istri kewajibannya adalah melayani suaminya, mengasuh, merawat dan mendidik anak-anaknya, menjaga harta suaminya sekaligus menjaga kemaluannya. Ketaatan pada suaminya adalah kewajiban utamanya.
Semuanya harus berjalan seimbang antara hak dan kewajiban. Saling melengkapi antara suami dan isteri. Karena istri adalah pakaian suami. Pun sebaliknya, suami adalah pakaian istri. Bisa terbayang kan jika pakaian kita koyak siapa yang akan malu? Maka merawat pakaian dan menjaganya adalah mutlak. Begitu pun pasangan kita, harus kita jaga dan muliakan. Karena tanpa pasangan, bangunan keluarga takkan sempurna.
Allah Swt berfirman,
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka…..”(QS. Al Baqarah : 187)
Jika ada masalah diantara suami dan istri hendaknya saling terbuka untuk berkomunikasi. Karena suara hati tak ada yang mendengar. Maka lisanlah yang kan menjelaskan. Redam emosi. Kedepankan logika. Dan ingatlah bahwa pernikahan kita Lillah. Bukan sekedar eksperimen tanpa landasan pemikiran yang jernih dan mendalam.
Cemburu bukan hal yang tabu dalam rumah tangga. Istri Rasulullah Saw saja bisa saling cemburu satu sama lain. Namun cemburu harus dikelola dengan baik. Komunikasi kuncinya. Agar informasi yang benar akan didapatkan. Selain itu, mintalah petunjuk kepada Allah Swt supaya setiap masalah rumah tangga kita bisa diselesaikan dengan baik.
Suami adalah sumber ketentraman bagi istrinya. Pun demikian posisi istri bagi suaminya. Jika sehari saja tak bersua pasti ada rasa rindu yang menggoda.
Suami juga sebagai sumber kesenangan dan inspirasi bagi istrinya. Begitu juga sang istri, harus menjadi sumber kesenangan dan inspirasi terindah bagi suaminya. Maka suami wajib berpenampilan yang menyenangkan istrinya, sekaligus berkelakuan baik kepada istri dan anak-anaknya. Sedangkan istri mesti bersolek agar menjadi pusat perhatian suaminya. Menjaga lisannya dengan ungkapan yang menyejukkan. Hingga suami senang dan bahagia jika bertemu dengan istrinya. Sekaligus terinspirasi untuk selalu membahagiakan istri dan anak-anaknya.
Tak salah kiranya jika kita bercermin pada kisah hidup Rasulullah Saw. Ketika suatu hari isteri beliau, Aisyah Ra, tak mendapati Beliau Saw di tempat tidurnya hingga subuh menjelang. Gelisahlah Aisyah. Dia pun mencoba mengusir kegelisahannya dengan melihat keluar rumah. Ketika membuka pintu rumahnya, betapa terkejut Aisyah, karena didapatinya sang suami, Rasulullah Saw, sedang tertidur lelap di depan pintu.
Segera Aisyah ra membangunkan beliau. Kemudian Aisyah berkata,”Mengapa engkau tidur di depan pintu?” Rasul pun menjawab sambil tersenyum, “Aku pulang terlalu larut tadi malam. Dan aku kuatir membangunkanmu jika kuketuk pintu ini. Karenanya aku pun tidur di sini.”
Begitu tulus ucapan beliau. Tak ada rasa kesal. Tak terpancar sedikit pun rasa marah kepada istrinya. Sementara Aisyah, tak kuasa menahan air matanya seraya mengajak suaminya masuk ke dalam rumah.
MasyaAllah, begitu indah kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw. Patutlah kiranya kita teladani. Karena semua hidup Rasulullah mengajarkan kebaikan dan keindahan berkeluarga dalam Islam.
Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku”.( HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Imam Malik berkata, “Wajib bagi seorang suami berusaha untuk menjadikan dirinya dicintai oleh istrinya hingga ia menjadi orang yang paling dicintai istri”. Tentu penjelasan Imam Malik ini layak jadi perhatian para suami. Bagaimana agar bisa selalu dicintai istri. Menjadi orang yang dirindui istri. Bukan malah menjadi orang yang ditakuti istri, bahkan dibenci istrinya. Maka perbaikilah lisan dan perilaku kepada istri.
Rasulullah Saw bersabda kepada Umar bin Khathab ra, “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.”(HR. Abu Dawud)
Di dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw bersabda, “Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.”(HR. Ahmad)
Ini adalah petunjuk sekaligus tuntunan yang indah dari Rasulullah Saw bagi pasangan suami istri. Maka apalagi yang kita harapkan selain keindahan surgaNya? Maka bersegeralah bangun cinta dalam ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Hingga rumah tangga kita sampai ke surga.
=================================
Sumber Foto : Pel