Oleh : Tri Silvia
(Ummahat Peduli Umat, Aktivis Revowriter)
#MuslimahTimes — Jika ibadah haji dikatakan sebagai simbol persatuan umat. Maka Rajab adalah momentum runtuh dan kebangkitannya. Rajab merupakan salah satu bulan dalam penanggalan hijriah yang terdiri dari dua belas bulan. Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab termasuk salah satu bulan haram. (www.muslim.or.id, 01/07/2009)
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Selain Rajab, terdapat tiga bulan lainnya yang disebut sebagai bulan haram, sebagaimana dalam hadits yang artinya; Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban”.(HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Beberapa peristiwa penting terjadi di bulan Rajab (Republika.co.id, 09/4/2016). Tercatat ada empat peristiwa penting di dalamnya, yakni :
- Peristiwa Isra’ Mi’raj, tahun ke 10 kenabian (620 M). Hari dimana Rasulullah saw menerima perintah sholat dari Allah di Sidrotul Muntaha.
- Kemenangan militer Rasulullah dalam perang Tabuk (9 H)
- Pembebasan Yerussalem dari cengkaraman tentara Salib Eropa yang berkuasa hampir satu abad lamanya. Peristiwa ini terjadi pada bulan Rajab tahun 1187 M yang dipimpin oleh Salahuddin al Ayyubi.
- Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Terjadi pada 28 Rajab 1342 H/ 3 maret 1924 M. Mustafa Kemal Pasha. Khalifah ottoman merupakan khalifah terkahir umat Islam. Sejak saat itu, Mustafa Kemal mengubah Turki menjadi negara sekuler.
Berbeda dengan tiga peristiwa lainnya, keruntuhan Khilafah menjadi sebuah kesakitan tersendiri bagi umat. Karena dengan runtuhnya Khilafah Islam terakhir, maka hilanglah sudah perisai umat, tak ada lagi yang menjaga akidahnya dari kerusakan. Begitu pula nyawa dan harta benda umat Islam, para penjajah dengan serakah membagi-baginya.
Umat Islam terpecah belah menjadi ratusan nation state, tiap-tiapnya memiliki batas wilayah yang tidak boleh dilanggar. Sistem kenegaraan dan kepemimpinan berdasar Alquran dan hadits diganti sepenuhnya dengan otoritas makhluk yang serba terbatas. Sistem pergaulan dan ekonomi dibuat bebas tanpa batas juga berdasar aturan pasar yang tak tegas. Segala tragedi kemanusiaan yang menimpa kaum muslim, seakan angin lalu bagi kaum muslim di belahan dunia lainnya.
Telah 97 tahun (dalam hijriah) lamanya Daulah Khilafah hilang dari tengah-tengah umat. Para musuh Islam membuatnya tercerabut hingga ke akar-akarnya. Segala literatur yang berhubungan dengannya telah lama dimusnahkan. Umat Islam pun telah sibuk dengan urusan duniawi, mereka mencukupkan agama pada rukun iman dan rukun Islam saja.
Begitulah kondisi sebagian umat Islam saat ini. Sebuah ironi yang sangat menyedihkan.
Namun, beberapa hari lalu, umat diingatkan kembali akan kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Betapa mulianya aturan Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Serta janji Allah akan kemenangan Islam dan kaum muslimin dengan diterapkannya Khilafah Islamiyah ala Minhajin Nubuwwah.
Sabtu 14 April 2018, umat Islam dari berbagai wilayah mengadakan peringatan Isra Mi’raj Rasul yang diisi dengan berbagai acara sebagaimana yang diberitakan oleh acehtrend.co (14/4), bahwa seratusan umat muslim gelar aksi konvoi bersama untuk menyambut Isra’ Mi’raj 1439 Hijriah yang bertema ‘Kembalikan Khilafah; Khilafah Ajaran Islam’.
“Aksi konvoi ini adalah agenda bulan Rajab, untuk menyambut Isra Mi’raj, kita melakukan konvoi dari Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu sampai ke Mesjid Jami’ Unsyiah Darussalam, bersama warga dari unsur individu umat Islam yang peduli negeri,” kata Rahmat salah seorang anggota konvoi. Menurutnya, sebelum aksi konvoi digelar, pihaknya juga mengadakan tabligh akbar di Masjid Ulee Lheu, yang dihadiri oleh warga setempat, bahkan hampir memenuhi isi masjid tersebut.
“Atribut yang dibawa diantaranya Liwa (bendera tauhid warna putih) dan Ar-Raya (panji tauhid warna hitam), juga ada spanduk dan poster bertuliskan Pawai Isra’ Mi’raj, Khilafah Ajaran Islam Selamatkan Negeri,”sebut Rahmad.
Selain di Aceh, umat Islam Yogyakarta pun mengadakan acara yang hampir sama. Berlokasi di Pesantren at-Tasniim Sleman, acara ini dihadiri oleh para ulama, kyai, tokoh dan para pegiat dakwah di Jogyakarta. Setidaknya ada enam orang tokoh kyai dan ulama yang turut serta memberikan khotbah dalam acara tersebut. Acara Jalsah Ammah Peringatan Isra’ Mi’raj ini menghasilkan pernyataan tegas para ulama, kyai dan tokoh Yogyakarta, yakni “Khilafah adalah ajaran Islam, baik dipahami dengan pendekatan al-Qur’an, al-Hadist maupun Ijma”. (TribunIslam.com, 14/4/2018)
Tidak hanya Aceh dan Yogyakarta yang mengadakan acara peringatan Isra Mi’raj ini, namun berbagai wilayah lain pun mengadakan hal yang sama. Tercatat ada 35 wilayah kota/kab se-Indonesia yang mengadakan acara yang serupa, Jakarta, Bandung, Pasuruan, Makassar, Serang, Surabaya, Malang, Semarang, Kendari, Riau, Majalengka, Yogyakarta, Medan, Bima, Padang, Mojokerto, Cirebon, Palembang, dan lainnya. Semuanya menyuarakan hal yang sama. Bahwa Khilafah adalah ajaran Islam dan harus dikembalikan eksistensinya di tengah umat.
Selain digemakan dalam acara formal, seruan Khilafah juga bergaung di dunia maya lewat berbagai media sosial yang ada. Tagar Khilafah Ajaran Islam juga Return The Khilafah atau Kembalikan Khilafah menjadi trend topik sepanjang hari tersebut.
Sungguh peringatan Isra Mi’raj tahun ini menjadi momentum terbaik dalam mengingat peristiwa keruntuhan Khilafah 94 tahun silam, juga sebagai penyemangat para pengemban dakwah Islam untuk bangkit dan berjibaku berjuang dalam mewujudkan janji Allah berupa kembalinya Khilafah Islam ala Minhajin Nubuwwah. InsyaAllah.
Wallahu a’lam bis shawab.
===============================
Sumber Foto : Palembang Tribun News