Oleh : Muthmainnah (Komunitas Peduli Generasi)
Â
Kita tentu tak asing dengan istilahUniversitas, sebuah institusi pendidikan tinggi yang menjadi pusat kajian ilmu dan mencetak generasi intelektual dengan berbagai profesi.Dan pernahkahterbayangkan, bahwa seorang muslimahlah yang berada di balik pembangunan Universitas pertama di dunia? Di sini akan kita lihat salah satu contoh bagaimana sejatinya muslimah memiliki kiprah yang besar dalam menorehkan sejarah peradaban.
Pada tahun 1998, Guinness Book of World Record menetapkan Universitas Al-Qarawiyyin sebagai kampus atau perguruan tinggi tertua dan pertama di dunia yang memberikan gelar akademis. Universitas ini didirikan di Kota Fes, Maroko pada tahun 245 H atau 859 M oleh seorang muslimah bernama Fathimah al Fihriy di masa Kekhilafahan Abbasiyah.
Fathimah al Fihriy atau dikenal juga dengan Ummu Al-Banine (ibu dari anak-anak)berasal dari Tunisia. Beliau adalah seorang muslimah taat dan memiliki visi keilmuan luar biasa. Selama proses pembangunan Masjid yang kemudian menjadi universitas tertua ini berlangsung, Fathimah al Fihriy mewakafkan seluruh hartanyadan turut mengawasi proses pembangunannya secara detail.Masya Allah!
Universitas Al-Qawariyyin merupakan perpaduan yang sempurna antara Masjid dan atmosfir akademis. Membangun koneksi yang kokoh antara agama dan penerapannya dalam kehidupan sehingga menjadikan Peradaban Islam berkembang dengan cepat. Universitas ini pun menjadi tujuan para cendekiawan dari berbagai penjuru seperti Maroko, Jazirah Arab, Eropa, dan Asia. Dalam waktu singkat, Fes dapat bersanding dengan pusat keilmuan pada masa itu yaitu Cordova dan Baghdad. Bahkan pada abad pertengahan, universitas ini dianggap sebagai pusat intelektual utama di Mediterania. Sehingga  menyebabkan Gerber dari Auvegne belajar di Masjid. Gerber lalu menjadi Paus Silverster II dan telah memperkenalkan angka Arab dan nol ke seluruh Eropa.
Universitas Al Qawariyyin memiliki perpustakaan tertua dengan koleksi lebih dari 4.000 buku unik. Universitas ini juga telah mencetak para cendekiawan serta ilmuwan Islam yang luar biasa dan terkenal di berbagai bidang keilmuan seperti Ibnu Khaldun, Muhammad alIdirisi, Al Hassan Ibni Muhammad alWazan, Muhammad Allalal-Fassi, Abd el-Krim, Muhammad Taqi-ud-Din bin Abdil Qadir Al-Hilali, Abu al-Fadl Abdullah bin Muhammad bin al-Siddiq al-Ghumari.Selain itu, ada juga yang menarik di sini, yakni terletak naskah asal Kitab terkenal Al-Muwatta tulisan Imam Malik. Data sejarah juga menyebut sistem pendidikan formal berlangsung di Masjid Al-Qawariyyin pada masa Al Murini.Hal menakjubkan lainnya,pada abad ke-14 universitas ini telah menampung 8.000 pelajar dan mengilhami terbentuknya universitas-universitas lain di dunia.
Melihat fakta sejarah tersebut, dapat diketahui bahwa muslimah memiliki peran besar dalam membangun peradaban mulia. Tidak hanya sebagai pendidik bagi anak-anaknya namun juga berkiprah di ranah publik dengan visi keilmuan yang dimilikinya.  Selain itu, dapat dilihat pula bahwa sepanjang sejarah Islam, laki-laki muslim dan perempuan muslimah selalu bekerjasama dan saling mengisi dalam membangun peradaban Islam. Tidak ditemukan pertentangan dan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan seperti yang selama ini dituduhkan kaum feminis sekularis terhadap Islam. Islam telah mengatur hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan sesuai kadar dan fitrahnya, tidak dapat dipersamakan sebagaimana tokoh genderisme dan emansipasi menginginkannya. Keinginan para pegiat emansipasi ini sangat wajar karena dalam sistem kapitalisme sekuler, perempuan adalah objek eksploitasi. Sedangkan dalam Islam tidak demikian sehingga cukuplah standar dan ukuran hidup ini menggunakan Islam, bukan lainnya.Wallahua’lam.
*dari berbagai sumber