Oleh Vivie Dihardjo
(Member Revowriter dan Pegiat Komunitas Ibu Hebat)
#MuslimahTimes — Seorang bijak pernah mengatakan bahwa “Terorisme tidak lahir dari agama, ia lahir dari akal yang tidak sehat, hati yang keras dan jiwa yang sombong “ (Syeikh Ali Jum’ah). Hal ini menggambarkan sebuah aksi terorisme terjadi di Surabaya, Jawa Timur pada hari minggu 13 Mei 2018 yaitu di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela yang beralamat di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro. Kejadian tersebut menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan 41 orang luka luka (detiknews.com)
Sebagai sesama manusia tentu saja kejadian ini memantik rasa duka cita yang mendalam karena tidak ada satupun makhluk di dunia yang punya hak menghilangkan nyawa seseorang. Dari al-Barra’.ra Rasulullah bersabda, “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455).
Oleh karenanya seorang muslim tidaklah mungkin melakukan hal yang Alloh tidak sukai. Dan Allah tidak pernah melupakan tindakan orang dzalim. Alloh berfirman, “Jangan sekali-kali kamu mengira, Allah akan melupakan tindakan yang dilakukan orang dzalim. Sesungguhnya Allah menunda hukuman mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (karena melihat adzab).” (QS. Ibrahim: 42).
Terorisme adalah tindakan menebarkan ketakutan dan memancing konflik atau pertikaian. Terorisme bukanlah tindakan orang beragama karena tidak ada agama yang mengajarkan teror.
// Islam agama Rahmatan Lil ‘alamin//
Firman Allah Ta’ala, “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107).
Rahmat adalah kasih sayang yang penuh kelembutan. Diutusnya Rasulullah Muhammad adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada seluruh manusia dan alam semesta. Siapapun yang mengikuti Rasulullah akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akhirat. Dengan demikian tidaklah mungkin jika terorisme adalah bentuk kecintaan kepada agama apalagi islam. Karena hadirnya islam adalah menyebarkan rahmat atau kasih sayang.
Menurut ketua PBNU Marshudi Syuhud menyatakan bahwa ketika Rasulullah memimpin negara islam madinah, Rasulullah melindungi berbagai agama tidak hanya islam, sehingga teror terhadap umat beragama bukanlah dicontohkan Rasulullah (CNN/13/5/2018)
//Teror Bukanlah Jihad//
Menyerang orang tidak bersalah dan menebarkan ketakutan bukanlah jihad. Jihad dilakukan dalam kondisi perang baik dengan maksud defensif (mempertahankan diri karena diserang oleh orang kafir) maupun ofensif dalam rangka menyebarkan islam seperti banyak penaklukan yang dilakukan ketika masa khalifah Umar Bin Khattab untuk dakwah menyebarkan islam. Dinyatakan oleh Syeikh Taqiyuddin An Nabhani
“Jihad adalah mengerahkan segenap kemampuan dalam perang di jalan Allah, baik secara langsung berperang, maupun dengan memberikan bantuan untuk perang, misalnya bantuan berupa harta, pendapat, memperbanyak pasukan perang, dan lain-lain.” (Taqiyuddin An-Nabhani, Al-Syakhshiyyah Al-Islamiyyah, 2/145; Hasyiyah Ibnu Abidin, 3/336).
//Waspada Adu Domba Umat//
Tidaklah mengurangi rasa duka cita terhadap jatuhnya korban jiwa akibat aksi teror yang sangat keji. Namun sikap kritis tidak boleh ditinggalkan. Fenomena menguatnya persatuan umat islam dan kesadaran umat terhadap ajaran islam yang mengatur segala aspek kehidupan dari ibadah hingga ekonomi politik yang terus bertumbuh sejak aksi 411, 212 dan beberapa aksi serupa tentu menakutkan bagi pihak pihak yang tidak menginginkan persatuan dan kebangkitan umat islam. Seyogyanya kejadian teror tidak mendegradasi upaya umat untuk terus mengkonsolidasikan persatuan dan tidak saling mencari kambing hitam karena islam tidak pernah mengajarkan teror. Islam menentang terorisme.
=================================================
Sumber Foto : Pikiran Rakyat