Oleh : Mayangsari RahayuÂ
#MuslimahTimes — Bukan bangga. Terhenyak sekaligus sedih ketika melihat cuitan viral terkait hangatnya sambutan Wapres AS, Mike Pence, atas kunjungan pengurus Nahdlatul Ulama (NU)di Gedung Putih beberapa waktu ini. Betapa tidak, umat agung nan mulia ini terus diseret dalam jebakan politik belah bambu kaum imperialis. Satu pihak diinjak, lain pihak dirangkul. Mereka sangat berhasrat menjadikan kekuatan umat Islam terpecah, jauh dari ukhuwah.
Dalam cuitannya, Pence merasa terhormat untuk menyambut pengurus NU. Pasalnya, menurutnya NU telah berupaya melawan Islam radikal. Dia juga menyatakan Presiden AS Donald Trump berada di pihak NU dalam rangka kebebasan beragama dan melawan jihad. (https://twitter.com/VP/status/997250549065101312)
Labeling Islam radikal dan moderat itu berasal dari Barat untuk menghancurkan umat dalam ‘perang saudara’. Tahun 2003 RAND Corp (lembaga think tank berpusat di AS)mengeluarkan dokumen berjudul Civil Democratic Islam, Parters, Resources, And Strategies yang ditulis Cheryl Benard. Di dalamnya diungkap  secara detil upaya untuk memecah-belah umat Islam. Sebagai langkah awal, dilakukan mapping atas umat Islam menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok modernis, kelompok tradisionalis, kelompok sekuleris dan kelompok fundamentalis. Selanjutnya, pecah belah pun dilakukan dengan cara memberikan dukungan kepada ketiga kelompok awal dan memusuhi kelompok fundamentalis. Bahkan, secara gamblang kelompok tradisionalis diarahkan untuk berlawanan dengan kelompok fundamentalis.
Ketakutan Barat akan persatuan umat Islam ini wajar adanya. Mengingat, detik dimana persatuan umat ini diproklamasikan akan menjadi lonceng kematian bagi peradaban Barat. Peradaban sekuler yang sarat kerusakan ini akan digantikan kembali oleh peradaban Islam. Kilau penerapan Islam kaffah akan menjadikan umat ini kembali menjadi mercusuar dunia. Unggul dalam peradabannya yang memanusiakan manusia.
Barat tentu tak lupa bagaimana leluhurnya menempuh perjalanan panjang dan berliku untuk menjadikannya berkuasa. Berabad-abad lamanya Barat berupaya menjatuhkan kaum muslimin dari puncak kepemimpinan dunia. Berbagai strategi dikerahkan. Tercatat dalam sejarah, Barat memobilisasi masa besar untuk memerangi kaum muslimin selama hampir 2 Abad (1097-1292) melalui perang Salib. Hasilnya, nihil. Barat pulang dengan menelan pahitnya kekalahan. Akan tetapi, tanpa jera, kobaran dendam dan kebencian justru kian merasuki jiwa-jiwa mereka. Hingga akhirnya mereka menemukan strategi baru untuk menghancurkan umat melalui perang salib gaya baru. Barat mulai melancarkan serangan misionaris ke tengah tubuh Daulah Islam pada abad ke 16. Delegasi-delegasi khusus mereka utus untuk menginjeksikan pemikiran-pemikiran Barat di tengah tubuh umat.
Bukan lagi melalui peluru dan dentuman mesiu, mereka lumpuhkan umat melalui sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit dan kelompok-kelompok studi misionaris. Penting untuk disadari bahwa misionaris tak hanya bergerak dan digerakkan oleh misi agama ansich. Lebih dari itu, mereka hadir untuk menggelar karpet merah bagi imperialism Barat. Memanglah sulit membuat seorang muslim murtad. Jadilah aksi ‘brain washing’ mereka lakukan hingga tercetak muslim tapi berkepribadian Barat. Cara pandang dan sikapnya mengikuti bagaimana Barat berpikir dan bertindak. Akhirnya munculah fenomena satu wajah tapi beda ‘polah’. Sama-sama muslim tapi beda sikap. Satu pro Islam, satunya lagi pro Barat. Saling berbenturan hingga berujung keruntuhan institusi pemersatu umat, Khilafah Islam pada tahun 1924.
Apakah Barat puas dan menghentikan langkah? Jelas tidak. Tak ingin hegemoninya berakhir, Barat akan terus menghidupkan benih-benih pecah belah di tubuh umat. Kebinasaan adalah ending bagi umat, jika devide et impera ini dibiarkan. Umat harus sadar, Barat lah sejatinya lawan yang harus dihancurkan, bukan justru saudara se-iman.
” Sungguh aku meminta kepada Rabb-ku bagi umatku agar umatku itu tidak binasa karena wabah kelaparan dan musuh selain dari kalangan mereka sendiri tidak dapat menguasai mereka hingga masyarakat mereka terjaga. Dan sungguh Rabb-ku berfirman : Wahai Muhammad, sesungguhnya bila Aku telah menetapkan suatu putusan maka putusan itu tidak dapat ditolak. Sungguh Aku telah memberimu bagi umatmu bahwa mereka tidak dibinasakan oleh wabah kelaparan dan musuh selain dari kalangan mereka sendiri tidak dapat menguasai mereka hingga masyarakat mereka terjaga sekalipun dikepung dari berbagai penjuru, hingga mereka saling menghancurkan satu sama lain dan saling menawan satu sama lain.†(HR. Muslim)
============================
Sumber Foto :