Oleh : Tri Silvia
(Ummahat Peduli Umat, Aktivis Revowriter)
#MuslimahTimes — “Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah saw bersabda: ‘Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat’.” (HR. Ahmad)
Benarlah sabda Rasul saw di atas, bahwa kelak akan terurai satu demi satu simpul umat. Mulai dari masalah hukum hingga masalah solat sebagai simpul terakhir.
Inilah masanya, inilah zamannya. Dimana umat sangat jauh dari ajarannya. Islam kini dihukumi hanya sebatas agama ritual. Para pendakwahnya dialienasi dan diintimidasi sedemikian rupa. Ajarannya terkurung dibalik dinding-dinding masjid dan pesantren. Bahkan jika mampu, mereka akan robohkan dinding-dinding tersebut dan mengganti pengeras suaranya dengan imbauan kepentingan para kapitalis yang jauh dari Islam.
Itulah buah busuk kapitalis sekuler. Mereka menjauhkan Islam dari kehidupan. Menjauhkan umat dari pembahasan politik dalam Islam, hingga anggapan Islam agama ritual menjadi biasa. Umat dipaksa mencukupkan diri dengan ibadah ritual semacam sholat, puasa, zakat dan haji. Adapun masalah politik, pemerintahan, pendidikan, pergaulan, muamalah keuangan, dan lainnya seakan dihilangkan dari pengajaran Islam.
Ujung-ujungnya muncullah orang Islam yang mereka pandai beribadah namun tidak pandai dalam memahami ajaran Islam lainnya. Peristiwa SOTR (Sahur On The Road) brutal ala remaja menjadi cerminannya.
Tindak tawuran dan vandalisme yang mewarnai SOTR telah viral di banyak media massa. Peristiwa itu berhasil menambah cap buruk bagi umat dan Islam secara menyeluruh. Bahwa Islam ajarkan kekerasan, Islam ajarkan vandalisme, orang yang melakukannya pastilah Islam, jangankan di bulan-bulan lain, di bulan Ramadan saja mereka melakukannya.
Cukup, Itu bukan ajaran Islam
Sebelumnya pada Minggu (3/6/2018) dini hari sejumlah remaja melakukan tawuran di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Dua orang ditangkap karena membawa senjata tajam. Pada malam yang sama, enam remaja diamankan polisi karena hendak tawuran dan kedapatan membawa senjata tajam di Kebayoran Baru, Jakarta. Sementara itu pada Selasa (29/5/2018) pukul 01.30 WIB, Polisi juga sempat menangkap tujuh orang anak yang tawuran di rel kereta api Cempaka RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Nasional.kompas.com, 04/6/2018)
Selain tawuran, aksi vandalisme dan siram air keras disebut-sebut dilakukan para remaja saat SOTR.
Berbagai aksi di atas tidak ada kaitan dengan Islam, sama sekali. Bahkan mengkaitkannya menjadi sangat tidak pantas dilakukan.
Islam Ajarkan Kedamaian
Islam berarti keselamatan. Agama Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamiin yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya. Allah berfirman, “Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’: 107)
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al-Maidah: 15-16)
Dari dua dalil di atas dapat disimpulkan bahwa Islam datang membawa keselamatan dan cahaya bagi seluruh umat manusia, baik muslim maupun non-muslim. Karena jauh sebelum Islam datang, umat berada dalam kegelapan dan kesesatan yang nyata.
Tindakan tawuran, anarkis serta vandalisme merupakan tindak kekerasan yang tidak diperkenankan bahkan bertentangan dengan Islam.
“Dari ‘Aisyah istri Nabi saw, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ‘Hai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun selainnya’.” (HR. Muslim)
“Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya”. (HR. Ahmad)
“Dan apabila Allah mencintai seorang hamba, Allah memberinya kasih sayang (kelemah-lembutan). Dan tidaklah suatu keluarga yang terhalang dari kasih sayang, melainkan mereka terhalang pula dari kebaikan”. (HR. Thabrani)
“Dari Anas, dari Nabi saw beliau bersabda, ‘Permudahlah dan jangan mempersulit. Dan gembirakanlah dan jangan kalian membuat manusia lari’.” (HR. Bukhari)
Banyak hadis lain yang juga menjelaskan tentang damainya Islam. Tindak kekerasan yang kerap terjadi akhir-akhir ini sungguh tidak ada hubungannya dengan Islam. Jadi, jangan salahkan Islam jika terjadi aksi tawuran dan vandalisme pada saat SOTR. Jangan salahkan Islam jika ada orang bercadar yang melakukan bom bunuh diri. Sebagaimana anda tidak menyalahkan Islam saat ada anggota dewan atau penguasa yang melakukan korupsi padahal mereka beragama Islam. Atau ketika anda menganggap biasa orang berkerudung yang berpacaran. Berimbanglah dalam bersikap.
Sebaliknya, silahkan salahkan kapitalisme yang telah membuat umat Islam terlena dengan kehidupan dunia dan meninggalkan urusan agama juga akhirat. Mereka melakukan apa saja demi kesenangan hidup, hingga melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam. Sungguh mereka dibuat lupa bahwa Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia. Salahkan pula sekulerisme yang telah menjauhkan ajaran Islam dari tataran hidup sehari-hari, menjauhkan Islam dari masalah politik pemerintahan, menjauhkan Islam dari masalah ekonomi, menjauhkan Islam dari masalah pendidikan, menjauhkan Islam dari masalah pergaulan, dan lainnya.
Sungguh Islam jika diterapkan secara menyeluruh, niscaya akan menghasilkan kedamaian dan ketentraman. Menjadi rahmat seluruh alam. Maka dari itu, menjadi PR bersama untuk umat bagaimana cara agar Islam mampu terwujud secara keseluruhan. Dan tidak akan ada sistem pemerintahan yang mampu mewujudkannya secara kaffah, kecuali Daulah Khilafah Islamiyah.
Wallahu a’lam bis shawab
=============================================
Sumber Foto : BreakingNews