Oleh : Lilik Yani
#MuslimahTimes — Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan karunia istimewa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dengan suatu malam yang mulia. Dimana kemuliaannya melebihi dari 1000 bulan. Malam yang penuh kemuliaan itu disebut sebagai Lailatul Qodar.
// Karunia Istimewa Untuk Umat Rasulullah saw //
Subhanallah, 1000 bulan itu setara dengan 83 tahun lebih. Padahal usia manusia jarang yang melampaui di atas 83 tahun. Kalaupun usia bisa sampai 83 tahun, apakah masih memungkinkan untuk ibadah maksimal?
Sungguh karunia Allah, yang harus disyukuri ketika kita diijinkan menemui Lailatul Qodar. Ini adalah bentuk cinta Allah kepada umat Rasulullah yang rata-rata usianya 60an, atau kalau seperti Rasulullah 63 tahun. Beda dengan umat nabi-nabi terdahulu yang usianya panjang bisa ratusan tahun bahkan usia Nabi Nuh lebih dari 900 tahun.
Maka dari itu, Allah yang Maha Adil memberikan Lailatul Qodar ini. Dengan harapan umat Rasulullah walau usia tidak panjang, tapi nilai ibadahnya besar, sehingga tidak kalah dengan umat nabi-nabi terdahulu. Bayangkan, jika kita menemui Lailatul Qodar, dalam keadaan kita beribadah mencari Ridlo Allah. Maka kita akan mendapatkan kebaikan lebih dari 1000 bulan. Atau lebih dari 83 tahun.
// Umat Berburu Meraih Lailatul Qodar //
Itu baru semalam. Bagaimana kalau kita selalu beribadah di setiap malamnya. Apalagi jika setiap tahunnya, kita diijinkan bertemu bulan Ramadhan dan Lailatul Qodar. Sungguh betapa nikmat Allah untuk umat Rasulullah sangat besar.
Makanya tidak heran, jika umat berduyun-duyun menuju masjid. Saat sepuluh malam yang terakhir di bulan Ramadhan. Mereka sudah menancapkan niat dari awal, akan beribadah lebih sungguh-sungguh di malam-malam tersebut. Dengan melakukan i’tikaf di masjid, untuk menunggu hadirnya malam kemuliaan. Mereka berlomba-lomba meraih ridlo Allah. Mereka semangat untuk berburu Lailatul Qodar.
Yach, berburu.. Berarti memerlukan energi lebih untuk meraihnya. Bukan sekedar ibadah seperti hari-hari biasa. Tetapi mereka menambah kualitas dan kuantitas ibadahnya pada malam-malam itu. Mereka rela berjaga, tidak tidur di pertengahan malam sampai fajar. Karena kuatir terlewat, lailatul qodar yang dirindukan.
// Bersungguh-sungguh Di Sepuluh Akhir Ramadhan //
Rasulullah saw bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, dengan kesungguhan yang melebihi malam-malam sebelumnya dalam mengerjakan shalat, membaca Al Qur’an dan berdoa.
Sebagaimana hadist dari ‘Aisyah ra, bahwa “Rasulullah saw jika memasuki sepuluh malam akhir bulan Ramadhan, beliau saw menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya dan mengencangkan kain sarungnya.” (HR Bukhary)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat malam pada malam Lailatul Qodar karena iman dan mengharapkan pahala, maka doaa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” ( HR. Al Jama’ah kecuali Ibnu Majah)
Dengan riwayat tersebut, sebagai umat Rasulullah, maka selayaknya kita meneladani. Jika Rasulullah saw yang sudah dijaga Allah dari dosa saja, masih bersungguh-sungguh untuk meraih Lailatul Qodar, apalagi kita yang banyak dosa. Bukankah seharusnya kita berlari memburunya. Karena kita sangat membutuhkan karunia itu.
// Amalan Untuk Meraih Lailatul Qodar //
Banyak amalan yang bisa kita lakukan, tapi hendaklah kita memilih amalan yang dicontohkan Rasulullah saw, dan amalan itu kita lakukan dalam rangka mencari Ridlo Allah swt.
1. Shalat Malam (Qiyamul Lail)
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam pada malam kemuliaan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhary)
2. Berdoa
Doa yang paling afdhal untuk diperbanyak dibaca ketika malam lailatul qodar adalah doa yang diajarkan Rasulullah saw kepada ‘Aisyah ra.
Dari ‘Aisyah ra ia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika seandainya saya mengetahui bahwa suatu malam adalah malam lailatul qodar. Apa yang saya baca ketika itu?”
Rasulullah bersabda, “Bacalah : Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibul “afwa fa’ fu ‘anni.
Yaa Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, menyukai pengampunan, maka ampunilah aku.”
3. Membaca Al Qur’an.
Ramadhan adalah bulan al Qur’an. Setiap malam, malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw untuk mengajarkan dan mendengarkan hafalan Al Qur’an Rasul.
Dari Ibnu ‘Abbas ra, Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah saw melebihi angin yang berhembus.” ( HR Bukhary)
4. Istighfar
Kita dianjurkan untuk memperbanyak istighfar di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Dengan mengulang-ulang doa yang diajarkan Rasulullah saw kepada ‘Aisyah ra di atas untuk diamalkan ketika malam lailatul qodar yang isinya adalah permohonan ampun kepada Allah, yang bisa kita jalankan sepanjang malam.
Bahkan ciri orang bertaqwa, salah satunya memohon ampunan di akhir malam.
“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdo’a memohon ampunan.” (TQS Adz Dzariyat :18)
5. I’tikaf
Rasulullah saw beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk meraih lailatul qodar.
“Aku dahulu beri’tikaf pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan untuk mencari lailatul qodar, lalu aku beri’tikaf pada sepuluh hari. Kemudian diwahyukan kepadaku bahwa lailatul qodar ada di sepuluh hari terakhir. Maka barangsiapa yang mau beri’tikaf hendaknya ia beri’tikaf.”
6. Memperbanyak dzikir
Pada saat malam yang hening, semua orang khusyuk beribadah masing-masing, maka signal menuju Allah lebih lancar. Saat yang tepat untuk merenung, mengevaluasi apa yang sudah dilakukan. Juga kita perbanyak dzikir untuk mengingat Allah.
// Bersyukur Diijinkan Bertemu Lailatul Qodar //
Kita bersyukur atas semua karunia Allah, yang memberi kita kesempatan untuk bertemu bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan. Dan kita diperkenankan menikmati syahdunya malam lailatul qodar dengan kenikmatan ibadah yang bisa dirasakan.
Tidak semua umat muslim mendapatkan karunia itu. Saat sebagian orang berhura-hura belanja ke mall, tetapi Allah menunjukkan jalan menuju keselamatan dengan kita dihadirkan ke masjid untuk i’tikaf dan meraih lailatul qodar.
Semoga kenikmatan ibadah itu bisa terus kita terapkan di sebelas bulan yang lainnya dengan istiqomah.
Dan semoga Allah masih mengijinkan kita bertemu Ramadhan tahun selanjutnya dengan kondisi sehat dan keimanan yang terus menancap di dada. Dan kita diijinkan meraih gelar hamba Allah yang bertaqwa.
Aamiin.
===============================================
Sumber Foto : TribunNews