#MuslimahTimes — Dari Ibnu Umar RA berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama? Rasulullah menjawab, “Yang paling baik akhlaqnya”. Kemudian ia bertanya lagi, “Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?”. Beliau menjawab, “Yang paling banyak ingat mati kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.” (HR Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy).
Menjadi orang cerdas, tentu semua orang mendambakan hal tersebut karena dengan kecerdasan yang dimiliki akan mengantarkan seseorang tersebut menjadi orang sukses dalam kehidupannya. Sebut saja salah satu contoh orang paling cerdas di indonesia dengan IQ (Intellegence Quotient) paling tinggi yaitu 200, yaitu mantan presiden ke 3 BJ. Habibie, mengantarkan beliau sebagai salah seorang yang paling berjasa dalam dunia penerbangan dengan semua temuan beliau dan segala sumbangsihnya terhadap negeri ini ketika menjabat sebagai seorang presiden. Dan ternyata di dalam Islam orang yang paling cerdas bukan hanya sekedar itu, tetapi lebih jauh dari itu orang yang paling cerdas didalam Islam adalah orang yang paling sering mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menyambut kedatangannya.
Menyambut kematian, iya itulah yang saat ini sedang kita lakukan di dunia. Kita hanyalah calon mayit yang sedang menunggu nomer antrian panggilan olehNya. Lalu, apa yang harus kita persiapkan untuk menyambut kematian tersebut?. Tentu saja memperbanyak amal shalih untuk meraih ridhoNya Romadhon adalah momentum yang pas untuk memperbanyak amal sholih. Amal shalih yang Allah balas dengan pahala yang luar biasa, obral pahala sebesar-besarnya. Bahkan Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk mendapatkan sebuah malam yang itu nilainya setara dengan ketika kita melakukan ibadah tiada henti selama 1000 bulan atau malam lailatul qodar. Maha Pemurahnya Allah yang telah memberikan kita setiap tahun kesempatan untuk melakukan amal sholih dengan ganjaran pahala yang sangat luar biasa besarnya. Bahkan umur kita pun belum tentu bisa sampai 83 tahun dan belum tentu kita sanggup melakukan ibadah tiada henti sepanjang dan selama itu.
Meningat kematian adalah pemutus kelezatan dunia, sehingga ketika kita semakin memperbanyak untuk mengingatnya semakin kita akan berpikir seribu kali atau bahkan sejuta kali untuk berbuat maksiat dan menunda untuk berbuat amal sholih. Karena kematian tidak akan pernah ada yang bisa menebak kapan datangnya. Tanpa kulo nuwun (permisi) dulu dan tanpa ada pemberitahuan apalagi pengumuman sebelumnya. Sudahkah kita menyambut kedatangannya dengan penuh sukacita?
=============================
Sumber Foto : PutiBelajarNulis