Oleh : Lilik Yani
(Praktisi Pendidikan)
#MuslimahTimes — Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan. Karena manusia didaulat sebagai khalifah di muka bumi ini. Yang mana Allah juga sudah menyiapkan semua keperluan manusia dan seperangkat aturan yang harus ditunaikan manusia agar hidupnya selamat dunia akherat.
Masalahnya, dalam menjalankan aktivitas hidupnya, tidak selamanya jalan yang dilalui itu lancar tanpa rintangan. Tapi terkadang mereka mengalami kesulitan, kegundahan, rasa sakit, kekurangan harta, dan masalah-masalah lainnya.
Saat hatinya galau karena ditimpa masalah yang beruntun, kemana mereka mengadu? Ternyata kebanyakan mereka lari ke temannya atau orang yang dipercaya untuk curhat, mengadu, menceritakan keluh kesahnya. Padahal teman tersebut belum tentu bisa memberikan solusi. Bahkan terkadang justru senang dengan penderitaan kita. Belum lagi kalau teman itu akan menceritakan masalah kita kepada orang lain lagi.
Saat mengalami kesulitan keuangan atau kekurangan harta, untuk memenuhi kebutuhan yang penting. Kemana mereka berlari ? Kebanyakan mereka akan datang ke koperasi, pegadaian, atau ke bank untuk mencari pinjaman uang. Mereka tidak sempat berpikir kalau di tempat-tempat itu ada praktek ribawi. Dan kalaupun ada yang mengingatkan kalau riba itu haram, mereka akan menjawab karena terpaksa melakukannya, tidak ada jalan lain. Karena mau pinjam kepada teman atau saudaranya, mereka sama-sama memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Atau kadang, mereka malu jika masalahnya diketahui teman atau saudaranya, sehingga mereka ke koperasi atau bank sebagai pelarian yang aman.
Saat menderita sakit, kemana tujuan pertama yang akan didatangi ? Mereka akan pergi ke dokter atau tabib yang dianggap bisa mengobati penyakitnya. Mereka lupa kalau Allah yang memberi sakit dan Allah yang akan menyembuhkannya.
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit, kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR. Bukhari)
”Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit, maka penyakit itu akan sembuh dengan seijin Allah ‘Azza wa jalla.” ( HR Muslim ).
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. “ ( TQS Asy Syu’ara : 80 ).
Mereka lupa, kalau Allah selalu menawarkan pertolongan kepada hambanya.
“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan.” ( TQS Ar Ra’d : 31 )
Mereka lupa, kalau setiap hari berikrar minimal 17 kali pada saat membaca Al Fatehah setiap rakaat sholat wajib.
“Hanya kepada Engkau kami menyembah, dan hanya kepada Engkau kami minta pertolongan.” (TQS Al Fatehah : 5).
Mereka merasa tidak yakin dengan kekuasaan Allah. Mereka tidak percaya kalau Allah yang memegang kunci jawaban atas semua masalahnya. Hingga saat mereka mendapati masalah-masalah dalam hidupnya, mereka tidak lari menuju Allah. Padahal dari setiap masalah atau kesulitan itu, Allah sudah menyertakan solusinya.
“Maka sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.“ (TQS Al Insyirah : 5-6).
Saat mereka mengalami kemiskinan atau kesulitan harta, mereka lupa kalau Allah itu Maha Kaya. Mereka tidak memohon kepada Allah, justru lari ke praktek riba yang diharamkan Allah, padahal Allah akan memberikan solusi dari arah yang tidak disangka-sangka.
“Dan Dia memberi rejeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya…” ( TQS Ath Thalaq : 3 )
Saat mereka sakit, sebagai bentuk upaya mereka boleh datang ke dokter atau tabib muslim yang berakhlaq baik. Tapi dengan tetap menyandarkan bahwa hanya Allah yang bisa menyembuhkan sakitnya.
Jangan pernah sekali-kali meyakini, bahwa penyakitnya sembuh karena diobati sang dokter atau karena mengkonsumsi obat tertentu. Karena hakekat kesembuhan itu adalah karena ada ijin dari Allah swt.
Sepakar apapun dokter itu, semahal apapun obatnya, atau secanggih apapun alatnya, jika Allah tidak mengijinkan sembuh, maka penyakitnya tidak akan sembuh. Sebaliknya, hanya dengan air putih yang dibacakan al Fatehah dan doa-doa yang ditujukan kepada Allah, In syaa Allah penyakit akan sembuh.
Saudaraku, mari tanamkan dalam hati kita masing-masing, bahwa Allah itu dekat. Allah Maha segalanya. Allah siap menolong kita kapanpun kita membutuhkan. Maka cukuplah menjadikan Allah satu-satunya dzat yang kita sembah dan kita mintai pertolongan.
Cukuplah Allah yang kita jadikan sebagai penolong dan sebaik-baik pelindung kita. Hasbunallah wa ni’mal wakiil. Ni’mal mawla wa ni’man nashiir.
“Cukuplah bagi kami Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya kami berserah diri.” (QS. At-Taubah : 129).
#CukupBagikuAllah
#InspirasiLaguOpick
============================================
Sumber Foto : Visi Muslim Media