Oleh: Yunita Gustirini
[Revowriter Bandar Lampung]
#MuslimahTimes — Hari raya telah tiba. Beberapa sahabat sudah mudik menjumpai keluarga tercinta di kampung halaman. Demikian juga dengan beberapa teman lama, sudah datang mengunjungi keluarganya di sini. Duh, bikin baper.
Berpayah datang dari tempat yang cukup jauh. Rela menembus kemacetan lalu lintas jalan. Tak hirau harus mengeluarkan banyak biaya. Demi bisa bersua dan berkumpul dengan keluarga tercinta. Demi bersilaturahim.
Istilah silaturahim tentu tak asing bagi kita. Silah berarti menyambungkan. Sedangkan rahim bermakna rahim ibunda. Maka silaturahim bermakna menyambungkan hubungan dengan karib kerabat yang berasal dari rahim yang sama. Ikatan kekeluargaan antara anak dan orangtua. Juga antara kakak dan adik.
Silaturahim dapat berupa saling berbuat baik, menebar salam dan mengunjungi. Andai tak bisa bertemu langsung, komunikasi tetap bisa dilakukan via telpon, video call atau sarana chating. Bersilaturahim saling peduli dengan kondisi saudaranya. Saling bantu, menasehati dan menolong.
Jadi jangan salah memaknai silaturahim. Nongkrong dengan rekan sejawat atau ramean reuni dengan teman lama bukanlah silaturahim. Karena kita tidak ada hubungan rahim dengan mereka. Utamakan bersilaturahim dengan karib kerabat.
Allah telah memerintahkan kita untuk menyambungkan tali silaturahim, seperti disebutkan dalam salah satu firmanNya, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa:36)
Juga diperkuat dengan perintah Rasulullah Saw, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahmi. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diam. (HR. Bukhari)
Allah sungguh Maha Baik. Tak hanya perintah yang dititahkan-Nya, tapi juga telah disiapkan reward-Nya. Ganjaran bagi siapa yang melaksanakan perintah bersilaturahim. Reward yang luar biasa. Kita akan diluaskan rezeki, dipanjangkan umur, bahkan dimasukkan ke surga-Nya.
Rasulullah Saw telah bersabda, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau Saw menambahkan, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahmi, salstlah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah, At Tirmidzi)
Sebaliknya, ada ancaman Allah buat siapa saja yang memutus tali silaturahim. Tidak mau menyambungkan ikatan kekeluargaan dengan karib kerabatnya. Rasulullah Saw bersabda, “Tidak masuk surga, orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim)
Yuk, mumpung masih di suasana hari raya, kita sambung kembali hubungan dengan karib kerabat. Mengokohkan tali silaturahim. Semoga dengannya, Allah meridhai kita.
Wallahua’lam bish-shawab.
==================================
Sumber Foto : umroh Haji Wisata