Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai tidak perlu ada polemik soal pemutaran film Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI jelang 30 September. Sebab menurut Muzani, tidak ada ketentuan khusus untuk memutar film tersebut.
Ia menilai pemutaran film G30S/PKI jelang 30 September sebagai pengingat untuk masyarakat. “Mau nonton film G30S/PKI itu kapan saja, hari ini, bisa lusa, bisa tahun depan bisa, tetapi itu kan begini, pemutaran film G30S/PKI pada saat sebelum 1 Oktober atau tanggal 30 September itu untuk mengingatkan peristiwa itu pada rakyat,” kata Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/9). (Republik.co, Jakarta, September 2018).
Kekejaman PKI begitu melekat dihati masyarakat Indonesia. Berdarah-darah, pembunuhan keji dan sangat terencana. Akan tetapi, aktor dan dalang hingga terjadinya peristiwa naas tersebut sampai saat ini masih menjadi perdebatan publik.
Mau tidak mau, masyarakat dipaksa menelan mentah-mentah, bahwa yang paling berbahaya bagi masyarakat Indonesia adalah PKI dan kebangkitan PKI kembali di Indonesia. Walaupun secara fakta, rasanya sangat sulit jika komunis sosialis yang menjadi ideologi partai komunis Indonesia (PKI), bangkit kembali di Indonesia. Tersebab tidak ada satupun negara besar saat ini yang mengusung ideologi sosialis komunis murni, juga tidak banyak individu yang memperjuangkan murni kebangkitan sosisalis komunis, yang secara naluri kemanusiaan juga sangat bertentangan dengan fitrah manusia, dan menimbulkan keresahan dalam benak manusia. Selain juga tersebab para pengusung ideologi sosialis komunis saat ini, mulai banyak terjangkiti virus mematikan yaitu virus sekuler kapitalisme yang sedang mewabah. Hasilnya adalah semua berpaling, dan mengusung ideologi kapitalisme walaupun baju luarnya terlihat seperti memakai baju sosialis komunis, namun sejatinya mereka adalah pejuang baru kapitalisme yang menjadi idola baru ditengah tokoh sosialis komunis saat ini. Selain itu, karena yang saat ini menjadi musuh bagi kebangkitan manusia baik di Indonesia maupun diseluruh dunia adalah ideologi Kapitalisme.
Ideologi Kapitalisme ini sedikit agak cerdik dibanding sosialis, kalau tidak dibilang licik. Tersebab, sistem kerjanya jauh lebih halus namun cukup mematikan, dibanding sosialis yang Berdarah-darahnya nampak lebih nyata.
Ideologi Kapitalisme bisa menempel dimana saja, bagaikan benalu. Tersebab, slogan yang diusungnya adalah kepentingan. Sehingga dimata kapitalisme, tidak ada lawan dan kawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan para kapital. Halal bisa jadi haram, haram bisa jadi halal, semua bisa berubah cepat sesuai dengan kepentingan kapital.
Lihatlah diseluruh negeri di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Bagaimana efektifnya daya hisap Sekuler Kapitalis. mereka mengambil sari makanan dan membuang ampasnya di pohon pokok. Mereka mengambil dan mengeruk sumber daya alam disatu negeri, dan meninggalkan kemiskinan serta ketimpangan sosial di negeri yang dihisapnya. Mereka ambil emas, perak, semua barang tambang, dan meninggalkan sampah peradaban dinegeri yang dikeruknya.
Timbullah ketimpangan sosial, kemiskinan, yang memicu timbulnya kasus-kasus kriminalitas ditengah masyarakat. Penjarahan, pencurian, pembunuhan, tindak asusila, menyebar merata diseluruh pelosok negeri.
Dimana-mana terjadi konflik. Sebuah permakluman. Karena ideologi Sekuler Kapitalis ini menjadikan negara sebagai preman penjaga kepentingan para kapital. Para preman ini akan melakukan apapun demi membahagiakan induk semangnya yaitu para kapital.
Subsidi dihilangkan sedikit demi sedikit, sehingga harga tarif dasar listrik dan BBM juga diikuti harga kebutuhan bahan pokok naik pelan tapi pasti, meroket tak terkendali. Pajak dinaikkan, tanpa melihat kemampuan bayar objek pajak, tanpa melihat halal-haramnya sumber pendapatan obyek pajak. Maka wajarlah jika praktek prostitusi, miras, narkoba dan bisnis esek-esek tumbuh subur di negeri ini, karena menghasilkan pendapatan pajak bagi negara yang cukup tinggi. Pengembangan sektor hiburan dan pariwisata yang mengundang datangnya dolar dan azab dipelihara, karena mampu menyumbang pendapatan negara secara signifikan, sehingga wajar jika warung remang-remang dan panti pijat “plus”, tumbuh subur diarea pariwisata. Maka menjadi wajar pula, jika masyarakat terjangkiti banyak penyakit sosial. Mulai dari kemiskinan, pengangguran, tindak asusila, perampasan hak manusia, tindak pidana dan kriminalitas dan lain sebagainya. Ini adalah fakta yang terjadi saat ini.
Karenanya, cukuplah sudah jika pemaparan diatas menjadi bukti kekejaman PKI dan ideologi kapitalisme bagi kehidupan manusia. Dan sudah saatnya manusia menghentikan segala macam kekejaman ini dengan mengambil Islam kaffah sebagai solusi permasalahan seluruh umat manusia.
Cukuplah Islam yang menolong manusia dari seluruh kekejaman yang ditimbulkan oleh PKI dan kapitalisme.
Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengabarkan kepada kita bahwa, hanya manusia yang kuat saja yang mampu mengambil Islam sebagai solusi seluruh permasalahan umat manusia. Yaitu manusia yang menjadikan Islam sebagai pemimpin dalam berfikir. Karena hanya Islam saja yang mampu menjaga kesucian dan kehormatan manusia. Hanya Islam saja yang mampu menjaga darah dan kehidupan manusia. Hanya Islam saja yang mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Hanya Islam saja yang mampu menjamin kehidupan dan seluruh kebutuhan pokok manusia. Hanya Islam saja yang dapat memuliakan umat manusia. Hanya Islam saja yang dapat memenuhi rasa adil dari hukum-hukum yang telah ditetapkannya.
Sebuah kewajaran, karena hukum yang ditawarkan Islam adalah hukum yang dibuat langsung oleh Sang pencipta manusia yaitu Allah SWT, yang pasti sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa. Yang dapat memberikan solusi paripurna atas seluruh permasalahan hidup manusia.
Berbeda dengan PKI dan kapitalisme yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sandaran pengambilan hukum yang diterapkan untuk manusia. Yang pasti akan selalu menyalahi fitrah manusia, meninggalkan banyak masalah dan kegaduhan serta kerusakan dimasyarakat.
wallahualam
Penulis : Ayu Mela Yulianti, SPt
Pemerhati Masalah Umat
Tinggal di Kota Tangerang