Oleh : Lilik Yani
Rasulullah saw adalah uswatun hasanah (teladan yang baik) dalam hal apapun, termasuk dalam mendidik anak. Beliau sangat sayang dan paling lembut kepada anak-anak dan keluarganya.
*****
Rasulullah saw pernah mengajarkan bagaimana cara mendidik seorang anak yang masih kecil melalui sabda beliau :
“Wahai anakku, apabila engkau makan, maka ucapkanlah ‘Bismillah’ dan makanlah dengan menggunakan tangan kanan, serta ambillah hidangan yang terdekat darimu.” (HR Thabrani)
Ini adalah pembelajaran etika ketika makan. Sebelum makan mengucapkan Bismillah, sebagai bentuk dzikir (ingat) kepada Allah dan melibatkan Allah dalam semua urusan, termasuk ketika akan makan.
Terhidangnya makanan di depan mata, bisa bergeraknya tangan untuk mengambil makanan hingga memasukkan ke dalam mulut, tidak akan bisa terlaksana tanpa campur tangan Allah. Maka harus ingat dan menyadari adanya Allah yang mengijinkan hal itu terjadi.
Makan menggunakan tangan kanan, untuk menyelisihi syetan yang suka makan dengan tangan kiri. Kita ajarkan anak sesuai teladan Rasulullah, untuk makan dengan tangan kanan agar mendapat keberkahan dari Allah.
Mengambil hidangan yang terdekat adalah bentuk pengajaran etika. Kalau mengambil hidangan yang jauh, akan melewati atau mengganggu kenyamanan orang lain. Jika terpaksa harus mengambil hidangan yang jauh, ajarkan anak untuk minta ijin, permisi kepada orang-orang di sebelahnya.
//Pentingnya Berdoa//
Sungguh Islam adalah agama yang indah, aturannya sangat lengkap. Semua aktivitas yang baik ada pengajaran berdoa, baik sebelum maupun sesudah. Termasuk jika mau makan. Doa paling mudah dengan membaca basmalah, dengan menyebut nama Allah berarti ingat Allah, sadar adanya Allah yang selalu mengawasi aktivitas kita.
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah mengucapkan Bismillah. Jika ia lupa, kemudian teringat di tengah-tengah saat ia sedang makan, maka ucapkanlah dengan lafazh, “Bismillahi awwaluhu wa akhiruhu (dengan nama Allah di awal dan di akhirnya)”. (HR Tirmidzi)
Begitu pentingnya doa, hingga ketika kita berdoa, pada saat ingat langsung mengucapkan doanya. Dan semua itu sudah diatur sangat indah di dalam syariat Islam.
Ada sebuah riwayat yang menyatakan, “Ketika Rasulullah hendak menyuapkan makanan kepada Hasan bin Ali (cucu beliau), kemudian beliau melihat seorang anak kecil yang mulutnya dibuka lebar dan lidahnya dijulurkan keluar, maka beliau bergegas menuju kepada anak tersebut dan menyuapkan makanan kepadanya.” (Hadist hasan)
Sungguh indah perilaku Rasulullah, sangat lembut hatinya dan penyayang sesama, apalagi anak kecil. Ajarkan anak untuk berbagi makanan, mainan, barang-barang miliknya kepada teman yang memerlukan. Sehingga makin terjalin keakraban dengan sesama teman atau saudara.
//Ciumlah Anak-anakmu//
Rasulullah saw sangat menyayangi anak-anak kecil, termasuk cucu-cucunya. Menjalin kedekatan hati ,keakraban keluarga dan menambah kasih sayang.
“Ada seorang badui mendatangi Rasulullah dan bertanya, “Apakah engkau mencium anak-anak kecil, sungguh kami tidak pernah mencium mereka?”
Maka beliau menjawab, “Apakah harus aku biarkan engkau agar Allah menghilangkan rasa kasih dan sayang dari hatimu?” (HR Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan :
” Nabi saw mencium Hasan bin Ali dan di sisi beliau ada Al “Aqra bin Habits at Tamimi. Lalu Al ‘Aqra berkata pada beliau,
“Aku memiliki sepuluh orang anak dan aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka. Maka Rasulullah berkata, “Barangsiapa yang tidak penyayang, maka ia tidak akan disayang.” (HR Bukhari dan Muslim)
Wahai para orang tua, saatnya dekat dan sayang pada anak-anaknya. Jangan sungkan atau canggung. Binalah kedekatan dengan anak-anak, beri sentuhan sayang dan peluk cium sebagai bentuk perhatian.
Hingga tumbuh kedekatan dan terjalin keakraban. Ketika anak ada masalah, dia akan mencari orang tuanya untuk cerita, berbagi, merasa ada tempat nyaman untuk curhat. Hal itu tidak tercipta secara tiba-tiba, tapi perlu pembiasaan dari kecil.
//Rasulullah pun Suka Bercanda//
Para orang tua masih banyak yang menganggap remeh sikap jenaka (bercanda) dengan anak-anaknya atau bersikap lembut kepada mereka. Bahkan kebanyakan orang tua cenderung bersikap keras dan membuat anak-anak merasa takut kepadanya, sehingga untuk bergerak atau bermain pun dilarang dan juga mengekang kebiasaan anak.
Sampai-sampai kehidupan anak-anak terasa bagaikan hidup di neraka. Anak-anak tumbuh dengan berhati keras, membenci orang tua dan mungkin ada niat ingin lari dari rumah orang tuanya.
Padahal Rasulullah telah memberi contoh dalam kehidupannya, dimana beliau suka bercanda dan bersikap lembut kepada anak-anak. Maka dari itu, selayaknya kita meneladani Rasulullah dengan menjalin kedekatan dan bersikap lembut kepada anak-anak, dan bercanda dengan mereka, tapi jangan sampai melampaui batas dan tidak melalaikan pendidilan mereka.
Wahai para orang tua, mari kita terus belajar dan berupaya meneladani Rasulullah saw dalam mendidik anak-anak agar mereka tumbuh tembang optimal. Mereka adalah generasi penerus. Maka jika kita bisa mendidik dengan benar sesuai teladan Rasulullah saw, maka anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang cemerlang yang baik aqidah, ibadah dan akhlaknya. Generasi yang menjadi pejuang kebenaran dan penolong agama Allah.
In syaa Allah.