Oleh : Nay Beiskara
#MuslimahTimes — “Generasi beradab lahir hanya dari orangtua yang beradab. Oleh karenanya, satu hal yang urgen agar orangtua lebih dahulu menuntut ilmu adab sebelum anak-anak mereka”.
Peran orangtua dalam membentuk kepribadian anak sangat besar. Orangtua bukan hanya berkewajiban memenuhi hajat hidupnya yang berkaitan dengan hajatul udhowiyah (kebutuhan jasmani) dan gharaaiznya (naluri-naluri). Tetapi juga, yang berkenaan dengan pendidikannya. Terutama pemahaman tentang agamanya.
Para orangtua hari ini memiliki kekhawatiran tingkat tinggi terhadap anak-anak mereka. Mereka risau bila anak-anak mereka keluar dari rumah. Mereka gelisah ketika anak-anak tak ada di sampingnya. Mereka pun takut saat anak-anak mulai sibuk dengan pergaulan teman-teman sebayanya. Pasalnya, kondisi anak-anak zaman now mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, tidak aman dari serangan kejahatan. Baik kejahatan fisik oleh manusia maupun kejahatan ide-ide barat yang merasuki pemikiran-pemikiran mereka. Kejahatan baik fisik dan ide ini mampu meracuni jiwa dan hati mereka, sehingga banyak bermunculan anak-anak yang bersikap amoral dan tidak mengenal adab.
Beberapa data mengenai fakta remaja menjelaskan kekhawatiran ini. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat kasus tawuran di Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang 2018 (Tempo.co, 12/09/2018). Kapanlagi.com (17/03/2017) melansir dari 30% jumlah remaja Indonesia, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional, 50-60% remaja menjadi pengguna narkoba. 48% dari jumlah tersebut merupakan pecandu, sementara sisanya hanya mencoba penggunaan narkoba. Kenyataan ini diperparah oleh fakta bahwa 90% video porno yang beredar dalam beberapa tahun terakhir diperankan oleh remaja. Tingginya tingkat seks bebas ini juga turut meningkatkan angka aborsi. Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, sekitar 21.2% remaja SMP dan SMA di 17 kota besar Indonesia pernah melakukan aborsi. Sungguh, kenyataan yang menimpa remaja itu sudah sangat memprihatinkan. Wajarlah bila orangtua sedemikian khawatirnya dengan kondisi yang menimpa remaja ini.
Dengan dilatarbelakangi catatan hitam remaja, akhirnya tidak sedikit orangtua yang menyadari perannya. Banyak seminar-seminar parenting digelar, kebutuhan dan permintaan terhadap jasa konsultasi parenting yang kian meningkat setiap tahunnya, banyaknya referensi mengenai parenting yang dibaca oleh orangtua, dan membludaknya peminat grup kulwa parenting, menunjukkan betapa besarnya keingintahuan mereka tentang bagaimana cara mendidik anak yang baik sesuai tuntunan Islam.
/Anak Adalah Amanah/
Anak merupakan amanah. Ia adalah titipan Allah SWT kepada orangtua. Sebagai pihak yang dititipi, sudah selayaknya mempersembahkan yang terbaik untuk titipan tersebut, yaitu anak. Mulai dari memenuhi hajatul udhowiyahnya, naluri-nalurinya, dan memperlakukan mereka sebaik-baiknya.
Dalam hal mendidik, orangtua wajib memberikan pemahaman agama sebagai panduan hidup anak dalam menjalani kesehariannya. Karena sifatnya wajib, maka orangtua harus memberikan effort lebih dalam hal ini. Bila terkendala, orangtua dapat mengadakan guru untuk anak-anaknya. Sebagai catatan, orangtua tidak mengurangi porsi besarnya dalam mendidik dan mengawasi anak-anak mereka.
Ketidakmampuan orangtua dalam mendidik anak, tidak menjadi alasan untuk mengalihkan perannya kepada pihak lain. Baik dalam ranah pengasuhan maupun pendidikannya. Karena sejatinya, orangtualah yang dititipi amanah ini. Hanya saja kita melihat banyak orangtua yang menyerahkan tanggung jawab ini sepenuhnya kepada pihak luar. Misalnya kepada sekolah -dalam hal ini guru- dan lembaga bimbingan atau privat. Tentu saja ini keliru dan harus diluruskan.
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan RasulNya, dan juga janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu padahal kamu mengetahui. Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” [Al Anfal:27, 28].
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diberikan amanah oleh Allah SWT yang bahkan tidak mampu diemban oleh gunung dan makhluk lainnya. Siapa saja yang mampu menunaikan amanah itu dengan baik, maka pahala akan senantiasa mengalir. Sebaliknya, bila ia lalai menunaikannya, maka ia tergolong ke dalam orang-orang yang mengkhianati amanah. Bagi orang-orang yang berkhianat, nerakalah ganjarannya. Naudzubillah.
/Kewajiban Orangtua Menuntut Ilmu/
Amanah dapat sempurna dilaksanakan hanya dengan ilmu. Oleh karenanya, agar setiap orangtua mampu menjalankan kewajibannya secara sempurna, orangtua harus memahami lebih dulu perkara apa saja yang diwajibkan kepadanya. Hal ini diraih dengan jalan belajar. Bukan sembarang belajar. Tapi, belajar untuk memahami agamanya, yaitu Islam. Khususnya yang berkaitan dengan pengasuhan dan pendidikan anak. Karena Islam sebagai tuntunan hidup sempurna, mengatur bagaimana setiap manusia harus bersikap dan berpikir. Mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Mulai dari masalah keimanan, adab, pergaulan, berekonomi, hingga berpolitik. Mulai dari masalah keluarga hingga negara.
Menjadi suatu yang urgen bagi orangtua memahami adab terlebih dahulu sebelum anak-anak mereka. Merekalah teladan pertama dan utama bagi anak-anak. Ketahuilah bahwasanya anak-anak yang beradab hanya akan lahir dari orangtua yang beradab. Dengan adab pula keberkahan suatu ilmu akan diraih.
Dengan memahami Islam dan apa saja perkara yang wajib atas orangtua, maka mereka akan mampu menjaga amanah yang sudah Allah SWT titipkan kepada mereka. Inilah arti penting orangtua tuk menyadari perannya. Pemahaman mengenai peran ini akan menjadikan para orangtua sebagai penjaga amanah terpercaya. Dan ini merupakan awal baik dalam mendidik keturunan kita. Semoga Allah SWT memberikan karunia anak yang shalih, yang membantu dalam ketaatan dan menjadi pengingat dari kelalaian, serta memberi nasihat ketika lupa dan luput dari ajaran Islam. Aamiin.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)