Oleh : Hanah Nuraenah,
Yogyakarta
(Aktivis Muslimah Peduli Bangsa)
MuslimahTimes– Dalam Islam, wanita memiliki kedudukan yang sangat mulia serta tidak adanya perbedaan hak baginya. Dalam Alquran dijelaskan peranan seorang wanita sangatlah penting, namun itu semua tidak keluar dari garis yang telah dikodratkan kepadanya. Namun, dewasa ini banyak kaum wanita yang terpengaruh dengan pandangan barat yang mensejajarkan kedudukan wanita dengan pria. (kesetaraan gender)
Menempatkan sesuatu sesuai hak merupakan karakteristik syariat Islam. Islam menunaikan hak-hak secara penuh terhadap wanita. Hak-hak tersebut meliputi peran wanita di ranah domestik maupun publik. Namun dalam menjalankan peran tersebut Islam pun memiliki pengaturan yang jelas. Semuanya semata-mata agar wanita senantiasa terjaga kemuliaan dan kehormatannya. Contohnya: Islam memuliakan pernikahan, proses kehamilan, menyusui sampai mendidik. Peran domestik tersebut tidak lepas dari kodrat yang Allah berikan.
Selain itu, wanita adalah tiang peradaban yang akan melahirkan generasi yang mulia. Ia adalah madrasatul ula(madrasah pertama) bagi anak-anaknya. Maka Islam pun memberikan hak kepada wanita untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Semuanya kembali untuk mendukung perannya sebagai pengajar bagi anak-anaknya.
Mengenai peran publik, Islam tidak pernah melarang secara tegas. Buktinya banyak para shahabiyah yang turut serta dalam ranah publik sejak masa Rasullah SAW hingga masa kekhilafahan. Contohnya Khodijah binti Khuwailid, istri Rasul. Selain memiliki peran sebagai istri, Khodijah juga turut berperan membantu Rasul dalam menangani masalah yang berkaitan dengan perdagangan. Tak hanya itu, Khodijah juga memiliki peran yang besar dalam perkembangan dakwah Rasul. Selain Khodijah, ada lagi Asy-Syifa binti Abdullah yang merupakan guru perempuan pertama. Bahkan Rasulullah memintanya untuk menjadi guru Hafshah Radhiyallahu’anha untuk mengajari baca tulis.
Jelaslah bahwa wanita merupakan pilar kemuliaan suatu masyarakat bahkan negara. Persamaan gender yang didengungkan oleh Barat, tidak lain adalah untuk menghancurkan pondasi keislaman seorang muslimah, sehingga ia meninggalkan kewajibannya sebagai seorang wanita. Ingatlah, pemimpin-pemimpin yang adil dan generasi-generasi yang baik akan muncul seiring dengan baiknya kaum wanita pada waktu tersebut.
[Mnh]