Oleh: Hana Rahmawati
(Aktivis Dakwah Tangerang)
#MuslimahTimes — Bulan Dzulhijjah dikenal sebagai bulan haji. Dimana pada bulan ini umat Islam dari penjuru negeri berkumpul di Masjidil Haram di kota suci. Pada bulan ini juga kaum Muslimin meneladani ketaatan seorang hamba Illahi, Nabi Ibrahim Alaihi Salam, dengan menyembelih hewan kurban yang menjadi simbol kepatuhan. Pada hari penyembelihan kurban, Umat Islam bergotong royong saling membantu satu sama lain. Ini dapat kita saksikan saat penyembelihan di mulai hingga selesai.
Hari raya Idul Adha adalah hari raya Kegembiraan diantara dua raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Dibulan ini banyak sekali amalan bernilai pahala yang hisa kita amalkan. Mulai dari berpuasa sunnah, prosesi ibadah haji, hingga penyembelihan hewan kurban.
Melalui ibadah haji, kaum Muslim menapaktilasi jejak sejarah dan spiritual Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihi Salam hingga Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam. Di bulan ini kaum Muslim berkumpul di sekitar ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Mereka berdoa di Hijr Ismail dan maqam Ibrahim. Melaksanakan Sa’i dari safa ke marwah sembari menikmati segarnya air dari sumur zam-zam yang diberkahi.
Kemudian, saat mereka berada di Masjid Nabawi, setiap jama’ah pasti akan membayangkan sosok Rasulullah beserta keluarga dan para sahabatnya. Merekalah yang saling bahu membahu pada periode-periode awal memperjuangkan tegaknya Dienullah (Agama Allah). Mereka jugalah yang memperkenalkan Islam sebagai identitas diri kaum Muslim dan mendakwahkannya ketengah-tengah umat hingga Islam mendapatkan kejayaannya. Seharusnya, kekuatan ruhiyah inilah yang juga di contoh oleh kaum muslimin, dimana mereka saling berpegangan bahu-membahu dalam menegakkan kalimah Allah.
Ketaatan seorang hamba hendaknya selalu ada tidak hanya saat bulan haji, namun juga pada bulan-bulan berikutnya. Begitu juga dengan pengorbanan yang sarat dengan kepatuhan. Idealnya begitulah kaum muslimin dalam nerjuang menegakkan syariat Islam Kaffah. Karena ketaatan mutlak hanya bisa di wujudkan ketika sistem Islam diterapkan.
Kondisi umat saat ini yang hidup dibawah aturan selain aturan Allah membuat mereka kehilangan sebagian dari identitas Islam yang harusnya mereka emban. Hal ini dapat kita lihat dan rasakan saat ini, dimana banyak sekali peristiwa yang justru membungkam dan mengkriminalisasi para pengemban dakwah. Ini menjadikan sebagian pengemban dakwah terkungkung dan berhati-hati dalam menyuarakan kebenaran. Mereka yang vokal terhadap kebijakan pemberian sumber-sumber daya alam yang harusnya menjadi milik negara namun dikuasai asing, justru menjadi sasaran para pembuat kebijakan nyeleneh. Alhasil tidak sedikit dari umat Muslim sendiri yang justru banyak diam saat aturan Islam terpinggirkan.
Oleh karena itu, momen Idul Adha seharusnya dijadikan sebagai momen persatuan umat Islam diseluruh dunia. Bersama menegakkan syariat Islam. Mengembalikan kejayaan Islam dan umat Islam. Menerapkan hanya syariat dan hukum Allah dalam setiap lini kehidupan dimuka bumi. Dengan begitu ketaatan mutlak kaum Muslimin dapat terwujud.
Wallahu A’lam.[]