Oleh: Ade Farkah
#MuslimahTimes — Kesempitan hidup makin hari makin kompleks. Setelah dikejutkan dengan kenaikan iuran BPJS Kesehatan, harga kebutuhan pokok, TDL, dan kebutuhan lainnya, kini masyarakat dibuat ngeri dengan rentetan kejadian yang membahayakan. Seperti, makin bertambahnya penderita HIV akibat seks bebas dan LGBT, serta maraknya penyimpangan perilaku remaja akibat serbuan gaya hidup modern dan hedonis. Tak pelak, kondisi ini makin membuat kehidupan masyarakat semakin sempit, tak terkecuali di Indramayu.Â
Ahad, 8 Desember 2019 Forum Muslimah Peduli Umat, Kabupaten Indramayu mengajak masyarakat, khususnya Muslimah yang ada di daerah Indramayu untuk menemukan “Kunci Hidup Sejahtera”. Itulah tema yang dibahas dalam kajian rutin bulanan kali ini.Â
Di awal pembahasan, pemateri mencoba mengajak para hadirin untuk merenungkan pesan yang tertuang di dalam QS. Al-Fatihah. Yakni tentang permohonan manusia (umat Islam) agar ditunjukkan kepada jalan yang lurus, yakni jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah Swt. Dalam keterangan yang lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang diberi nikmat adalah para nabi, para syuhada dan juga orang-orang shalih yang tidak mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.Â
Saat ini kita hidup di akhir zaman, jauh dari kehidupan para nabi. Akan tetapi, kecintaan Rasulullaah Saw kepada umatnya sungguh luar biasa. Rasul mewariskan dua perkara. Barang siapa berpegang teguh terhadapnya, niscaya ia akan selamat. Kehidupannya dipenuhi dengan kesejahteraan, dan keberkahan, baik dari langit maupun bumi. Itulah Alquran dan sunnah Rasulullaah Saw.
Faktanya, saat ini kita telah dijauhkan dari sumber kebahagiaan tersebut. Bahkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw dianggap sebagai ancaman. Seruan untuk kembali kepada kedua warisan Rasul, dicap radikal. Bahkan Alquran dijadikan barang bukti aksi terorisme. Sungguh sangat keterlaluan. Virus Islamofobia terus disebarkan.
Semakin memgerucut ke arah tema, pemateri menegaskan, kita hidup di zaman serba sulit, karena sumber kehidupan dikuasai oleh segelintir orang saja. Kita dipaksa untut patuh pada aturan manusia. Bahkan, aturan tersebut tak lain hanya sebagai legalisasi bagi segelintir orang untuk menguasai sumber kehidupan (harta kekayaan). Inilah yang dinamakan sistem kapitalis liberal. Aturan dibuat hanya untuk mengakomodir kepentingan para pemilik modal. Sehingga merugikan masyarakat. Kemiskinan sistemik menjadi salah satu buah busuknya.Â
Pemerintah hanya berfungsi sebagai regulator saja. Masyarakat harus memenuhi kebutuhan (hajat hidup) nya secara mandiri. Subsidi dicabut, jaminan kesehatan dan pendidikan tidak ada, bahkan masyarakat dipaksa untuk membiayai kebutuhan negara melalui pajak yang mencekik. Hal ini sungguh menyengsarakan kehidupan rakyat, terlebih mereka yang berada dalam garis kemiskinan.Â
Semua ini tak lain karena kita meninggalkan warisan Rasulullah Saw. Mengabaikan peran Allah Swt sebagai pengatur kehidupan, dengan menutup mata kepada syariat-Nya dan memilih aturan tandingan lainnya, yakni kapitalisme. Padahal, siapakah yang lebih mengetahui tentang kondisi manusia dan alam semesta selain dari penciptanya? Yakni Allah Al Khaliq Al Mudabbir.Â
Karena itu, pemateri mengajak peserta merenungkan kembali pesan Rasulullah Saw untuk memegang teguh Alquran dan As-Sunnah. Menguatkan iman dan melejitkan takwa. Semua itu tak lain, agar kehidupan kita menjadi berkah. Keberkahan adalah kebahagiaan yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (TQS. Al A’raf: 96)
Kita tak cukup hanya menerapkannya secara individu semata, karena kita adalah makhluk sosial satu sama lain saling terkait. Sehingga, untuk menciptakan keselarasan kehidupan masyarakat harus pula diterapkan sistem negara yang sesuai dengan Alquran dan As-Sunnah, sebagai pedoman bagi kehidupan masyarakat.
Tidak ada sistem kehidupan yang lebih baik, selain sistem yang bersumber dari Allah dan Rasulullah. Dengan demikian, keberkahan hidup niscaya akan kita rasakan. Itulah kunci kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat. “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (TQS. Al Maidah: 50)
Demikian pemaparan singkat oleh pemateri, yang akrab dipanggil Ustadzah Uul. Dengan mengenakan busana berwarna kuning cerah, seakan membawa secercah titik terang bagi semua yang rindu pada kesejahteraan, baik dunia maupun akhiratnya. Peserta pun nampak serius menyimak dan merespon dengan beberapa pertanyaan. Setelah pembagian doorprise, acara ditutup dengan doa dan seulas senyuman oleh pembawa acara. []