Oleh: Sherly Agustina M.Ag
(Member Revowriter Cilegon)
Euphoria pergantian tahun tak berbanding dengan perenungan
Tak berbanding dengan perbaikan
Tak berbanding dengan kemajuan
Masihkah seperti ini?
Katanya Muslim, tapi lebih happy menyambut tahun baru Masehi
Dibanding tahun baru Hijriyah
Lebih happy berpesta pora dibanding muhasabah
Lebih happy tasyabuh dibanding wujudkan karakter muslim yang patuh
Masihkah seperti ini?
Dari tahun ke tahun merayakan, berbaur di dalamnya lupa identitasnya
Lebih memilih bersenang-senang dari pada bermunajat padaNya
Meminta panjang umur di dalam kebaikan
Meminta sisa jatah umur di dalam kebenaran
Meminta perubahan negeri ini sesuai petunjukNya
Sebagai solusi semua permasalahan yang ada
Tahun berganti hakikatnya jatah berkurang
Akan kah sisa jatah ini diisi dengan kebaikan dan kebenaran
Dengan ketaatan semata kepadaNya
Dengan pengorbanan dan perjuangan menegakkan syariatNya
Hingga amal ini menjadi saksi di hadapanNya
Saat pertemuan nanti denganNya
Teringat sabda Baginda,
Para sahabat bertanya,
Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’.
Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati,
kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian,
itulah orang yang paling cerdas.’
(H.R. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy.
Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : Hadits Hasan)