Oleh. Hana Annisa Afriliani
#MuslimahTimes — Manusia sudah seharusnya terus belajar untuk memperbaiki masa depan. Tahun 2020 yang telah hadir bukan berarti menjadi penutup pintu refleksi dari apa yang telah dihadapi Indonesia di tahun 2019. Begitulah yang diungkapkan moderator dalam pengantar diskusi tokoh Muslimah pada Sabtu, 4 Januari 2020 di sebuah aula rumah makan di Tangerang.
Sebanyak 60 tokoh Muslimah dari berbagai wilayah di Tangerang berkumpul untuk membahas masalah umat di tahun 2019. “Sungguh disayangkan permasalahan umat tak kunjung usai bahkan semakin memburuk. Kemiskinan, ketidakadilan, pengangguran, penghinaan terhadap agama, hutang, penjajahan perekonomian seolah menjadi borok yang sulit terobati.” tambah moderator sebelum memulai diskusi.
Acara tersebut menghadirkan dua orang pembicara yaitu Ustazah Agnes Harlina, S.Pt dan Ustazah Wiwing Noeraini, S.Si
Ibu Agnes menyampaikan tentang kritik atas berbagai kebijakan negara hari ini. Beliau menyampaikan bahwa penyebab utama terjadi ketidaksejahteraan yakni akibat ulah tangan manusia yang menggunakan sistem selain sistem Islam sehingga terjadi salah urus negara yang menyebabkan kerusakan sistemik.Â
“Model negara korporatokrasi yaitu dimana negara juga berperan sebagai pengusaha. Sehingga hukum dipermainkan untuk mendapatkan keuntungan. Mengapa bisa muncul korporatokrasi? Karena negara kita menganut sistem kapitalis. Sistem ekonomi kapitalis sangat menonjol dan dibantu dengan sistem politik demokrasi. Membuat UU dan peraturan yang mendukung sistem ekonomi kapitalis.” jelas Ustazah Agnes.
Selanjutnya Ustazah Agnes menambahkan bahwa kapitalisme dengan ide kebebasan memiliki harta termasuk kekayaan alam untuk kekayaan individu/swasta semata. Negara dalam sistem kapitalisme perannya amat minim, ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar. Negara tidak berdaya. Layanan publik jadi mahal.
“Bukan hanya rakyat secara umum yang jadi korban. Tapi secara khusus juga perempuan. Perempuan dieksploitasi demi keuntungan.” Lanjut Ibu Agnes
Pembicara kedua yakni Ibu Wiwing tak kalah penting menyampaikan tentang Indonesia berkah dengan syariah kaffah.
“Saat ini fitnah terhadap syariah kaffah terus menerus dilakukan. Penguasa saat ini terlalu fokus membahas radikalisme di tengah-tengah banyaknya masalah di Indonesia. Ada masalah kemiskinan, ekonomi, korupsi.Mengapa membahas radikalisme terus-terusan? Yaitu supaya bisa menutupi kegagalan penguasa menciptakan keadilan. Contoh beberapa langkah rezim hadapi radikalisme:
1. Membubarkan dan tidak memberi izin pada ormas yang dianggap radikal
2. Membuat skb utk cegah asn teridentifikasi radikal.
3. Melarang penceramah dan khatib radikal  di masjid pemerintah atau BUMN.
Begitulah Ustazah Wiwing menjelaskan dengan panjang lebar. Para peserta menyimak dengan serius.
“Mereka menyerang Islam kaffah.Â
Propaganda radikalisme itu pisau bermata dua. Menghalangi Islam kaffah dan membungkam para pejuang. Objeknya itu Khilafah. Kenapa khilafah begitu menakutkan? Karena khilafah akan menjadi negara adidaya yang akan menerapkan Islam kaffah dan mengakhirkan sistem Barat.” Ungkap Ustazah Wiwing.
Kemudian beliau kembali menambahkan bahwa negara di dalam Islam fungsinya itu sebagai ro’in (pengurus rakyat) dan junnah. Pengurus rakyat itu seperti penggembala. Yang seharusnya memberikan yang terbaik untuk hewan yernak yang diurusnya. Junnah maksudnya pelindung. Melindungi rakyatnya agar tidak dizalimi.
Beliau juga menjelaskan bahwa politik ekonomi Islam fokusnya adalah agar barang dan jasa bisa distribusi ke seluruh rakyat. Kebutuhan seperti pangan, papan, sandang pendidikan kesehatan wajib diberikan kepada seluruh rakyat secara gratis.Â
Beliau juga menjelaskan secara singkat tentang sistem pendidikan Islam, sistem sanksi dalam Islam, sistem politik luar negeri dalam Islam, dan pengaturan lainnya dalam Islam yang bisa mengantarkan pada keadilan dan kebaikan dalam pengurusan umat.
” Maka satu-satunya solusi atas segala permasalahan umat adalah kita kembali kepada syariah Kaffah dalam naungan khilafah Islamiyah.” tandas Ustazah Wiwing di akhir pemaparannya.