Oleh: Husnulkh
(Mahasiswi Muslim Madura)
Kita hanyalah hamba yang tercipta
Untuk beribadah dan taat pada yang mencipta
Kita tanpa pencipta tak akan ada,
Kita tanpa pencipta hanyalah secuil tanah tak berharga.
Kita tanpaNya takkan bertemu dengan Islam
Yang karenanya semua makhluk terkesima dalam amunan wangi bernada taqwa
Ku bertanya pada raga-raga yang bernadi,
Mengapa negeri terus berutang lagi?
Apa sudah tidak ada lagi hati-hati yang tersirami ayat ilahi?
Ku bertanya lagi pada yang memiliki tahta litigasi,
apakah keberadaannya sebagai hamba, atau sekadar raga yang teracuni virus korporasi?
Ku bertanya lagi,
apakah keberadaannya di atas bumi tidak memiliki hati untuk peduli lagi?
Suara untukmu kini hanyalah dentuman kecil yang dianggap kebencian atas kebijakan.
Dianggap sirna dalam ingatan
Tidak ada lagi senyum pada pembuat kebijakan.
Tidak ada lagi harapan pada penuntun kursi kedudukan. Yang terus mewarnai undang-undang bagai permainan
Kita hanyalah hamba yang tanpa pencipta akan terseret pada kesesatan
Kita hanyalah hamba yang tanpa islam seperti asap kabur, tak bisa mendidihkan air dalam tempayan.
Kita hanyalah hamba, yang pernak-pernik masalah ini akan tuntas tanpa musibah.
Jika pasrah pada aturan ilahi tanpa gundah dan gelisah.
Tanpa tapi, karena sesuap nasi untuk deretan kursi