Oleh : NS. Rahayu
Muslimahtimes – Sungguh aroma tubuhmu telah merakup jiwa
Tak mungkin melepas lagi karena hati terpanah cinta
Penuh hamburan tangis dan tawa bahagia
Namun terhempas pasrah oleh kuasa yang lain
Bahkan melepasmu adalah pilu tak terperi
Tangan kecilmu justru mengusap air mata
Melepas segala nafsu manusiawi dengan pengorbanan
Ibrahim dan Ismail larut dalam balutan cinta membara
Menundukkan goda dunia menuju penghambaan hakiki
Sadari kuasa pemilik kehidupan tanpa kelit
Andai itu aku kamu kalian entah bagaimana
Tapi dua manusia ini tetaplah mengiyakan
Dengan hanya saya mendengar dan saya patuh
Ibrahim dan putra kecilnya Ismail berserah pada pemiliknya
Balutan cinta dunia nan semu telah terlepas bebas
Yakini cinta Rabb yang tidak pernah menyakiti
Yang tak pernah salah arah atas pengorbanan tiap manusia
Tidak hanya pada hamba muklis yang berdzikir
Kasih sayangnya menyelinap di tiap sudut tak berbentuk
Cinta dan takwa telah digantikan yang lebih baik
Nikmat sembelihan pengganti Ismail menjadi syukur
Adalah kita, masih gulana dengan perhiasan dunia
Bergulat dengan kehidupan yang tak pernah selesai
Kecuali tak berdaya dengan pasrah atas kematian saja
Menggantungkan cinta dan pengorbanan pada angan
Lantas kemana cinta yang Ibrahim ajarkan?
Sebuah pembuktian cinta yang utuh dan murni tanpa kelit
Sementara kita selalu berharap mencapai puncak ketakwaan