Oleh: Shafayasmin Salsabila
Bingung rakyat dibuatnya
Corona berbulan-bulan menerpa
Ambruk semua lini kehidupan
Meski beragam kebijakan telah digelontorkan
Bimbang pula penguasa olehnya
Tersudut dalam situasi berbahaya
Selamatkan ekonomi atau nyawa
Seakan harus memilih salah satu dari keduanya
Corona terasa simalakama
Serba salah dipecundangi duga dan terka
Seakan kepastian masa depan adalah pusara
Wajar jika rakyat kian putus asa
Bagai layang putus di angkasa
Oleng mengiba lelah mengudara
Ingin merebah segala penat di kepala
Banyak batin teriak “enyahlah kau Corona!”
Bilakah waktunya tiba?
Ketika tersadar akan jebakan prasangka
Masalah hakiki ada pada mata
Pragmatis mengenali gelap dan cahaya
Pasti waktunya segera tiba!
Ketika manusia keluar dari kotak pemikirannya
Membebaskan dari kebutaan fatal
Akan akar dan solusi fundamental
Bahwa derita apapun namanya
Dibawa bersama sikap jumawa
Keangkuhan manusia
Menolak mengambil jalan Sang Pencipta
Merasa berakal sehingga patut hukumi segala
Lumrahkan sistem parsial menyaingi syariat agama
Menikam ayat sedemikian rupa
Menuduhnya tak relevan lagi bagi ragam problematika
Hey, siapa kiranya pemilik alam semesta?!
Bumi hanya sedebu kecil dalam hamparan jagat raya
Tuhan hanya ingin tunjukkan bukti nyata
Corona semestinya membawa iman menyala
Semakin paham arti sia-sia
Bila menjalankan kebijakan tanpa panduan syara’
Plinplan, linglung, tambal sulam selamanya
Seperti terjebak dalam labirin maya
Karena berdamai bersama Corona
Hanya setelah menjadikannya ladang pahala
Dengan meletakkannya dalam dimensi ruhiyah
Dalam asuhan sistem mulia nan berkah
Tak ada lagi simalakama
Tak perlu memilih di antara dua nama
Ekonomi dan nyawa akan berjalan bersama
Selagi paradigma negara sejalan dengan keridaan Yang Maha kuasa
(Indramayu, 20 September 2020)