Oleh: Kholda Najiyah
(Founder Bengkel Istri)
MuslimahTimes.com – Dikisahkan, suatu hari, Luqman Al-Hakim dan anaknya memasuki pasar. Luqman menaiki keledai dan anaknya berjalan di belakangnya. Ada orang berbisik, “lihat orang tua itu, masak dia naik keledai sementara anaknya dibiarkan berjalan.” Mendengar itu, Luqman turun dan meletakkan anaknya di atas keledai. Ia lantas berjalan membuntuti.
Ada lagi yang berbisik, “Anak kurang ajar, dia enak-enakan di atas keledai dan orang tuanya mengikuti dari belakang.” Mendengar itu, Luqman menghentikan keledai dan dia naik duduk di belakang si anak, sehingga keledai memanggul beban ganda. Kembali terdengar komentar: “Teganya dua orang ini, masak keledai kecil dinaiki berdua.”
Mendengar itu, Luqman dan anaknya turun dan menuntun keledainya. Kembali seseorang menertawakan, “perhatikan, dua orang berjalan kaki, sementara ada keledai dan tidak dikendarai.” Maka Luqman menasehati anaknya, “Sesungguhnya tidak ada seseorang pun yang lepas dari ucapannya. Maka orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan kecuali kepada Allah saja. Siapa pun yang mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya.”.
Intinya, seberapapun upaya kita berbuat benar, tak akan lepas dari komentar negatif orang lain. Namun, selama yang dilakukan kita yakini kebenarannya, jangan hiraukan penilaian orang. Demikianlah kisah Lukman. Dia bukan nabi dan Rasul, tetapi namanya diabadikan dalam Alquran.
Luqman terkenal dengan nasihat dan atau pesan kepada anaknya. Hal ini bisa menjadi inspirasi para ayah dalam menasihati anak-anaknya. Di tengah kurangnya peran ayah dalam memanamkan aqidah, akhlak dan syariat pada putra-putrinya. Beberapa hal berikut bisa diteladani dari Lukman.
1. Menanamkan Rasa Syukur
Anak-anak sejak kecil harus ditanamkan rasa syukur dengan keadaan apapun yang dialaminya hingga kini. Misal ketika keinginannya tidak selalu dituruti orang tua. Ketika ia masih bisa sekolah, makan tiga kali sehari dan bisa istirahat di rumah meski tidak mewah. Semua patut disyukuri dengan tidak menuntut melebihi kemampuan orang tua.
Firman Allah Swt yang artinya: “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)
2. Mengokohkan aqidah
Menanamkan iman yang kokoh di dalam diri anak-anak. Hanya menyembah Allah saja dan tidak menyekutukannya. Betapa banyak anak-anak zaman sekarang yang mudah teracuni ajaran-ajaran di luar Islam hingga menggoyahkan keimanannya. Seperti remaja yang terjebak pola pikir liberal atau bahkan ateis.
Firman Allah Swt. yang artinya: “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (TQS Luqman:13)
3. Berbuat baik kepada kedua orang tua
Ajarkan anak agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama ibu. Ceritakan pada anak kisah kelahirannya dan bagaimana pengorbanan ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah, bertaruh nyawa saat melahirkan, dan menyusuinya sebagai pondasi kehidupannya selama dua tahun.
Firman Allah Swt. yang artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.” (TQS Luqman: 14)
4. Menanamkan nilai ruhiyah berupa idrak silabillah
Tanamkan kesadaran bahwa manusia selalu dalam berada dalam pengawasan Allah. Walaupun di sekolah, di lingkungan pergaulan atau bahkan saat berinteraksi dengan dunia maya orang tua tidak mampu mengawasi, tetapi ingatlah ada Allah yang mengawasi.
Firman Allah Swt. yang artinya: ”Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (TQS Luqman: 16)
5. Rutin menegakkan salat, berbuat baik da sabar
Ajak anak melaksanakan salat secara sempurna dan konsisten, Bagi anak laki-laki ajak salat berjamaah di masjid sehingga menjadi kebiasaan. Ajarkan agar selalu berbuat baik dan tidak membiasakan diri dengan keburukan. Bahkan diajarkan keberanian untuk mencegah kemunkaran. Lalu sikap sabar terhadap apa yang menimpa.
Firman Allah Swt. yang artinya: “Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (TQS. Luqman: 17)
6. Rendah hati dan tidak sombong
Ajarkan anak-anak agar memiliki sikap rendah hati. Tidak angkuh, ramah dan tidak sombong. Baik kepada saudaranya, kerabat, guru, tetangga maupun teman-teman bermainnya. Selalu tanamkan bahwa menjadi anak yang baik akan selalu membawa kebaikan.
Firman Allah Swt. yang artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (TQS. Luqman: 18)
Demikian inspirasi untuk para ayah agar menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anaknya.(*)