Awal Tahun Dilanda Musibah Saatnya Muhasabah
Oleh: Neno Salsabillah
(Revowriter Serang)
MuslimahTimes.com – Sabtu sore, Gunung Semeru di kabupaten Lumajang dan Malang Jawa Timur meletus dan memuntahakan awan panas. (16 Januari 2021). Sebelumnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu banjir pun melanda Kalimantan Selatan dengan instensitas air yang cukup tinggi sejak Kamis (14/1). Ketinggian air bervariasi hingga mencapai satu meter lebih. Dikabarkan bahwa banjir tersebut disebabkan intensitas hujan yang sangat lebat dalam beberapa hari terakhir ini, sehingga sungai tidak dapat menampung debit air. Banyak rumah-rumah yang terendam. Dari video yang beredar, mobil-mobil dan kendaraan lainnya pun hanyut terbawa banjir karena derasnya air dan ketinggian air yang cukup tinggi.
Kabid Humas BNPB, Rita Rosita Simatupang mengatakan, sebanyak 21.990 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Tanah Laut. Mereka saat ini sedang mengungsi di lima titik pengungsian.(merdeka.com)
Belum surut banjir di Kalimantan Selatan, tejadi gempa di Sulawesi Barat dengan jumlah korban sebanyak 9 orang berasal dari Kabupaten Majene, sementara di Mamuju berjumlah 47 korban. Selain itu, ada 637 korban luka di Kabupaten Mejene. Rinciannya, 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan. Di Kabupaten Mamuju, 189 orang mengalami luka berat dan rawat inap.(Tempo.co)
Gempa dengan kekuatan 6,2 Skala Richter mengguncang dengan puluhan kali gempa susulan yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya tsunami. Sehingga warga di sekitarnya pun segera mengungsi.
Bukan hanya bencana alam, namun duka juga menyelimuti umat Musli, yakni dengan wafatnya beberapa ulama di Indonesia. Karena kepergian para ulama bukan sekadar ditinggalkan sosoknya namun dengan wafatnya ulama, berarti Allah telah mulai mengangkat ilmu dari manusia.
Menyikapi Musibah
Musibah apa pun, termasuk gempa bumi, merupakan bagian dari qadhâ’ Allah Swt. Ini yang harus kita imani. Seperti dalam firman-Nya :
Katakanlah, “Tidak akan pernah menimpa kami melainkan apa yang memang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah Pelindung kami.” Karena itu hanya kepada Allahlah kaum Mukmin harus bertawakal.” (TQS at-Taubah [9]: 51).
Karena itu dalam menghadapi musibah apapun yang tak bisa ditolak, setiap Muslim harus bersikap positif, yaitu dengan cara:
Pertama, selalu bersikap sabar. Kesabaran ini harus terus dipupuk dan dipelihara. Sebab Allah Swt memang akan menguji sejauh mana kesabaran para hamba-Nya. Orang-orang yang sabar inilah yang kemudian Allah Swt gembirakan.
Seperti dalam firman-Nya :
“Gembirakanlah orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lilLâhi wa innâ ilayhi râji’ûn.” Mereka itulah yang bakal mendapat keberkahan dan rahmat dari Tuhan mereka. Mereka pula yang bakal mendapat petunjuk.” (TQS al-Baqarah [2] : 155-157).
Kedua, dengan senantiasa lapang dada/rida selain bertawakal dan mengembalikan semuanya kepada Allah Yang Mahakuasa. Rasul Saw. bersabda:
“Tidaklah seorang hamba ditimpa musibah lalu ia berkata, “Inna lilLâhi wa innâ ilayhi râji’ûn (Sungguh kami adalah milik Allah dan kepada Dialah kami kembali), ya Allah, berilah aku pahala karena musibahku ini, dan berilah aku pengganti yang lebih baik dari musibah ini,” kecuali Allah memberi dia pahala dalam musibahnya dan mengganti musibah itu dengan yang lebih baik untuk dirinya.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibn Majah).
Oleh karena itu, musibah yang terjadi haruslah menumbuhkan kesadaran dan keberanian untuk meluruskan segala hal yang salah, keberanian untuk melakukan perbaikan atas berbagai kerusakan (fasad) yang ada, serta keberanian mengakhiri dan meninggalkan sistem rusak buatan manusia, yakni ideologi dan sistem sekularisme-kapitalisme.
Umat harus bangkit dengan ketaatan. Wujudnya adalah tunduk dan patuh menjalankan dan menerapkan hukum-hukum dan syariah-Nya secara total di muka bumi. Segera mengganti sistem rusak itu dengan ideologi dan sistem yang benar, yang telah Allah Swt telah turunkan. Itulah ideologi dan sistem Islam. Itulah akidah dan syariah Islam yang memang wajib diterapkan di dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahualam.