Oleh. Mariyam Sundari
(Jurnalis Ideologis, Kontributor Muslimahtimes.com)
Muslimahtimes.com– “Ya Allah, saya baru tahu, Islam itu sebenarnya seperti ini.” Sambil membaca ayat (Q.S Ar-Ra’d: 11). “Melihat kang Hary (Kakak kandung), kok bisa kakak saya istikamah dan tenang, lihat wajahnya bercahaya kenapa aku enggak bisa?” ujar Abah Moekti panggilan akrabnya, lewat video memberikan keterangan saat wawancara pada Senin, 5/6/2023.
Abah Moekti mengenal dakwah sejak tahun 1997, terinspirasi dari kakak kandungnya Hary Moekti (penyanyi rocker) yang bertobat tahun 1995. Di tahun itu, Abah mendapatkan kontrak rekaman bersama Slogi Band di Granada record, merupakan waktu show yang sangat berharga dan juga persaingannya antara Abah dan Kakak kandungnya Harry Moekti, sedang tinggi sekali. “Gitu saya ambil jalur kakak saya,” papar Abah dengan senyum simpulnya.
Ibu Tercinta Mendukung Hijrah
Akhirnya di tahun 2002 ada panggilan syuting album ke empat, Abah mendengar ada kabar ibu sakit tepatnya di hari Rabu. “Hari Rabu itu juga saya pulang ke Bandung terus masuk ke rumah sakit. Masuk ruang ICU, saya melihat ibu saya kok kayaknya enggak sakit, hanya melihat EKG yang aneh 57, yang seharusnya 58,59,60 tapi faktanya tidak seperti itu,” cerita Abah dengan penuh keyakinan.
Ada titik nol di hari Kamis, Abah merasa ada perasaan tidak enak. “Ini saya harus meminta maaf kepada Ibuku,” kata Abah penuh harap. Pada hari pertama sampai hari terakhir Jum’at tetap Abah meminta maaf kepada ibu dan meminta doa supaya kehidupan ini mendapatkan perlindungan Allah Swt, dan dimudahkan rezekinya. “Alhamdulillah ibu memaafkan,” dengan semangat Abah memaparkan.
“Aku maafkan, aku maafkan. Insya Allah, kamu suami yang hebat buat istrimu, kamu harus jaga istrimu,” kata ibu kepada Abah. Ibu menyuruh untuk salat Jum’at, Abah tetap tak henti-hentinya meminta maaf kepada ibu. “Sudah berhenti kamu nyanyi,” kata ibu sambil menepuk kepala Abah.
Ketika Abah mengucapkan
“Assalamualaikum”, dan berbalik. “Nah, ibu saya seperti begini,” ucap Abah dengan memperagakan menelungkupkan tangan. Tiba-tiba IKG satu garis berbunyi. “Ya Allah, doaku terkabul. Saya meminta kepada Allah, di waktu jeda salat Jum’at. Ya Allah jangan engkau cabut nyawa ibuku dengan perasaan pedang yang sakit mengiris tubuh. Aku enggak ikhlas ya Allah,” Abah berdoa dengan penuh keyakinan.
Allah Swt, membuktikan pada waktu hari Jum’at ibu Abah dicabutnya oleh Allah, tanpa rasa sakit. “Ini yang membuat saya terpukul, bahkan tak bisa move on sampai enam bulan. Karena setiap hari saya ingat ibu, saya menangis sampai tidak bisa meneruskan rekaman. Sampai pada akhirnya mengenal Islam.”
Hijrah Total
Terakhir Abah hijrah pada tahun 2002, puncak hijrahnya adalah di tahun 2003 semua kepunyaan, harta, dihabiskan. Termasuk juga pakaian-pakaian show, sepatu, dan jaket kulit. “Alhamdulillah, saya sudah tidak punya apa-apa lagi,” papar Abah Moekti, dengan penuh keyakinan akan ada jalan.
Sebagai manusia Abah berpikir, untuk apa hidup dan untuk apa manusia diciptakan. Buat apa hidup uang banyak, tapi tidak ada berkahnya sama sekali. Akhirnya keputusan di tahun 2023, Abah bertanya kepada Istri. “Kamu siap hidup miskin,” kata Abah, “Insya Allah,” jawab istri Abah. Setelah itu, istri ambil air wudu, di waktu Zuhur dan beliau sujud syukur. Bahkan, terdengar doa istri. “Alhamdulillah, ya Allah, suamiku telah kembali ke jalan-Mu”.
Ternyata selama ini, istri Abah lebih islami. Alhamdulillah, sampai hari ini Abah tetap berkolaborasi dengan istri. “Istriku begitu luar biasa,” dengan penuh semangat Abah mengucapkan.
Tantangan Hijrah
Sebagai mantan penyanyi rocker, Abah menyadari bahwa di dalamnya banyak sekali maksiat dunia. Setan juga ada di mana-mana. Abah tahu sekali dunia malam itu seperti apa. Dengan hijrah usahanya menjadi hancur, perhiasan satu ransel sampai Abah buang di kali Citarum Raja Mandala. “Saya buang, sudah habis total semua miskin”.
Bahkan, Abah dan keluarga pernah mengalami makan nasi aking. “Kalau mengingat itu, hati ini rasanya teriris-iris. Namun, siapa saja yang berada di jalur yang benar, pasti Allah, akan menguji kita dulu,” dengan mata berkaca-kaca Abah mengenang awal mula hijrahnya.
Rintangan Abah setelah hijrah itu sangat banyak, Alhamdulillah dihina karena miskin, suara bagus jualan roti dibilang gilanya banyak sekali. Ketika berbicara benar, dan orang tahu Abah enggak benar dulunya, dibilang sok ustaz, sok islami. “Yang penting saya ustaz daripada sok kafir, kan gitu,” canda Abah penuh tawa.
Pesan Dakwah Abah
Abah berpesan kepada teman-teman, khususnya pengemban dakwah. Baiknya selalu menyiarkan dan mengulang-ulang mengirim konten-konten yang positif. Juga tetap semangat dakwah dan istikamah dalam kehidupan. Jangan pernah merasa sendiri, bahwa dirimu itu sebetulnya sangat diharapkan oleh umat. Maka berlombalah dalam berdakwah yang hebat dan jangan baper. Tapi menjadi berperan yaitu membawa perubahan untuk umat ini.
Abah mempunyai harapan dan cita-cita, terkait dakwah dan kebermanfaatan untuk umat yang ingin diraih dalam waktu dekat. Cita-cita Abah di usia yang ke 56 tahun saat ini, berarti sisa hidup tujuh tahun ke depan. Mudah-mudahan di masa tujuh tahun hidup Abah ini, ingin menyaksikan tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Abah adalah salah satu yang ada di dalamnya.
“Saya menjadi pemain, bukan penonton. Maka, dirimu tidak boleh jadi penonton, jadilah kamu pemain seperti diriku ini,” pungkas Abah menutup kesimpulan bermanfaatnya terhadap semua pembaca.[]
True Story
*Cerita ini diambil dari kisah nyata seorang artis penyanyi Rock bernama Moekti Chandra (Abah Moekti) adik dari Sang Rocker Harry Moekti (Almarhum) yang menempuh jalan hijrah mengikut jejak kakaknya secara totalitas, Barakallahu.*
*Semangat dakwah.*