Oleh. Mariyam Sundari (Jurnalis Ideologis, Kontributor Muslimahtimes.com)
Muslimahtimes.com–Di dalam Al-Qur’an antara surah yang satu dengan surah yang lainnya sangatlah berkaitan erat hubungannya. Mungkin ada sebagian orang yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu, tidak memiliki urutan yang jelas seperti tidak beraturan.
Tapi, jika mau mendalami ternyata ayat-ayat dalam Al-Qur’an memiliki urutan satu kesatuan yang sangat sistematik. Maksudnya, memiliki hubungan korelasi antar ayat. Juga antara ayat satu, dua, tiga, dan seterusnya sampai akhir bahkan sampai 114 surah itu, dari Rasulullah saw, yang disampaikan oleh malaikat Jibril, dari Allah Swt.
Ayat-ayat dalam Al-Qur’an semuanya penting. Namun, ada ayat yang sangat penting dan perlu diperhatikan, yaitu surah pembuka (Al-Fatihah) pada ayat keenam. Allah Swt.berfirman: _Ihdinas sirathal mustaqim._ Artinya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Ayat ini, sering dibaca oleh muslim setidaknya minimal 17 kali dalam salat.
Makna Al-Fatihah Ayat Keenam
Perlu kita ketahui bahwa makna dalam surah pembuka yaitu Al-Fatihah ayat keenam ini, mengandung makna doa yang senantiasa selalu dipanjatkan setiap muslim pada saat mengerjakan salat, yaitu memohon kepada Allah Swt untuk diberikan petunjuk ke arah jalan yang lurus. Ini merupakan permohonan yang selalu diharapkan oleh setiap muslim.
Lalu, Allah mengabulkan permohonan doa tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam surah selanjutnya yaitu surat Al-Baqarah pada ayat kedua, Allah Swt berfirman: _Zalikal kitabu laa raiba fiih, hudalilmutataqiin._ Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. Jadi, sebenarnya Al-Qur’an inilah yang diberikan oleh Allah sebagai petunjuk bagi umat manusia untuk memperoleh jalan yang lurus, dan Allah menginginkan supaya manusia menjalankan petunjuknya dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan.
Allah Swt sudah memberikan petunjuk kepada umat manusia yaitu berupa Al-Qur’an. Oleh sebab itu, ada kewajiban bagi umat, khususnya muslim, untuk selalu mengamalkannya, baik itu membaca, memahami, serta menerapkannya baik itu di dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat sampai negara semua aturan harus berdasarkan perintah Allah dan petunjuk-Nya, yaitu berupa Al-Qur’an.
Jangan Dusta terhadap Petunjuk
Kita sebagai umat manusia memohon petunjuk. Lalu, Allah sudah memberikan petunjuk berupa Al-Qur’an. Tapi, terkadang masih banyak manusia yang tidak mau mengamalkannya. Berarti ayat doa yaitu pada ayat keenam dalam surah Al-Fatihah yang setiap hari diucapkan di dalam salat kita itu merupakan perkataan dusta.
Seperti misalnya, Allah Swt memerintahkan kepada umat manusia untuk selalu mencari rizki yang halal lagi tayibah. Namun, kebanyakan manusianya justru masih banyak mencari rizki untuk menafkahi keluarga dengan cara yang haram. Dengan berbuat curang dalam berdagang misalnya, kemudian menipu orang, termasuk menipu rakyat seperti tindakan korupsi di negeri ini. Namun, sungguh disayangkan uang haram yang dihasilkan tersebut tak ubahnya dipakai untuk menafkahi keluarga.
Begitupun perintah-Nya yang lain dalam Al-Qur’an, seperti kewajiban salat, puasa di dalam bulan Ramadan, zakat fitrah dan lain sebagainya. Tapi, nyatanya masih banyak muslim yang mampu yang tidak sedang berhalangan untuk melaksanakannya, mereka tidak mengerjakan. Saat bulan Ramadan tiba ternyata masih banyak muslim yang tidak mau berpuasa. Bahkan, secara terang-terangan dan tidak malu menjalankan aktivitas makan di tempat umum yang banyak dilihat khalayak ramai.
Oleh sebab itu, pentingnya menjadi muslim sejati yang terus mengikuti petunjuk Allah Swt. Karena untuk membuktikan bahwa setiap hari di dalam salat, kita selalu memanjatkan doa kepada Allah supaya diberikan petunjuk-Nya. Jadi, setelah Allah berikan ya, harus siap untuk mengamalkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam menjalankan semua roda dalam kehidupan. _Wallahu’alam._[]