Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2023
  • August
  • 23
  • Krisis Air di Negeri Kaya Mata Air

Krisis Air di Negeri Kaya Mata Air

admin.news 23/08/2023
WhatsApp Image 2023-08-23 at 19.47.04
Spread the love

Oleh.  Ranita

Muslimahtimes.com–“Kaum muslim berserikat dalam tiga hal: air, rumput, dan api. Dan harganya adalah haram”. Demikianlah salah satu sabda Rasulullah saw. yang diabadikan dalam kitab hadis Sunan Ibnu Majah nomor 2463. Tak hanya itu, dalam hadits Abu Daud nomor 3016, Rasulullah juga mensabdakan hal senada. Imam As-Sakhrasyi dalam kitabnya, Al- Mabsuth menjelaskan bahwa di dalam hadis tersebut terdapat penetapan berserikatnya muslim dan nonmuslim dalam tiga hal tadi. Pemanfaatan air, padang rumput, dan api adalah untuk kepentingan seluruh manusia. Haram hukumnya memonopoli air yang mengalir, padang rumput termasuk hutan, dan juga sumber energi. Karena semua hal itu adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh rakyat banyak, maka status kepemilikannya adalah milik umum.

Sayangnya, keharaman memonopoli sumber air ini tidak dihiraukan oleh penguasa kaum muslim, termasuk di Indonesia. Perselingkuhan oligarki-korporasi menyebabkan beberapa sumber mata air diizinkan untuk dikelola dan dikuasai perusahaan air minum dalam kemasan yang notabene adalah perusahaan swasta asing. Jika dikuasai perusahaan swasta dalam negeri saja haram, apalagi asing. Penguasaan sumber air oleh swasta menyebabkan rakyat tak bisa lagi menikmati air bersih tersebut tanpa membayar. Padahal saat ini, banyak wilayah Indonesia yang sedang mengalami krisis air bersih.

Krisis Air Bersih Melanda Indonesia

Fenomena kekeringan selama kemarau telah melanda Indonesia sejak Juni 2023. Masyarakat di daerah terdampak terancam mengalami krisis air bersih. Puncaknya pada Agustus ini, 58 desa di 15 kecamatan di kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menderita kekeringan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Grobogan, Endang Sulistyoningsing mengatakan bahwa bantuan 924.000 liter air telah disalurkan ke 48 desa (kompas.com, 16/8/2023). Artinya, ada 10 desa yang penduduknya belum terjangkau air bersih.

Tak hanya di Jawa Tengah, warga desa Ciburuy, kecamatan Padalarang, kabupaten Bandung Barat juga mengalami krisis air bersih sejak sebulan belakangan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga sampai harus membeli air (detik.com, 16/8/2023).

Fenomena Alam Kembali Jadi Kambing Hitam

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa fenomena kekeringan ini rata-rata akan melanda wilayah Indonesia bagian selatan. Curah hujan di wilayah ini diperkirakan di bawah 50 milimeter per 10 hari selama sebulan ke depan. Data pemetaan bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga 2 Agustus 2023 menyebutkan bahwa pada tahun ini setidaknya telah terjadi 45 kejadian bencana kekeringan. 30 di antaranya terjadi pada Juli-Agustus (kompas.id, 10/8/2023). Rendahnya curah hujan di wilayah selatan Indonesia terjadi karena musim kemarau dan diperparah fenomena El Nino yang memicu panas ekstrem pada Agustus-Oktober 2023.

Secara astronomis, Indonesia terletak diantara garis khatulistiwa. Dan secara geografis, berdekatan dengan Samudra Pasifik. Karena berada di antara khatulistiwa, Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim, hujan dan kemarau. Saat suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur naik, maka tekanan atmosfer di Samudra Pasifik bagian barat meningkat dan menyebabkan terhambatnya pembentukan awan di wilayah lautan Indonesia bagian timur. Akibatnya, curah hujan di wilayah Indonesia menjadi rendah. Inilah mengapa, El Nino bisa memperparah kemarau dan menyebabkan kekeringan. Namun begitu, fenomena El Nino ini bisa diprediksi jauh-jauh hari. Dengan mitigasi bencana yang serius, dampak El Nino tentu akan lebih mudah diantisipasi.

Lumpuhnya Mitigasi Bencana

Kemarau dan El Nino telah membuka aib tidak seriusnya penyelenggara negara terhadap mitigasi sebelum bencana. Mitigasi sebelum bencana kekeringan bisa dilakukan dengan cara membuat dan memperbanyak resapan air, membuat waduk, memberikan perlindungan terhadap sumber air yang tersedia, dan memprioritaskan pemanfaatan sumber air tersebut.

Langkah-langkah mitigasi ini tentu tak bisa dilakukan sendirian oleh individu. Juga tak akan berjalan ideal jika hanya dilakukan sekumpulan masyarakat dengan swadaya. Mitigasi bencana hanya akan berjalan ideal jika negara turun tangan. Karena negaralah yang bisa menggerakkan seluruh komponen yang dibutuhkan, yakni eksplorasi dan proteksi sumber air, pendanaan, dan ekploitasi sumber air dengan jangkauan seluruh wilayah Indonesia.

Lumpuhnya mitigasi bencana kekeringan ini terjadi karena sistem ekonomi liberal yang diadopsi Indonesia. Sistem ekonomi liberal memperbolehkan swasta menguasai sumber daya apapun selama mereka mampu membelinya. Termasuk sumber air yang merupakan kepemilikan umum. Cara paling jitu untuk mengembalikan sumber air kepada rakyat, adalah dengan menerapkan kembali sistem ekonomi Islam yang ditopang dengan kekuatan sistem politik Islam. Jika sistem ekonomi liberal tak segera digantikan dengan Islam, maka kerugian yang diderita rakyat karena perselingkuhan oligarki-korporasi tak akan pernah terhenti. Allahu a’lam.

Continue Reading

Previous: Bisakah Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Hilang dengan PPKSP?
Next: Krisis Air di Tanah Air

Related Stories

Genosida Membuat Rakyat Gaza Merana, Islam Solusi Paripurna WhatsApp Image 2025-08-18 at 11.34.07

Genosida Membuat Rakyat Gaza Merana, Islam Solusi Paripurna

18/08/2025
Terjajah tapi Merasa Merdeka, Ironisme HUT RI ke-80 WhatsApp Image 2025-08-18 at 10.40.16

Terjajah tapi Merasa Merdeka, Ironisme HUT RI ke-80

18/08/2025
Memblokir Rekening “Nganggur”, Negara Mengabaikan Hak Rakyat WhatsApp Image 2025-08-18 at 10.20.37

Memblokir Rekening “Nganggur”, Negara Mengabaikan Hak Rakyat

18/08/2025

Recent Posts

  • Genosida Membuat Rakyat Gaza Merana, Islam Solusi Paripurna
  • Pendidikan Berkualitas adalah Hak Seluruh Rakyat
  • Kemerdekaan Hakiki bagi Seorang Muslim
  • Terjajah tapi Merasa Merdeka, Ironisme HUT RI ke-80
  • Memblokir Rekening “Nganggur”, Negara Mengabaikan Hak Rakyat

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Genosida Membuat Rakyat Gaza Merana, Islam Solusi Paripurna WhatsApp Image 2025-08-18 at 11.34.07

Genosida Membuat Rakyat Gaza Merana, Islam Solusi Paripurna

18/08/2025
Pendidikan Berkualitas adalah Hak Seluruh Rakyat WhatsApp Image 2025-08-18 at 11.13.16

Pendidikan Berkualitas adalah Hak Seluruh Rakyat

18/08/2025
Kemerdekaan Hakiki bagi Seorang Muslim WhatsApp Image 2025-08-18 at 10.48.28

Kemerdekaan Hakiki bagi Seorang Muslim

18/08/2025
Terjajah tapi Merasa Merdeka, Ironisme HUT RI ke-80 WhatsApp Image 2025-08-18 at 10.40.16

Terjajah tapi Merasa Merdeka, Ironisme HUT RI ke-80

18/08/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.