Oleh. Rut Sri Wahyuningsih
(Kontributor Muslimahtimes.com)
Muslimahtimes.com–Viral di dunia medsos perilaku seorang istri polisi sekaligus seleb TikTok yang tidak terpuji hingga menyeret nama suami bahkan hingga berakhir pemecatan jabatan suaminya. Adalah seleb TikTok Luluk Nuril atau Luluk Sofiatul Jannah, kasusnya memarahi anak magang di swalayan memang berakhir damai setelah dimediasi. Namun, jabatan suaminya, Bripka Nuril, sebagai Kanit Binmas Polsek Tiris dicopot.
Luluk mengaku kecewa dan marah dengan layanan yang dilakukan siswi pegawai magang di swalayan. Sekaligus merasa diremehkan oleh pegawai magang setelah mengambil pakaian anak kecil dengan jumlah banyak. Dalam video di postingan lainnya, Luluk juga menyebut siswi pegawai magang tersebut dengan kata ‘babu’. Sontak videonya menuai protes netizen.
Ya, bagaimana kacaunya dunia hari ini, ternyata masyarakat masih memiliki nilai norma yang sama bahwa sopan santun atau unggah-ungguh (Jawa.pen) adalah mata uang yang berlaku di mana saja. Baik buruk, sopan kurang adab dan nilai-nilai lainnya masih menjadi patokan bagi masyarakat menilai perilaku seseorang, tanpa peduli apa pun agamanya.
Ada pula peribahasa masyhur, “di mana kaki berpijak di situ tanah di junjung”. Artinya, setiap wilayah dengan masyarakatnya memiliki budaya sendiri yang sudah mereka anggap sebagai urf ( kesepakatan). Dalam adat Jawa pun berlaku “Ojo dumeh” alias jangan mentang-mentang. Paras, pangkat, dan derajat sejatinya hanyalah penampilan luar, derajat seseorang tidak ditentukan oleh tampilan luar.
Apakah jika Anda seorang istri pejabat, atau polisi, memiliki kekayaan tak terhitung, circlenya komunitas sultan dan lainnya ada alasan yang bisa dibenarkan untuk merendahkan yang lain? Bilal bin Rabah seorang budak ternyata Rasulullah mengabarkan jika beliau mendengar terompahnya berderak di surga, mengalahkan Abu Jahal yang memiliki kedudukan mulia di antara kaum Quraisy. Padahal tak ada yang berani membantah perintahnya, bahkan hartanya bisa digunakan membeli 1000 Bilal.
Peristiwa seleb TikTok ini memberi banyak pelajaran kepada kita, di antaranya bagaimana seorang wanita berperilaku ketika di ranah umum, berikutnya apa saja amalan bagi perempuan ketika ia telah resmi menjadi istri seseorang, dan ketiga bagaimana jika penyuasanaan ketakwaan komunal itu ada dan penyelenggaranya adalah negara.
Dan inilah kenyataannya ketika Islam hanya digunakan sebagai pengatur ibadah ritual, rutinitas seseorang setiap harinya. Padahal Islam sangat luas dari sekadar itu. Islam adalah solusi atas seluruh problematika umat.
Ketika berbicara interaksi sosial bagi wanita, Islam membahasnya secara detail dan komprehensif, artinya tidak mengikuti tren feminisme, gender maupun Hak Asasi Manusia. Sebab Islam tak memiliki itu semua, semuanya adalah pemikiran asing yang tidak pernah ada dalam Islam. Perempuan adalah manusia yang patut dijaga kerhormatannya. Maka, turunlah perintah menutup aurat sempurna, memilah jenis pekerjaan yang tidak mengeksploitasi kecantikan maupun kemolekan tubuh, meminta izin suami jika sudah berumah tangga dan lainnya.
Islam juga mengatur banyak hal terkait peran istri dan suami, jika diberikan kekhususan terkait wiladah ( melahirkan) , persusuan (rodhoah) dan pengasuhan (hadhanah) kepada wanita, bukan berarti derajatnya lebih tinggi atau lebih rendah dari pria. Justru inilah amanah istimewa wanita dengan penciptaan dirinya yang seratus persen berbeda dengan pria, berikut potensinya untuk perubahan masyarakat.
Dengan Islam, segala perilaku tidak terpuji akan dimusnahkan diganti dengan penghambaan kepada Allah. Kesenjangan sosial yang memunculkan sikap arogan juga akan hilang dengan kesejahteraan dari pengaturan ekonomi Islam. Tak ada lagi “Ojo dumeh” , sebab setiap insan akan senantiasa diingatkan dunia fana, sementara akhirat adalah abadi. Wallahu a’lam bish showab.