Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2024
  • May
  • 6
  • Buruh Sengsara, Kaum Korporat Bahagia

Buruh Sengsara, Kaum Korporat Bahagia

admin.news 06/05/2024
IMG-20240506-WA0011
Spread the love

Oleh. Moni Mutia Liza, S.Pd

(Pegiat Literasi Aceh)

Muslimahtimes.com–Kapan buruh dapat hidup sejahtera? Begitulah pertanyaan ini muncul akibat nasib buruh yang kian terpinggirkan. Setiap tahunnya tepatnya 1 Mei diperingati Hari Buruh Internasional. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa persoalan buruh sampai detik ini tidak terselesaikan. Tuntutan buruh setiap kali demo adalah menjamin kelayakan upah dan jam kerja.

Aneh tapi fakta, negeri yang kaya akan SDA ini justru hidup rakyatnya melarat. Upah para buruh yang tidak memadai, di tambah jam kerja yang tidak manusiawi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata upah buruh/karyawan/pegawai secara nasional Rp2,94 juta per bulan di tahun 2023. Sedangkan upah buruh nasional yang tertinggi di tahun 2023 berasal dari real estat yaitu Rp4,82 juta. (databoks.katadata.co.id/09/05/23).

Dengan upah yang demikian, bisa dibayangkan bagaimana pemenuhan kebutuhan yang harus dicukupi oleh para buruh seiring dengan meroketnya harga pangan, belum lagi biaya pendidikan, kesehatan yang tidak murah harganya. Wajar akhirnya para buruh menuntut kenaikan upah, pasalnya upah tersebut tidak mencukupi kebutuhan mereka dan keluarganya. Terlebih upah yang diberikan tidak sesuai dengan pengorbanan para buruh dengan jumlah jam yang berat yaitu 40 jam per minggu.

Miris, Sumber daya alam melimpah, tetapi pengangguran semakin bertambah. Belum usai masalah buruh yang kehilangan haknya. Diperparah dengan 69 persen perusahaan di Indonesia mengambil sikap untuk menyetop perekrutan karyawan baru. 67 persennya merupakan perusahaan besar. Bahkan di tahun 2023 sebanyak 23 persen perusahaan di tanah air melakukan PHK. (cnnindonesia.com/26/04/24)

Kengerian ini semakin menjadi-jadi seiring dengan perkembangan teknologi yang serba bisa dan canggih, sehingga dimungkinkan dimasa yang akan datang berbagai perusahaan akan memilih menggunakan tenaga robot atau mesin daripada tenaga manusia. Tantangan berat ini tentunya harus disikapi dengan bijaksana dan terperinci agar masyarakat tetap sejahtera meskipun teknologi mulai menggantikan peran manusia di beberapa pekerjaan tertentu.

Kegagalan negara dalan mensejahterakan masyarakat sejatinya bermula saat menyerahkan urusan ekonomi, perpolitikan, ketahanan negara kepada pihak asing, mengikuti arahan asing, dan tunduk kepada kepentingan asing. Maka wajar segala macam bahan tambang besar yang sejatinya sangat menguntungkan negara dan rakyat justru di rampok oleh perusahaan asing.

Bahan mentah yang dibeli dengan harga murah di Indonesia, lalu dikelola oleh pihak asing di negaranya, kemudian dijadikan produk berharga dan dijual dengan harga yang berkali lipat mahalnya ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Padahal bila bahan tambang tersebut dikelola oleh negara maka akan mampu membuka lapangan kerja yang cukup besar dan menguntungkan masyarakat.

Lagi, yang diuntungkan dalam sistem kapitalisme adalah kaum pemilik modal. Pasalnya berbagai macam sumber kekayaan alam boleh dikuasai oleh swasta atau individu. Hal ini dijamin oleh negara akan kepemilikan umum yang dikuasai oleh individu atau sekelompok orang.

Padahal SDA yang melimpah ini dapat menghidupi jutaan manusia hingga 70 keturunan, begitulah kayanya negeri ini, tetapi dikuasai oleh segelintir orang saja.

Islam agama yang paripurna tidak menghalalkan kepemilikan umum menjadi milik individu. Justru dalam sistem pemerintahan Islam semua SDA harus dikelola oleh negara dan memberikan maslahat sebesar-besarnya bagi rakyat dari hasil pengelolaan SDA tersebut. Negara yang berlandaskan pada syariat Islam membuka pintu lapangan pekerjaan seluas-luasnya serta memberikan modal kepada rakyat agar membangun usaha yang mencukupi kebutuhannya dan keluarga.

Begitu pula halnya terkait upah, Islam menentukan upah berdasarkan akad kerja dengan sifat keridaan, jika terjadi perselisihan upah antara majikan dan pekerja, maka khurabalah (pakar) yang menentukan besaran upah sesuai manfaat yang diberikan oleh pekerja, lama bekerja, jenis pekerjaan dan lain sebagainya.

Belum lagi dalam sistem Islam, negara menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, kesehatan hingga pendidikan yang gratis lagi murah tanpa mengurangi kualitas kesehatan dan pendidikan itu sendiri.

Bukan dongeng belaka, sistem Islam yang mewujudkan kesejahteraan ini terdapat dalam banyak buku sejarah. Sejatinya Islam mampu memecahkan seluruh problematika dalam kehidupan mulai dari individu hingga ketatanegaraan. Semua kesempurnaan sistem ini tidak lain karena berasal dari yang Maha Benar yaitu Allah Azza wa Jalla.

Sudah selayaknya sistem yang cemerlang ini kembali diterapkan. Dengan demikian segala bentuk kezaliman dan ketidakadilan dapat dihapuskan dari muka bumi ini. Wallahu’alam

Continue Reading

Previous: Ironi Negeri Kapitalis: Janji Manis Menyejahterakan Buruh Sekadar Teori Utopis
Next: KDRT semakin Menggila, Islam Solusinya!

Related Stories

Sudan Bergelung Nestapa, Dunia Menghitung Laba SDA WhatsApp Image 2025-11-18 at 21.07.58

Sudan Bergelung Nestapa, Dunia Menghitung Laba SDA

18/11/2025
Bunuh Diri Bukan Akhir Derita WhatsApp Image 2025-11-18 at 20.57.51

Bunuh Diri Bukan Akhir Derita

18/11/2025
Normalisasi yang Membutakan: Strategi Amerika Serikat Membungkam Gaza dengan Senyuman WhatsApp Image 2025-11-18 at 20.45.49

Normalisasi yang Membutakan: Strategi Amerika Serikat Membungkam Gaza dengan Senyuman

18/11/2025

Recent Posts

  • Sudan Bergelung Nestapa, Dunia Menghitung Laba SDA
  • Bunuh Diri Bukan Akhir Derita
  • Normalisasi yang Membutakan: Strategi Amerika Serikat Membungkam Gaza dengan Senyuman
  • Darurat Bullying terhadap Remaja, di Mana Peran Negara?
  • Kejamnya Bullying Mengubah Korban Menjadi Pelaku

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Sudan Bergelung Nestapa, Dunia Menghitung Laba SDA WhatsApp Image 2025-11-18 at 21.07.58

Sudan Bergelung Nestapa, Dunia Menghitung Laba SDA

18/11/2025
Bunuh Diri Bukan Akhir Derita WhatsApp Image 2025-11-18 at 20.57.51

Bunuh Diri Bukan Akhir Derita

18/11/2025
Normalisasi yang Membutakan: Strategi Amerika Serikat Membungkam Gaza dengan Senyuman WhatsApp Image 2025-11-18 at 20.45.49

Normalisasi yang Membutakan: Strategi Amerika Serikat Membungkam Gaza dengan Senyuman

18/11/2025
Darurat Bullying terhadap Remaja, di Mana Peran Negara? WhatsApp Image 2025-11-17 at 20.44.53

Darurat Bullying terhadap Remaja, di Mana Peran Negara?

17/11/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.