Oleh: Ita Husnawati
Muslimahtimes.com–Ketiadaan persatuan umat Islam dalam satu kepemimpinan, menjadikan kaum muslim di belahan dunia terjajah, baik secara fisik maupun nonfisik. Penjajahan secara fisik saat ini diantaranya dialami oleh saudara kita di Palestina.
Palestina masih berdarah. Dilansir dari news.detik.com, per 10 Juli 2024 korban yang terbunuh telah mencapai 37.084 jiwa dari penyerangan selama lebih dari 8 bulan, sedangkan korban yang terluka mencapai 84.494 orang. Jika kita rata-ratakan, lebih dari 4 (empat) ribu jiwa melayang di tangan zionis Israel setiap bulannya atau lebih dari 100 jiwa setiap harinya. Sedangkan yang terluka lebih dari 10 ribu orang setiap bulannya. Sungguh fakta ini sangat tidak pantas terjadi, sementara negeri muslim lainnya sebenarnya mampu menolong dengan kekuatan militer.
Lebih miris lagi, adanya tembok yang memisahkan Rafah dengan Mesir, kemudian nama Palestina telah dihapus dari sebagian besar peta pada buku teks sekolah di Arab Saudi.(www.detik.com, 10/06/2024). Di sisil lain, Arab Saudi menawarkan Haji gratis untuk warga Gaza, namun yang lebih dibutuhkan saat ini adalah menghentikan genosida dan mengembalikan Al Aqsha ke tangan umat Islam, karena hampir seluruh area tak luput dari serangan.
Gelombang aksi bela Palestina menggema di seluruh penjuru dunia,bahkan di negara-negara pendukung zionis Israel, para mahasiswa banyak berdemo di kampus-kampus ternama di AS, Inggris, Prancis, Australia, India, Kanada dan lainnya, sehingga pihak kampus ada yang mengerahkan polisi untuk menangkap para demonstran tersebut. Di media sosial viral hastag ‘All Eyes on Rafah’ sebagai bentuk dukungan terhadap penduduk Rafah.
Tertujunya mata dunia ke Rafah (bagian dari Palestina), jelas menunjukkan bahwa secara fitrah manusia tidak menyukai penjajahan, bahkan tentara Israel sendiri ada beberapa yang memilih bunuh diri ketika ditugaskan untuk perang di Gaza (Palestina). Jadi, hanya manusia yang menentang fitrahnya/hati nuraninya yang melakukan genosida.
Peperangan antara Palestina dan Zionis Yahudi sudah sering terjadi sejak tahun 1917 (www.cnbcindonesia.com, 25/11/23). Artinya sudah lebih dari 100 tahun yang lalu dan biasanya berakhir secara tidak permanen dengan gencatan senjata atau perdamaian, beberapa waktu kemudian biasanya meletus lagi, karena solusinya belum menyentuh akar masalah. Dilihat dari sejarah, sejak masa Rasulullah saw, Yahudi memang sering ingkar janji, sehingga Rasulullah saw bersikap tegas dengan menumpasnya atau mengusirnya ketika mereka mengingkari perjanjian yang sudah disepakati dengan institusi Islam.
Solusi yang tepat untuk mengakhiri penderitaan kaum muslim di Gaza dan yang lainnya adalah dengan menyatukan seluruh kekuatan kaum muslim di bawah satu komando, yaitu seorang Khalifah. Potensi kaum muslim di seluruh dunia sesungguhnya sangatlah besar, jumlah tentara dan persenjataan yang dimiliki setiap negeri muslim sangatlah banyak.
Data militer menurut laman World Population Review, sepuluh di antaranya Malaysia memiliki sekitar 1.113.000 personel militer aktif; Pakistan punya 654.000 personel militer; Iran punya 610.000; Mesir punya total 438.500 personel militer; Indonesia punya 395.500 personel militer; Turki punya 355.200 personel militer; Afghanistan punya sekitar 250.000 personel; Arab Saudi punya total 227.000 personel militer; Maroko punya total personel militer 195.800 orang; dan Irak memiliki 193.000 personel militer. Ini belum termasik paramiliter dan tentara cadangan (SINDOnews.com, 23/01/2024)
Dari sepuluh negara saja, jika kita gabungkan jumlah tentara aktif mencapai 4.432.000 personil. Kita bisa mengirimkan pasukan yang depannya di Rafah, belakangnya masih di wilayah yang lain. Ditambah semangat jihad kaum muslim sangat membara, karena mengetahui keutamaan mati syahid.
Namun ketika negeri-negeri muslim saat ini dipisahkan dengan sekat nasionalisme, maka yang terjadi seperti saat ini. Oleh karena itu, adanya institusi yang bisa menyatukan seluruh kaum muslim adalah perkara yang sangat urgen. Dengan adanya intstitusi ini, maka syariat Islam bisa diterapkan secara kaaffah dan disebarkan ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Allah sudah berjanji dalam Al-Quran:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. An Nuur [24]: 55)
Jadi, hanya dengan menegakkan institusi Islam (Khilafah), kaum muslim bisa kembali berkuasa di muka bumi, sebagaimana Rasulullah saw, Khulafaurrasyidin dan para Khalifah sesudahnya yang telah menyebarkan Islam hingga menguasai 2/3 dunia. Wallahu Alam.[]