Oleh. Ma’wah- Makassar
Muslimahtimes.com–Kabinet keamanan Israel telah merekomendasikan persetujuan gencatan senjata di Gaza dan perjanjian pengembalian sandera, menjelang rapat kabinet paripurna yang dijadwalkan pada Jumat (17/1/2025) malam. Hasil rapat itu diumumkan oleh kantor Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan. (tirto.id, 18 Januari 2025)
Kabinet Israel sempat menunda menggelar pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Netanhayu menuduh Hamas berupaya mengubah kesepakatan tersebut pada menit-menit terakhir. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ada “jalan buntu” yang tengah dicarikan jalan keluarnya. Blinken meyakini gencatan senjata akan tetap dimulai pada hari Minggu (19/01) sesuai rencana. BBC NEWS Indonesia, 20 Januari 2025.
Tidak berlebihan jika perjanjian gencatan senjata ini disebut-sebut sebagai kemenangan rakyat Gaza. Kita bisa lihat penjajahan yang terjadi di Palestina, antara kaum muslim di satu wilayah tanpa ada backingan tentara dari manapun dengan Zionis Israel yang memiliki backingan negara adidaya seperti Amerika Serikat dan antek-anteknya. Kaum muslim dengan senjata dan logistik seadanya, ditambah tentara Zionis membunuh lebih dari 46 ribu warga sipil dan meluluhlantakkan sebagian besar kota.
Zionis tidak sanggup mematahkan semangat rakyat Gaza. Meski mereka menderita kelaparan, di bunuh, banyak pemimpin pejuang syahid, mereka tetap teguh dan mereka tetap mempertahankan tanahnya. Kaum muslim telah berhasil membuat pihak musuh panik dan putus asa.
Bahkan, dunia menyaksikan keimanan kaum muslim Gaza begitu mencengangkan. Mereka pantang tunduk meski pihak musuh telah melakukan kekejian luar biasa. Mereka tetap bersabar menahan segala derita disaksikan miliaran pasang mata manusia yang ada di seluruh penjuru dunia. Begitupun para mujahidnya, mereka tetap gigih melakukan perlawanan di tengah diamnya para pemimpin muslim dengan jutaan tentara yang dimilikinya.
Banyak yang berpikir bahwa “solusi dua negara” menjadi solusi paling realistis bagi penyelesaian masalah palestina. Menurut mereka, implementasi solusi dua negara yang sesuai dengan parameter internasional, yakni berupa gencatan senjata dan pengakuan atas kemerdekaan Palestina, akan menjadi jalan terbaik untuk menciptakan perdamaian yang abadi.
Indonesia termasuk negara yang selama ini concern menyerukan perdamaian sekaligus mendorong solusi ini bisa direalisasika. Hal tersebut kembali ditegaskan Menlu pada kabinet baru, Sugiono, saat berpidato dalam acara PPTM 2025 di Kemlu RI, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Gagasan “solusi dua negara” sejatinya adalah gagasan klise yang terus digaungkan negara-negara adidaya untuk melanggengkan kepentingan politik dan ekonomi kapitalisme mereka di kawasan yang menjadi jantung negeri-negeri Islam.
Gaza saat ini telah menjadi kuburan bagi perempuan dan anak-anak. Dengan skala pembantaian massal yang tak terbayangkan, ribuan anak dan bayi terbunuh, ribuan lainnya menjadi yatim piatu, bom fosfor putih yang membakar kulit dijatuhkan ke sekolah, bayi-bayi di inkubator kekurangan oksigen akibat pengepungan brutal tersebut.
Tsunami penderitaan manusia berada di luar imajinasi nalar kita, kita tumbuh besar dengan mendengarkan kisah Nakba yang memilukan. Namun sekarang kita menyaksikan Nakba secara langsung di layer Handphone kita sendiri. Majelis Umum PBB telah mangadopsi 140 resolusi yang mengecam entitas Zionis sejak tahun 2015. lebih dari dua kali lipat resolusi yang menentang negara predator lain jika digabungkan. Namun apa prestasi Majelis Umum PBB?, PBB bahkan tidak mau melindungi sekolah, tempat pengungsian, dan stafnya di Gaza.
Sumber medis melaporkan bahwa angka korban terus meningkat, meskipun sebelumnya pada Rabu Januari 2025 malam, Hamas dan Israel mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan gencatan senjata. Akan tetapi serangan baru Israel menewaskan sedikitnya 82 orang dalam beberapa jam terakhir. Dilansir Al jazeera, serangan udara Israel pada malam Rabu menargetkan sebuah rumah di dekat Gedung Serikat Insinyur di Kota Gaza, utara Jalur Gaza, yang menewaskan 18 orang. Pertahanan Sipil Palestina melaporkan 12 jenazah dari lingkungan Sheikh Radwan. Di Gaza tengah, lima orang juga dilaporkan tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang menghantam sekelompok orang di daerah Karaj, kamp Bureij. Gaza, VIVA, Kamis, 16 Januari 2025.
Pelanggaran terhadap gencatan senjata itu sebenarnya bukan saat ini saja. Misalkan dalam perang Gaza, dalam kondisi gencatan senjata pada 3 Agustus 2014, entitas Zionis Yahudi melakukan serangan dan menghancurkan sekolah PBB di Rafah, Gaza. Pun pada tahun 2018-2019 dan 2021, yahudi juga melakukan pelanggaran gencatan senjata. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 100, sudah menjelaskan karakter umum dari orang-orang yahudi ini bahwa mereka adalah orang-orang yang suka berkhianat terhadap perjanjian yang mereka buat sendiri. Penghianat Yahudi terjadi sejak masa Rasulullah saw . Hingga sekarang ini.
Gencatan senjata bukanlah solusi menyeluruh bagi Palestina, sebeb gencatan senjata tidak menghentikan kebiadaban penjajah Yahudi dalam arti kapanpun Yahudi bisa kembali melakukan serangan meski harus melanggar gencatan senjata lagi. Disisi lain gencatan senjata patut kita syukuri. Kaum muslim Palestina khususnya Gaza bisa bernafas lega. Setelah horor okupasi dan genosida berlangsung 469 hari sejak 7 Oktober 2023. Namun, kita harus punya pemahaman juga bahwa ini sifatnya sementara karena akar persoalan yang sebenarnya masih ada.
Upaya sesungguhnya dalam menyelesaikan persoalan Palestina adalah dengan mengusir penjajah Yahudi dari tanah Palestina. Masalah Palestina bukan sekadar perang melawan entitas penjajah Yahudi, tetapi juga berarti perang dengan negara-negara kafir imperialis yang ada di belakangnya.
Kaum muslim perlu bersatu untuk menghasilkan kekuatan yang maksimal dan berjuang mewujudkan solusi hakiki atas penjajahan terhadap kaum muslim. Umat harus menyakini kemenangan adalah milik umat Islam dan pujian hanya milik Allah. Kemenangan akan datang atas pertolongan Allah. Oleh karena itu, jalan perjuangan wajib sesuai tuntunan Allah dan tidak menyerahkan urusan pada musuh-musuh Allah.